Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia mendapatkan pinjaman bilateral sebesar AUD 1,5 miliar atau setara Rp 15,3 triliun (kurs 10.246 per AUD) dari Australia. Pinjaman ini diberikan Australia sebagai bantuan dalam pengelolaan fiskal di Tanah Air, sekaligus sebagai respon untuk menghadapi pandemi Covid-19
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyadari kondisi pandemi saat ini memang tidak mudah. Namun di satu sisi instrumen fiskal menjadi salah satu kebijakan yang paling penting ketika masyarakat dan rakyat terpukul oleh pandemi Covid-19 baik di bidang kesehatan, sosial, maupun ekonomi.
"Kami mendiversifikasi dan dukungan Australia memberikan pinjaman 1,5 miliar Dolar Australia untuk Indoensia salah satu dari jenis dukungan yang sangat kami hargai, benar-benar menyediakan ruang untuk pabrikan sekaligus menstabilkan risiko kami," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (12/11).
Advertisement
Dia mengatakan, melalui pinjaman bilateral tersebut pemerintah Indonesia tidak hanya dapat mengatasi Covid-19, membantu lini bisnis, hingga UMKM, tetapi yang terpenting juga menjaga keamanan dan kesinambungan ruang fiskal.
"Menghargai dukungan dari Australia dan berharap untuk pulih baik dari covid sehingga kita dapat melihat satu sama lain secara fisik," katanya.
Tak lupa, Bendagara Negara itu juga mengapresiasi atas komitmen dan kemitraan berkelanjutan hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia. Menurutnya, di tengah kondisi pandemi Covid-19 penting sekali untuk melakukan kerjasama yang erat.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Satgas: Wilayah Zona Merah Covid-19 Meningkat Signifikan
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, mengatakan jumlah kabupaten dan kota yang berstatus zona merah atau berisiko tinggi terhadap Covid-19 meningkat.
Pekan lalu masih 19, kini naik menjadi 27 kabupaten dan kota. Ini merupakan perbandingan untuk periode 4 sampai 10 November 2020 dengan 28 Oktober sampai 3 November 2020.
"Pada pekan ini terjadi peningkatan signifikan pada zona merah atau zona risiko tinggi," ujar Wiku, Rabu (12/11/2020).
Sebanyak 27 kabupaten dan kota yang masuk zona merah ini adalah Kota Gunungsitoli, Kota Padang, Tanah Datar, Kota Tomohon, Banggai Kepulauan, Bengkalis, Kota Kupang, dan Kota Bima, Sumbawa, dan Kota Bandar Lampung.
Kemudian Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kotawaringin Timur, Sukamara, Tanah Bumbu, Kota Tegal, Karanganyar, Pemalang, Pati, Magelang, Semarang, Cilacap, Bekasi, Kota Bekasi, Karawang, Bantul dan Kota Bengkulu.
Sementara wilayah untuk zona oranye atau berisiko sedang terhadap Covid-19 mengalami sedikit penurunan. Pekan lalu, ada 371 kabupaten dan kota masuk zona oranye, kini turun menjadi 370.
"Saya mengingatkan bahwa masih banyak kabupaten kota yang cukup merasa aman di zona oranye. Zona oranye masih bahaya dan berisiko tinggi untuk meningkatkan penularan. Semakin daerah merasa nyaman di zona oranye, maka mereka membuka peluangnya untuk masuk ke zona merah. Ini harus dihindari," tegas Wiku.
Advertisement