Suku Bunga Acuan BI Turun, Rupiah Ditutup Melemah ke Level 14.164 per Dolar AS

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup melemah 10 point perdagangan hari ini, Jumat (20/11/2020).

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2020, 16:55 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2020, 16:55 WIB
Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD)  ditutup melemah 10 point perdagangan hari ini, Jumat (20/11). Sore ini, Rupiah tercatat ditutup di level Rp14.165 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan sebelumnya yang berada diRp14.155 per USD.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, mengatakan pelemahan nilai tukar hari ini disebabkan oleh keputusan mengejutkan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen. Mengingat bulan November ini dinilai bukan waktu yang tepat untuk menurunkan suku bunga  acuan, sehingga direspon negatif oleh pasar.

"Ini merupakan pembelajaran bagi Bank Indonesia karena waktu yang tepat untuk menurunkan suku bunga sebenarnya di bulan Desember, bukan dibulan November. Dimana secara bersamaan Bank Sentral Global seperti The Fed, ECB dan BoE akan bersama-sama menurunkan suku bunga, bisa saja suku bunga negatif bagi BoE dan gelontoran stimulus menjadi tak terbatas," ujar dia di Jakarta, Jumat (20/11).

Ibrahim menambahkan, pelemahan Rupiah juga dipicu atas revisi pemerintah terkait vaksinasi massal anti Corona yang sebelumnya dijadwalkan pada awal Desember 2020. Namun, pihak pemerintah melakukan revisi karena vaksin belum tersedia dan kemungkinan baru akan di vaksinasi di akhir Kuartal I 2021.

"Sehingga pasar kecewa tentang penundaan vaksinasi tersebut. Wajar kalau mata uang garuda melemah dalam perdagangan penutupan akhir pekan ini," paparnya

Sedangkan untuk perdagangan Senin depan (23/11) Rupiah kemungkinan akan dibuka fluktuatif, namun ditutup melemah sebesar  10-100 point  di level Rp14.135-Rp14.180.

"Menyusul keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan kemarin di luar dugaan, karena para analis memprediksi Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga," tukasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rupiah Melemah Usai BI Turunkan Suku Bunga Acuan

Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat pekan ini. Pelemahan ini usai Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan pada Kamis 19 November 2020, kemarin.

Mengutip Bloomberg, Jumat (20/11/2020), rupiah dibuka di angka 14.160 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Namun menjelang siang, rupiah melemah ke 14.200 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.160 per dolar AS hingga 14.200 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih melemah 2,12 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.167 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.118 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah pada Jumat pagi masih lanjut terkoreksi usai bank sentral menurunkan suku bunga acuan.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan, pergerakan aset berisiko di pasar Asia pagi ini terlihat beragam.

"Kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus COVID-19 di dunia yang menekan aset berisiko beradu dengan harapan efektifitas vaksin," ujar Ariston.

Ariston menuturkan dari dalam negeri keputusan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia bisa menekan laju rupiah terhadap dolar AS karena selisih (spread) imbal hasil yang menipis.

Namun di sisi lain, lanjut Ariston, dolar AS terlihat tertekan terhadap nilai tukar negara berkembang pagi ini.

"Rupiah bisa bergerak dalam kisaran sempit dan mungkin ikut menguat mengikuti pergerakan nilai tukar lainnya," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.100 per dolar AS hingga Rp14.200 per dolar AS.

Pada Kamis (19/11) lalu rupiah ditutup melemah 85 poin atau 0,6 persen ke posisi Rp14.155 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.070 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya