Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat pekan ini. Pelemahan ini usai Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan pada Kamis 19 November 2020, kemarin.
Mengutip Bloomberg, Jumat (20/11/2020), rupiah dibuka di angka 14.160 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Namun menjelang siang, rupiah melemah ke 14.200 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.160 per dolar AS hingga 14.200 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih melemah 2,12 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.167 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.118 per dolar AS.
Nilai tukar (kurs) rupiah pada Jumat pagi masih lanjut terkoreksi usai bank sentral menurunkan suku bunga acuan.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan, pergerakan aset berisiko di pasar Asia pagi ini terlihat beragam.
"Kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus COVID-19 di dunia yang menekan aset berisiko beradu dengan harapan efektifitas vaksin," ujar Ariston.
Ariston menuturkan dari dalam negeri keputusan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia bisa menekan laju rupiah terhadap dolar AS karena selisih (spread) imbal hasil yang menipis.
Namun di sisi lain, lanjut Ariston, dolar AS terlihat tertekan terhadap nilai tukar negara berkembang pagi ini.
"Rupiah bisa bergerak dalam kisaran sempit dan mungkin ikut menguat mengikuti pergerakan nilai tukar lainnya," kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.100 per dolar AS hingga Rp14.200 per dolar AS.
Pada Kamis (19/11) lalu rupiah ditutup melemah 85 poin atau 0,6 persen ke posisi Rp14.155 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.070 per dolar AS.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BI Prediksi Rupiah Bakal Terus Menguat
Bank Indonesia (BI) mencermati nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat. Hal ini didukung oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar rupiah pada 18 November 2020 menguat sebesar 3,94 persen point to point dibandingkan dengan level akhir Oktober 2020.
"Perkembangan ini melanjutkan penguatan pada bulan sebelumnya sebesar 1,74 persen point to point atau 0,67 persen secara rata-rata dibandingkan dengan tingkat September 2020," jelasnya dalam sesi teleconference, Kamis (19/11/2020).
Menurut dia, selain karena peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik, penguatan rupiah juga terjadi seiring dengan turunnya ketidakpastian pasar keuangan global, seeta persepsi positif terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik.
Dengan perkembangan ini, Perry mencatat, rupiah sampai dengan 18 November 2020 terdepresiasi sekitar 1,33 persen secara year to date jika dibandingkan akhir 2019 lalu.
"Ke depan, Bank Indonesia memandang bahwa penguatan nilai tukar rupiah berpotensi berlanjut seiring dengan levelnya yang secara fundamental masih undervalued," ujar Perry
"Hal ini didukung oleh defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko di Indonesia yang menurun, dan likuiditas global yang besar," tandasnya.Â
Advertisement