Saham Moderna dan BioNTech Meroket, Sederet Miliarder Ini Tambah Tajir

Melonjaknya saham-saham perusahaan pembuat vaksin Covid-19, telah menciptakan begitu banyak gelombang miliarder baru.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 12 Des 2020, 21:00 WIB
Dr Ugur Sahin dan istrinya, Dr Ozlem Tureci
Dr Ugur Sahin dan istrinya, Dr Ozlem Tureci, merupakan pasangan ilmuwan kunci yang mengembangkan vaksin COVID-19 Pfizer dan BioNTech. (dok. Twitter)

Liputan6.com, Jakarta - Melonjaknya saham-saham perusahaan pembuat vaksin Covid-19, telah menciptakan begitu banyak gelombang miliarder baru. Pertumbuhan pesat tersebut pun menimbulkan begitu banyak pertanyaan tentang keuntungan pandemi di tengah pemulihan yang semakin tidak setara.

Berkat lonjakan nilai saham dari BioNTech, perusahaan bioteknologi Jerman yang bermitra dengan Pfizer dalam produksi vaksinnya, kekayaan Pendiri sekaligus CEO perusahaan tersebut, Ugur Sahin, melonjak USD 4 miliar.

Saat ini, Ugur Sahin telah menjadi orang terkaya ke-451 di dunia, menurut Indeks Miliarder Bloomberg, dengan kekayaan bersih sebesar USD 5,5 miliar, seperti melansir CNBC, Sabtu (12/12/2020)

Kedua investor awal dari BioNTech sendiri juga mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar lagi. Kedua bersaudara, Thomas dan Andreas Strungmann telah berhasil menambahkan USD 8 miliar kepada kantong mereka, dimana kekayaan bersih masing-masing diestimasi menjadi USD 12,7 miiar.

Kesenjangan Pandemi

Terjadinya kesenjangan antara para pendiri perusahan pembuat vaksin dengan masih banyaknya masyarakat Amerika yang menderita karena pengangguran dan masalah kesehatan, menuai begitu banyak kritik dari berbagai pihak.

"Sebenarnya tidak ada yang menyesalkan perusahaan-perusahaan obat ini mendapatkan keuntungan wajar dari produksi vaksin mereka," ujar Chuck Collins, seorang direktur dari Program on Inequality and the Common Good, sekaligus penulis buku Billionaire Bonanza 2020.

"Tetapi faktanya beberapa orang mendapatkan keuntungan USD miliaran, sementara banyak pekerja yang mempertaruhkan nyawa, kesehatan dan mata pencaharian mereka, merusak rasa solidaritas dalam mengembang beban musim dingin yang menyakitkan ini," jelas dia.

Selain BioNTech, Moderna, sebuah perusahaan pembuat obat berbasis di Massachussets yang juga memproduksi vaksin, juga dilaporkan mengalami peningkatan pangsa lebih dari delapan kali lipat tahun ini dan telah mencetak setidaknya tiga miliarder baru.

CEO dari Moderna, Stephane Bancel, telah memperoleh penambahan kekayaan sebesar USD 4,8 miliar tahun ini, dan mencatatkan kekayaan bersih USD 5,3 miliar.

Tim Springer, seorang professor biologi di Harvard, yang telah berinvestasi sebesar USD 5 juta pada Moderna di tahun 2010, dilaporkan telah memperoleh USD 2 miliar dari kebangkitan perusahaan tersebut. Selain Tim Springer, Profesor MIT, Robert Langer juga meraup keuntungan lebih dari USD 1,5 miliar dari Moderna sendiri.

Walaupun mendapatkan sejumlah keuntungan karena produksi vaksin, Springer menyatakan kepada Forbes bahwa dirinya masih mengendarai sepedanya untuk bekerja setiap hari di Cambridge, Massachusetts, dan menjalani kehidupan yang sederhana.

Dirinya menyatakan bahwa sebagian dari kekayaannya dibagikan kepada sebuah lembaga nirlaba baru yang mempelajari ilmu protein untuk membantu menciptakan antibodi baru.

"Saya orang yang suka berkebun dan mengkoleksi batu, saya tidak perlu uang sebanyak itu," ujar Springer kepada Forbes.

 

Reporter: Yoga Senjaya Putra

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mengejutkan, Harta Orang Terkaya AS Justru Naik Rp 14.000 Triliun saat Pandemi Covid-19

Ilustrasi Miliarder. Don Unsplash
Ilustrasi Miliarder. Don Unsplash

Pandemi Covid-19 membuat banyak pebisnis dunia terpuruk. Namun, hal mengejutkan datang dari sebagian besar orang terkaya atau miliarder asal Amerika Serikat (AS). Mereka tampaknya kebal terhadap corona Covid-19 dengan melihat jika kekayaannya justru melonjak di kondisi sulit ini.

Penelitian terbaru dari Chuck Collins di Institute for Policy Studies, seperti melansir Forbes, Minggu (29/11/2020), justru menunjukkan para miliarder AS mengantongi kekayaan tambahan hingga USD 1 triliun (Rp 14.074 triliun), melonjak lebih dari 34 persen sejak Maret tahun ini.

Sungguh mengherankan karena kondisi itu tidak terjadi saat terjadi bencana ekonomi sebelumnya, seperti krisis keuangan di 2008. 

Kala itu, para orang terkaya dunia atau miliarder yang masuk dalam Forbes 400 membutuhkan hampir tiga tahun untuk menutup kerugian mereka dari dampak Resesi Hebat tersebut.

Temuan terbaru tersebut menyoroti kekayaan sekitar 650 orang terkaya asal Paman Sam pada periode antara 18 Maret dan 24 November 2020. 

Hasilnya, dari 650 miliarder dalam daftar, 29 tercatat  mampu melipatgandakan kekayaan mereka. Sementara itu, ada 36 miliarder, di mana 47 merupakan pendatang baru dan 11 keluar dari daftar karena mengalami kemerosotan finansial atau meninggal dunia.


Siapa Saja yang Kekayaannya Bertambah?

Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Beberapa miliarder yang hartanya bertambah, seperti Jeff Bezos. Orang terkaya nomor satu dunia ini memperoleh kenaikan kekayaan sebesar USD 70 miliar (Rp 985 trilin). Total, kekayaan Bos Amazon ini naik kini mencapai USD 182,4 miliar. setara Rp 2.567 triliun.

Kemudian milirder CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk menjadi yang paling bersinar. Dia mendapatkan peningkatan kekayaan secara meteorik. Selama periode di atas, kekayaannya melonjak 413 persen, naik dari USD 24,6 miliar menjadi USD 126,2 miliar.

Menurut analisis, miliarder AS sekarang memiliki kekayaan hampir USD 4 triliun, sekitar 3,5 persen dari semua kekayaan warga pribadi di negara tersebut.

Sementara kekayaan miliarder sekarang dua kali lipat jumlah kekayaan yang dimiliki oleh 50 persen gabungan rumah tangga terbawah AS, yang jumlahnya sekitar 160 juta orang.

Federal Reserve memperkirakan bahwa jumlah kekayaan pribadi di AS saat ini mencapai USD 112 triliun. Dari jumlah itu, 1 persen teratas memiliki USD 34,23 triliun, persentil 90-99 teratas memiliki USD 43,09 triliun, persentil 50-90 memiliki USD 32,65 triliun dan 50 persen terbawah hanya memiliki USD 2,08 triliun. 


infografis miliarder dunia

infografis miliarder dunia
Pendatang baru miliarder dunia
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya