Bank Syariah BUMN Hasil Merger Bakal Bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk

Rencana merger bank syariah yang berada di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kian matang.

oleh Athika Rahma diperbarui 11 Des 2020, 10:44 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 10:43 WIB
20170209-Bank-Syariah-Jakarta-AY
Petugas melayani nasabah di BRI Syariah, Jakarta, Kamis (9/2). Perbankan syariah dinilai perlu menjaga momentum pertumbuhan dan pangsa pasar yang berlangsung sepanjang 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana merger bank syariah yang berada di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kian matang. Penggabungan antara PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) tersebut sudah pada tahap penentuan struktur, nama, dan logo bank baru.

Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi menjelaskan, seluruh proses merger  telah tuntas dan persetujuan dari regulator terkait telah diperoleh.

Bank hasil merger ini akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Nama ini akan digunakan secara efektif oleh PT Bank BRIsyariah Tbk. selaku Bank Yang Menerima Penggabungan. Perubahan nama tersebut juga diikuti dengan pergantian logo.

Kantor pusat Bank Hasil Penggabungan akan berada di Jl. Abdul Muis No. 2-4, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan kantor pusat BRIS. Bank Hasil Penggabungan akan melakukan kegiatan usaha pasca merger di kantor pusat, cabang, dan unit eksisting yang sebelumnya dimiliki BRIsyariah, Bank Syariah Mandiri, serta BNI Syariah.

Perubahan Ringkasan Rencana Merger juga memuat rancangan perubahan struktur organisasi Bank yang Menerima Penggabungan yakni BRI Syariah. Pasca merger, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki susunan kepengurusan yang diperkuat oleh 10 Direksi.

"Nama-nama tiap Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bank Hasil Penggabungan akan dibahas dalam RUPSLB BRIS diperkirakan akan dilaksanakan pada 15 Desember 2020," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (11/12/2020).

Dirinci lebih jauh, 10 posisi Direksi yang akan mengelola jalannya usaha Bank Hasil Penggabungan terdiri dari Direktur Utama, dua posisi Wakil Direktur Utama, dan masing-masing satu Direktur Wholesale & Transaction Banking, Retail Banking, Sales & Distribution, Information Technology & Operations, Risk Management, Compliance & Human Capital, serta Finance & Strategy.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Terus Dikawal

Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hery Gunardi melanjutkan, seluruh proses dan tahapan-tahapan merger akan terus dikawal hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN selesai dilakukan.

Dia memastikan segala rencana perubahan dan penyesuaian operasional telah sesuai dengan tujuan dan kegiatan operasional bank hasil merger, yang memiliki visi menjadi Top 10 bank syariah terbesar di dunia dalam 5 tahun ke depan dan sebagai Top 10 bank terbesar di Indonesia.

Kehadiran Bank Syariah Indonesia akan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, entitas baru ini tentu memerlukan identitas yang kuat dan Direksi yang berpengalaman untuk menjalankan operasionalnya.

"Dengan Direksi yang akan diisi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, visi Bank Syariah Indonesia untuk menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia akan semakin mantap dan yakin bisa kita wujudkan,” ujar Hery.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya