Fakta Menarik Hilangnya Miliarder Jack Ma, Gara-gara Kritik Pemerintah China?

Pendiri Alibaba Jack Ma menghilang sejak 2 bulan usai memberi kritik terhadap pemerintah China.

oleh Athika Rahma diperbarui 07 Jan 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2021, 15:00 WIB
Jack Ma
Jack Ma dalam pertemuan tahunan World Economic Forum yang digelar di Davos, Swiss (18/1/2017) (AP)

Liputan6.com, Jakarta Taipan alias miliarder asal China, Jack Ma tengah menjadi perbincangan publik, setelah dilaporkan menghilang dari pandangan publik beberapa bulan.

Jack Ma menghilang sejak 2 bulan usai memberi kritik terhadap pemerintah China. Banyak spekulasi yang muncul terkait hilangnya sang miliarder. Bahkan, ada yang menyebutkan kemungkinan dirinya dipenjara atau tewas.

Bagaimana fakta sebenarnya? Bagaimana kronologi hilangnya Jack Ma? Berikut Liputan6.com rangkum fakta-faktanya, Kamis (7/1/2021).

1. Kritik pemerintah China

Kejadiannya bermula pada 24 Oktober ketika Jack Ma memberikan pidato dalam acara Bund Summit di Shanghai. Ma berbagi sedikit wawasan terkait perjalanan karirnya yang sukses dalam membangun perusahaan Alibaba.

Mengutip TIME, Selasa (5/1/2021), menurut transkrip bahasa Inggris yang diterbitkan oleh surat kabar Apple Daily Hong Kong, Ma melontarkan beberapa kutipan dari Presiden China Xi Jinping.

Dia secara tidak langsung memarahi regulator China karena dianggap menghambat inovasi, dan mengatakan bahwa bank China menderita "mentalitas pegadaian" mengingat bank, seperti pemberi pinjaman informal dahulu kala, masih mengandalkan sistem "janji dan jaminan."

"Di masa lalu," dia menunjukkan, "pegadaian adalah ide yang maju. Jika bukan karena inovasi seperti janji dan agunan, tidak akan ada lembaga keuangan saat ini, dan ekonomi China tidak akan berkembang selama 40 tahun terakhir ke titik seperti itu sekarang."

2. Dipanggil Otoritas China

Pada 2 November, Ma dipanggil oleh otoritas Tiongkok untuk diinterogasi. Keesokan harinya, IPO USD 37 miliar dari cabang fintech Alibaba, Ant Financial dihentikan oleh pengawas sekuritas China meskipun sebelumnya telah menerima lampu hijau.

Pada akhir Desember, regulator telah menginstruksikan Ant Group untuk merestrukturisasi operasinya untuk mematuhi aturan anti-monopoli baru, yang memangkas valuasi senilai miliaran dolar.

 

Saksikan Video Ini

3. Muncul Spekulasi Dipenjara atau Tewas

Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Presiden Bank Dunia Jim Yong kim bersama Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dikutip dari Newsweek pada Selasa (5/1/2020), sebuah video dari wawancara pada September 2019 telah dibagikan ulang ratusan kali di Twitter. Di dalam video tersebut, Guo Wengui, yang melarikan diri dari Tiongkok sebagai buronan pada 2014, mengatakan kepada Real Vision bahwa Jack Ma akan menghadapi dua kemungkinan di masa depan setelah meninggalkan Alibaba.

"Hanya ada dua cara bagi miliarder di China, penjara dan mati," katanya. Wengui sebelumnya pernah mengklaim telah mengungkapkan rincian dugaan korupsi di China.

Kyle Bass yang mewawancari kemudian menegaskan kembali, "Jadi dia akan masuk penjara, atau akan dibunuh."

4. Dilaporkan 'Sengaja Tidak Muncul di Hadapan Publik'

Dikutip dari Business Insider, Rabu (6/1/2020), informasi ini berasal dari jurnalis CNBC, David Faber. Menurut sumbernya, Jack Ma memang sengaja tidak muncul di hadapan publik.

"Dia sengaja tidak terlihat. Anda bisa memperkirakan itu terjadi untuk beberapa waktu," kata Faber.

Sumber mengatakan, Ma hanya tidak ingin mencolok di tengah tindakan keras Partai Komunis terhadap Alibaba dan Ant Group.

"Dia mungkin tidak muncul, tapi dia tidak hilang. Dia belum ditangkap, belum dibawa, ini bukan seperti situasi Chairman Wu," ungkap Faber yang merujuk pada Chairman Anbang Insurance, yang dijatuhi hukuman 18 tahun penjara pada 2018.

5. Kemungkinan Berada di Hangzhou

Faber mengatakan, Ma kemungkinan berada di Hangzhou yang merupakan wilayah kantor pusat Alibaba. Ma mundur dari operasional perusahaan itu pada 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya