Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Senior Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam, menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2020 akan lebih baik dibanding kuartal III 2020 yang sebesar minus 3,49 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Kuartal IV saya perkirakan di kisaran minus 1 sampai dengan minus 2 persen. Membaik dibandingkan Kuartal III. Pada Kuartal IV pemerintah melonggarkan PSBB, dimana mall dan restoran bahkan bioskop boleh buka," jelasnya kepada Liputan6.com, Minggu (17/1/2021).
Baca Juga
Piter mengatakan, adanya momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang meski secara waktu juga dipangkas namun tetap bantu menggeliatkan perekonomian.
Advertisement
"Pada kuartal IV Juga Ada libur natal dan tahun baru yang walaupun dijaga ketat oleh pemerintah tetapi tetap ada peningkatan konsumsi masyarakat. Dampaknya cukup terasa ke pertumbuhan. Walaupun tidak mampu membuatnya menjadi positif," sebutnya.
Untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2021, Piter mengaku belum bisa memprediksinya. Menurutnya, pergerakan ekonomi pada triwulan awal ini akan sangat bergantung pada berapa lama pengetatan PSBB dan PPKM akan dilakukan.
"Kalau terus berlanjut hingga Maret, pertumbuhan ekonomi di triwulan 1 akan tetap negatif dikisaran minus 1 sampai dengan minus 2 persen," jelas Piter.
"Kalau kasus Covid-19 mereda dan pengetatan PSBB dicabut pada bulan Februari, pertumbuhan ekonomi triwulan 1 2021 Akan lebih baik di kisaran 0 hingga minus 1 persen. Tapi belum akan positif," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
OJK Prediksi Ekonomi Indonesia Minus 2 Persen di kuartal IV 2020
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2020 terkontraksi hingga -2 persen.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, angka pertumbuhan ekonomi tersebut menunjukkan perbaikan dari kuartal II dan kuartal III meskipun masih minus.
Â"Kami harapkan kuartal IV tidak terlalu jelek, konsensus yaitu minus sekitar 1 sampai 2 persen," ujar Wimboh dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2020 secara virtual, Jumat (15/1/2021).
Pada kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi RI terkontraksi -5,32 persen. Angkanya membaik di kuartal III 2020 meskipun masih minus -3,49 persen.
Sementara pada 2021, Wimboh memproyeksi ekonomi domestik bakal tumbuh 5 persen. Pertumbuhan dan tak lepas dari pemulihan ekonomi yang semakin terlihat, di samping vaksin Covid-19 yang sudah mulai didistribusikan per Rabu (13/1/2021) lalu.
Kemudian, kredit perbankan diperkirakan tumbuh pada kisaran 7,5 persen yoy sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB). Dana Pihak Ketiga diperkirakan akan tumbuh solid di rentang 11 persen yoy.
Sementara itu, penghimpunan dana di pasar modal tahun 2021 diperkirakan akan meningkat kembali sebagaimana sebelum pandemi yakni dikisaran Rp 150 triliun hingga Rp 180 triliun yang didukung akan maraknya penerbitan surat utang sebagai implikasi dari likuiditas global yang masih memadai dan berlanjutnya tren suku bunga rendah.
Sejalan dengan kredit perbankan, piutang industri perusahaan pembiayaan diperkirakan juga akan menunjukkan pertumbuhan positif di tahun 2021 seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat yang kembali pulih di kisaran 4 persen (yoy).
Advertisement