Demi Go Global, Erick Thohir Diminta Tiru BUMN China

BUMN sampai saat ini dinilai masih jago kandang

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2021, 08:41 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2021, 12:30 WIB
Pekerja proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Pekerja proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk (dok: Waskita Karya)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Anggariwa meminta, pemerintah meniru Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di China. Menurutnya, BUMN di Negeri Tirai Bambu tersebut sudah sangat perkasa dan mampu berkompetisi di luar.

"Keperkasaan BUMN (Indonesia) itu menurut saya belum pada tempatnya. Kalau keperkasaan BUMN itu di luar negeri itu berkompetisi di luar oke. Itu sangat baik seperti yang dilakukan oleh BUMN yang di China dengan dukungan pemerintahnya ini sebenarnya harus dicontoh juga. Itu kan berarti dia berkompetisi," kata dia dalam diskusi bertajuk BUMN Terlalu Perkasa?, Sabtu (27/3/2021).

Dia menyebut, selama ini BUMN di Indonensia masih bermain di dalam permukaan. Sejak kepemimpinan Erick Thohir banyak perubahan-perubahan fundamental dalam konteks konsolidasi BUMN. Misalnya saja merger yang dilakukan oleh BUMN dan beberapa perusahaan swasta.

"Secara fundamental korporat itu dilakukan tinggal bagaimana sebenarnya sinergi antara BUMN dan dunia usaha," katanya.

Dia mencontohkan, sinergritas antara pengusaha ataupun didunia usaha sebetulnya sudah digalakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadallia BKPM memiliki kebijakan kemitraan dengan pengusaha-pengusaha daerah.

"Saya ambil contoh di BKPM sendiri kebetulan juga saya membantu Pak Bahlil. Kita melakukan berbagai macam afirmasi kebijakan bagaimana mengawinkan dengan kemitraan dengan pengusaha pengusaha lokal," jelasnya.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengusaha: Banyak Kepentingan Politik di Pengelolaan BUMN

Gedung Kementerian BUMN
Gedung Kementerian BUMN (dok: Humas KBUMN)

Wakil Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Anggariwa menyoroti, masih banyaknya kepentingan-kepentingan politik yang masuk di dalam pengelolaaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Menurutnya, hal itu kerap terjadi dan terus berulang.

"Banyak sekali, itu berulang kali bagaimana kepentingan-kepentingan politik itu masuk dalam pengelolaan pengelolaan BUMN ini yang selalu disoroti," katanya katanya dalam diskusi bertajuk BUMN Terlalu Perkasa?, Sabtu (27/3/2021).

Dia pun meminta kepada Menteri BUMN Erick Thohir yang juga pernah menjadi seniornya di Hipmi untuk mengakomodir segala kepentingan yang ada. Sebab jika itu dibiarkan secara terus menerus akan merusak citra dari BUMN.

"Menurut saya menteri BUMN harus mempunyai formulasi yang tepat bagaimana mengakomodir kepentingan yang ada," katanya.

Sebagaimana diketahui, penunjukkan relawan Presiden Joko Widodo menjadi komisaris BUMN menuai pro dan kontra dari sebagian pihak. Relawan yang diangkat komisaris BUMN ramai disebut titipan dari Presiden Jokowi.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa pengangkatan komisaris di seluruh BUMN merupakan upaya untuk menegakkan Good Corporate Governance (GCG) serta memastikan program perusahaan bisa berjalan.

"Saya juga titipan. Contoh kenapa kita angkat Pak Amien (Sunaryadi), kita angkat sebagai Komut PLN, backgroundnya KPK, BPKP, itu untuk memberikan kepercayaan. Pak Agus Marto, mantan Gubernur BI mau membantu BNI," ujar Erick dalam video yang diunggah akun Karni Ilyas Club, ditulis Minggu (1/11).

Dia menjelaskan, BUMN dibentuk oleh negara, sehingga yang bisa mengubah ketentuan BUMN ialah undang-undang. Dengan demikian, keputusan membolehkan komisaris memiliki jabatan rangkap juga menjadi hak pemerintah, apalagi jika melibatkan tokoh perwakilan pemerintah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya