Mau Tahu Kondisi Indonesia di 2045? Begini Gambarannya

Usia produktif dari penduduk Indonesia pada 2045 sebesar 47 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Apr 2021, 15:30 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2021, 15:30 WIB
FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 Masih Minus
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 membaik dari kuartal II 2020 lalu yang tumbuh minus 5,32 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada 2045 mendatang Indonesia akan merayakan 100 tahun kemerdekan. Pada usia itu, demografi penduduk Indonesia akan mencapai sekitar 319 juta orang.

Dia mengatakan, jika pemerintah bisa terus menjaga polusi dan implementasi kebijakan ekonomi yang baik, prudent namun juga inovatif, maka Indonesia akan bisa menjadi ekonomi dengan ukuran lima terbesar di dunia.

"Saat ini kita sudah masuk dalam kelompok G20 dengan ukuran dari perekonomian kita yang masuk di dalam 20 terbesar," katanya dalam webinar Akselerasi Indonesia Maju melalui Penanaman Midal dan Insentif Fiskal, Kamis (1/4).

Bendahara Negara itu menambahkan, usia produktif dari penduduk Indonesia pada 2045 sebesar 47 persen. Di mana 73 persen masyarakat akan tinggal di daerah perkotaan, sedangkan 70 persen adalah kelompok kelas menengah.

Pada usia 100 tahun, income pendapatan per kapita bisa mencapai USD 23.199. Itu artinya Indonesia sudah masuk di dalam middle upper classs. Dan tentu dirinya berharap struktur perekonomian Indonesia juga akan didukung oleh struktur perekonomian yang memiliki daya kompetisi dan memiliki nilai tambah yang tinggi.

Dia melanjutkan kue perekonomian bergeser dseperti negara yang makin advance. Di mana mayoritas dari produksi adalah berasal dari sektor jasa yang memiliki nilai tambah tinggi, bukan sektor jasa informal dengan nilai tambah yang rendah Ini.

"Ini adalah sebuah cita-cita tapi sekaligus juga merupakan suatu peta jalan bagi kita untuk mencapai sebuah tidak hanya impian tapi cita-cita yang harus disiapkan," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Indonesia Bakal Jadi Negara Pendapatan Tinggi di 2045, Asal Bisa Penuhi Syarat Ini

Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi

Menteri PPN/Bappenas  Suharso Monoarfa mengatakan Pemerintah menargetkan Indonesia bisa menjadi negara berpendapatan perkapita tinggi pada 2045 sebesar USD 23,199. Namun hal tersebut dapat tercapai jika pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata 6 persen.

“Bappenas telah meluncurkan visi Indonesia 2045 beberapa waktu yang lalu, visi 2045 itu senantiasa mengalami koreksi dari waktu ke waktu karena disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan sebagaimana hari ini sejak tahun lalu kita menghadapi pandemi,” kata Suharso dalam Kompas Talks Bersama KSI, Selasa (16/3/2021).

Lanjutnya, dalam tahapan menuju visi Indonesia 2045 tersebut terdapat serangkaian target yang hendak di capai yakni pada tahun 2036 Pemerintah menargetkan PDB perkapita Indonesia bisa mencapai USD 13.162.

Target tersebut dapat tercapai apabila pertumbuhan ekonomi rata-rata diangka 6 persen, dan pertumbuhan sektor manufaktur berada dikisaran 6,3 persen, serta konribusi manufaktur ke PDB 26 persen, dan jika pertumbuhan sektor pertanian rata-rata 3,1 persen.

“Karena ada pandemi ketika pertumbuhan ekonomi kita tergeser maka perlu ada hal-hal yang dikoreksi kembali. Jadi tahun 2036 itu harapan kita bisa USD 13.162 harus dikoreksi. Sebenarnya pada tahun 2020 kita sudah masuk di upper middle income countries dengan menembus GDP perkapita USD 4.100-an,” jelasnya.

Namun nyatanya Indonesia kembali lagi ke lower middle income PDB per kapitanya menjadi USD 3.900 mendekati angka PDB per kapita pada tahun 2017 yang mencapai USD 3.877. Dengan begitu, Suharso menyebut target PDB USD 13.162 tahun 2036 akan sulit tercapai, lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia terus terkoreksi.

“Apalagi tahun 2045 untuk mencapai USD 23.199, kalau pertumbuhan ekonomi hanya rata-rata 5 persen, hitungan kami mungkin kita masih di middle income belum lulus dari middle income trap,” ungkapnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya