Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang (Antam) mengalami pergantian anggota direksi sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar hari ini, Rabu (7/4/2021).
RUPS Antam tercatat memberhentikan dengan hormat Direktur Niaga Apriliandi Hidayat dan Direktur Operasi dan Produksi Hartono.
"Jadi kepada Bapak Apriliandi Hidayat Setia dan Bapak Hartono diberhentikan secara hormat disertai dengan ucapan terima kasih atas sumbangan pikiran dan tenaga beliau selama menjabat sebagai direksi perseroan," ujar SVP Corporate Secretary Antam Kunto Hendrapawoko, Rabu (7/4/2021).
Advertisement
RUPS Antam juga memutuskan mengubah nomenklatur jabatan pengurus Direktur Keuangan menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, yang kini diisi oleh Anton Herdianto.
Sementara, Direktur Operasi dan Produksi juga diubah menjadi Direktur Operasi dan Transformasi Bisnis dan diisi oleh Risono.
Dengan demikian, berikut susunan direksi Antam yang baru:
1. Direktur Utama: Dana Amin
2. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Anton Herdianto
3. Direktur Sumber Daya Manusia: Luky Setiawan Suwardi
4. Direktur Operasi dan Transformasi Bisnis: Risono
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Erick Thohir Ingin Antam Kelola Tambang Bekas Freeport
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam agar bisa mengelola tambang emas sendiri bekas PT Freeport Indonesia (PTFI) yang sudah diberikan kepada negara Indonesia.
“Khususnya untuk Antam kalau kita lihat dari KPI (Key Performance Indicator) yang disampaikan sejak awal kita melihat proses yang terjadi di Antam ini banyak hal-hal yang bisa ditingkatkan, karena itu sejak awal dengan data-data yang riil bagaimana PMN yang diberikan ternyata tidak bisa berjalan maksimal karena power plant nya belum siap,” kata Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR terkait Penyusunan RKA K/L Sesuai Hasil Pembahasan Badan Anggaran, Selasa (22/9/2020).
Maka dari itu Erick memasukkan PT Antam dalam peta kerja BUMN, agar proses investasinya bisa berjalan secara proyek bisnis yang bisa dijalankan secara bersama-sama. Sehingga sebagai perusahaan milik BUMN yang menjual berbagai produk emas, namun anehnya Antam tidak memiliki tambangnya sama sekali.
“Kita lihat sekarang Antam berada di kondisi pegawai yang cukup banyak hampir 1000 pegawai tapi tidak punya tambang. Oleh karena itu kita mengirim surat kepada Menteri ESDM sebagai pesan BUMN mengharapkan agar diberikan Eks Freeport diprioritaskan untuk pengolahan emas itu secara konkrit untuk Antam,” jelasnya.
Menurutnya, apalagi akan sangat menyakitkan jika dilihat prospek emas di Indonesia ini menjadi salah satu supply yang besar jika tidak dimanfaatkan dengan baik.
Apalagi kata Erick, dalam kondisi pandemi covid-19 harga emas sangat baik. Maka dari itu, Erick mengaku memberanikan diri untuk masuk ke lahan eks Freeport.
“Insya Allah nanti ada solusi apakah itu melalui tender yang sudah dibuka hari ini, di Antam ada 36 peminat baik dari BUMN sendiri maupun dari swasta untuk melakukan supply,” pungkasnya.
Advertisement