Tutupi Biaya Kuliah, Mata Uang Kripto Kian Populer di Kalangan Mahasiswa

Survei yang dilakukan oleh website Save the Student menemukan bahwa jumlah mahasiswa yang melakukan investasi pada cryptocurrency meningkat hingga tiga kali lipat dalam setahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Sep 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Mata uang kripto(cryptocurrency) semakin populer di kalangan mahasiswa di Inggris. Survei yang dilakukan oleh website Save the Student menemukan bahwa jumlah mahasiswa yang melakukan investasi pada cryptocurrency meningkat hingga tiga kali lipat dalam setahun.

Mereka menggunakan kripto untuk menutupi pengeluaran selama berkuliah. Meskipun demikian, seorang mahasiswa yang baru berusia 22 tahun melaporkan telah kehilangan uangnya dalam investasi cryptocurrency.

Alhasil, ia mengimbau agar semua orang yang ingin terlibat harus melakukan penelitian terlebih dahulu.

Tiga perempat dari mahasiswa yang disurvei mempertimbangkan untuk keluar dari universitas. Sebanyak 41 persen menyatakan uang menjadi penyebab utamanya, selain kesehatan mental dan pandemi.

Melansir dari BBC, Selasa (7/9/2021), Jake Butler dari Save the Student menjelaskan, "Pekerjaan paruh waktu yang tidak stabil, serta beberapa orang tua yang harus kehilangan penghasilan karena pandemi membuat sumber pendanaan untuk menutupi kebutuhan mahasiswa menjadi sulit didapatkan."

Selanjutnya, survei juga mencatat mahasiswa selalu kekurangan uang sebesar GBP 340 (Rp 6,6 juta) setiap bulannya. Pinjaman pemeliharaan diketahui gagal menutupi biaya hidup bulanan rata-rata sebesar GBP 810 (Rp 15,9 juta).

Bantuan keuangan dari orang tua, pekerjaan paruh waktu, dan tabungan menjadi tiga cara yang memungkinkan untuk menutupi kekurangan uang mahasiswa. Namun, beberapa dari mereka menemukan cara lain untuk mendapatkan uang, seperti menjual harta benda, berjudi, hingga mengikuti uji coba narkoba.

Risiko dalam Investasi Cryptocurrency

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Diketahui sekitar 6 persen mahasiswa mencoba melakukan investasi cryptocurrency. Mahasiswa Psikologi Universitas Warwick, Daniel Tones adalah salah satunya.

"Saya mencobanya, tetapi dengan sangat cepat saya membuat kerugian," kata Tones.

Sebelumnya, Tones sudah berdiskusi dengan mahasiswa ekonomi. Ia mempelajari banyak hal sebelum memilih untuk mengambil risiko dalam investasi. Akan tetapi, ia masih kehilangan beberapa ratus pound.

Regulator memperingatkan anak muda untuk menyadari risiko saat menggunakan uangnya dalam investasi cryptocurrency. Otoritas Perilaku Keuangan atau Financial Conduct Authority (FCA) berkata bahwa anak muda hanya tertarik oleh sensasi dibandingkan menabung untuk masa depan.

Regulator juga menjelaskan 14 persen pembeli kripto yang disurvei meminjam uang untuk berinvestasi pada Juni lalu.

Untuk menyikapi hal tersebut, FCA menjalankan kampanye demi mencegah kerugian dalam investasi. Inilah beberapa pertanyaan mendasar yang dapat dipertimbangkan calon investor sebelum melakukan investasi.

1. Apakah saya nyaman dengan tingkat risikonya?

2. Apakah saya sepenuhnya memahami investasi yang ditawarkan?

3. Apakah saya akan dilindungi jika terjadi kesalahan?

4. Apakah investasi saya diatur regulasi?

5. Haruskah saya mendapatkan sebuah nasihat finansial?

Reporter: Shania

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya