Analis Perkirakan Harga Emas Bakal Jatuh Pekan Ini, Sampai di Angka Berapa?

Dolar AS yang lebih kuat salah satu alasan harga emas akan tertekan dalam jangka pendek.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Nov 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2021, 06:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia. Harga emas sempat mencapai level tertinggi di USD 1.806 per ounce di awal minggu lalu. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali jatuh di bawah USD 1.800 per ounce pada pekan lalu meskipun di awal pekan telah mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Pelemahan harga emas ini diperkirakan masih akan berlanjut di pekan ini.

Harga emas berjangka di perdagangan Comex untuk pengiriman Desember turun 1 persen pada Jumat lalu di level USD 1.778 per ounce. Penguatan dolar AS mendorong pelemahan harga emas.

Sebelumnya, harga emas sempat mencapai level tertinggi di USD 1.806 per ounce di awal minggu. Mayoritas pelemahan harga emas dicetak pada Jumat ketika turun lebih dari USD 20.

Saat ini menjadi minggu yang rumit bagi harga emas. Alasannya, telah keluar data ekonomi yang beragam salah satunya pengumuman dari Bank Sentral Kanada yang hawkish.

Bank Sentral Kanada mengakhiri program pelonggaran kuantitatif dan menaikkan garis waktu kenaikan suku bunga.

Pelak pasar juga sibuk mencerna perlambatan tajam pertumbuhan ekonomi AS di kuartal III 2021. Namun inflasi masih tetap tinggi di 3,6 persen pada September.

Hasil survei harga emas Kitco menunjukkan bahwa dari 13 analis yang berpartisipasi di sisi Wall Street. Dari jumlah tersebut sebanyak 53,8 persen menyatakan bearish. Sedangkan 30,8 persen lainnya netral dan hanya 15,4 persen yang memperkirakan bakal bullish.

di sisi Main Street atau pelaku pasar tetap optimis. Dari 745 investor ritel yang berpartisipasi, sebanyak 60,5 persen bullish. Sedangkan 22,5 persen bearish dan 17 persen netral.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kata Analis

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

"Para pelaku pasar bereaksi terhadap pengetatan kebijakan bank sentral yang lebih cepat dari perkiraan dan lebih agresif," jelas Direktur Pelaksana Bannockburn Global Forex Marc Chandler dikutip dari Kitco News, Senin (1/11/2021).

"Prospek dari re-pricing kebijakan bank sentral kemungkinan akan membebani emas. Seolah-olah pasar mengatakan bank sentral mengakui mereka berada di belakang kurva inflasi dan akan bergerak cepat untuk memperbaiki situasi itu," kata Chandler.

Harga emas akan menguji batas atas di kisaran baru saat ini. Kenaikan harga yang terjadi pada Oktober sudah berakhir. Target awal minggu ini adalah USD 1.768 per ounce dan kemudian USD 1.757 per ounce.

Dolar AS yang lebih kuat adalah alasan lain mengapa analis memperkirakan harga emas akan tertekan dalam jangka pendek.

"Saya optimis dolar AS akan menguat. Dengan tekanan inflasi yang terus meningkat, saya pikir The Fed mungkin harus mengambil nada yang lebih hawkish pada pertemuannya atau mengisyaratkan dimulainya pengurangan pembelian aset," kata Kepala Analis SIA Wealth Management Colin Cieszynski.

Pengumuman Federal Reserve, yang dijadwalkan pada hari Rabu, akan menjadi peristiwa besar yang harus diperhatikan minggu ini. Data ketenagakerjaan yang akan dirilis pada Jumat juga dalam daftar yang ditunggu analis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya