Jokowi: Dirut Pertamina Saya Bentak, Proyek Pabrik Petrokimia di Tuban Lambat

Presiden Jokowi beberapa hari lalu mengumpulkan jajaran Direksi Pertamina dan PLN.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Nov 2021, 18:25 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2021, 18:24 WIB
Presiden Jokowi memberikan arahan ke Direksi dan Komisaris Pertamina, serta PLN
Presiden Jokowi memberikan arahan ke Direksi dan Komisaris Pertamina, serta PLN (dok: Muchlis Jr - Biro Pers)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi beberapa hari lalu mengumpulkan jajaran Direksi Pertamina dan PLN. Di sana, Jokowi blak-blakan mengenai apa yang menjadi rencana ke depan, khususnya dalam energi hijau.

Di sela-sela arahannya, Jokowi sempat menceritakan ketika dirinya memarahi Dirut Pertamina Nicke Widyawati. Tindakan Jokowi ini dilakukan karena dirinya kesal, proyek pabrik petrokimia milik Trans-Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban tak kunjung rampung. TPPI sendiri adalah anak usaha dari PT Pertamina (Persero).

"Bu Dirut cerita waktu saya ke sana terakhir, saya bentak, karena memang bener. Saya tidak mau cerita lagi, karena sudah dengar cerita dari Dirut-Dirut (Pertamina) sebelumnya. Saya memang biasa blak-blakan," tegas dia seperti dikutip dari Videonya, Sabtu (20/11/2021).

Dijelaskannya, proyek TPPI ini sebenarnya sudah dijalankan sejak dirinya belum menjadi Presiden. Mendengar proyek tersebut banyak masalah, saat menjadi Presiden pada 2014, Jokowi langsung blusukan ke Tuban.

Proyek TPPI sendiri menelan investasi mencapai USD 3,8 miliar. Jika pabrik petrokimia ini rampung, akan menghasilkan banyak produk yang bisa menekan angka impor di Indonesia.

“Setelah saya dilantik 2014 saya langsung ke TPPI karena saya tahu barang ini kalau bisa jalan, bisa menyelesaikan banyak hal. Ini barang subtitusi impor itu ada di situ semuanya," tambahnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jokowi Sedih

Jokowi
Presiden Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Sabtu (14/11/2020). (Foto Biro Pers Sekretariat Presiden)

Seperti diketahui, Indonesia saat ini mengimpor sejumlah produ turunan petrokimia. Dengan demikian, TPPI ini menjadi asa baru untuk mengatasi neraca pembayaran Indonesia.

“Kita punya industrinya, kita punya mesinnya, kita punya bahan bakunya. Kok enggak kita lakukan malah impor? Itu lho yang saya sedih,” pungkas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya