Harga Emas Turun 2 Persen Usai Jerome Powell Ditunjuk Kembali Jadi Gubernur The Fed

Penurunan harga emas usai Gubernur Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) dicalonkan kembali menjabat untuk periode kedua.

oleh Tira Santia diperbarui 23 Nov 2021, 07:42 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2021, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia. Harga emas berjangka AS turun 2,4 ke level USD 1.806,30 per ounce. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun lebih dari 2 persen pada perdagangan Senin karena lonjakan nilai tukar dolar AS. Penurunan harga emas dan lonjakan nilai tukar rupiah terjadi usai Gubernur Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dicalonkan kembali menjabat untuk periode kedua.

Dengan pencalonan kembali Jerome Powell ini maka mendorong ekspektasi pelaku pasar bahwa bank Sentral AS akan tetap berada di jalur pengurangan dukungan likuiditas untuk ekonomi atau tapering.

Mengutip CNBC, Selasa (23/11/2021), harga emas di pasar spot tergelincir 2,1 perse menjadi USD 1.805,30 per ounce, terendah sejak 5 November. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 2,4 ke level USD 1.806,30 per ounce.

"Pelaku pasar menjual emas karena gagasan bahwa mungkin The Fed akan mempertahankan jalur kebijakan moneter saat ini sebagai lawan dari nominasi Lael Brainard," jelas analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

Lael Brainard adalah sosok yang dipilih oleh Presiden Joe Biden untuk menduduki posisi Wakil Gubernur The Fed. Ia mendorong kebijakan yang lebih dovish.

Nilai tukar dolar AS yang lebih kuat membuat emas batangan menjadi mahal bagi pembeli dengan mata uang di luar dolar AS. Sementara suku bunga yang lebih tinggi menjadi lawan yang lebih perkasa terhadap emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Pelaku pasar uang sekarang mengharapkan The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juni mendatang.

"Pergerakan yang lebih tinggi dengan hasil nyata telah mempercepat beberapa kelemahan emas, tetapi terlalu dini bagi investor yang berpikir ini adalah awal dari tren yang berkelanjutan," kata analis pasar senior OANDA, Edward Moya.

Pembuat kebijakan The Fed sedang memperdebatkan apakah akan menarik dukungan lebih cepat untuk menangani inflasi, setelah salah satu pejabatnya yang paling berpengaruh mengisyaratkan bahwa gagasan itu akan dibahas pada pertemuan Desember.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Prediksi Harga Emas

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Petugas menunjukkan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk atau Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 666 ribu per gram pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Harga emas menunggu katalis untuk kembali ke level USD 1.900 per ounce. Pasar tengah mengincar volatilitas akhir tahun.

Harga emas berjangka Comex Desember diperdagangkan terakhir di USD 1,848.60, turun 0,69 persen hari ini.

Rintangan yang berpotensi menghalangi kenaikan harga emas pada pekan ini adalah libur perdagangan, dengan pasar mereda untuk merayakan liburan Thanksgiving AS.

"Aktivitas perdagangan akan tipis, dan kita bisa memiliki beberapa pergerakan berlebihan di sini. Kita tidak akan melihat tren baru muncul minggu depan kecuali kita mendapatkan kejutan Brainard. Jika tidak, emas bisa terjebak dalam pola konsolidasi itu," kata Moya dikutip dari Kitco, Senin (22/11/2021).

Menurut dia, harga emas akan berada dalam perdagangan bergejolak karena pasar mencoba untuk menentukan seberapa dovish The Fed akan berakhir tahun depan karena tekanan inflasi meningkat.

"Tindakan harga cukup banyak dijamin akan berombak apakah kita menunggu untuk melihat apakah The Fed harus tunduk pada tekanan inflasi atau tidak. Menunggu beberapa bulan ke depan dari laporan harga untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik," kata Moya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya