Konsumsi Pulih, Kredit Perbankan Diproyeksi Tumbuh 8 Persen di 2022

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan tumbuh tinggi di tahun 2022, yaitu mencapai 8 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Des 2021, 11:21 WIB
Diterbitkan 02 Des 2021, 11:21 WIB
Jalan Keluar Saat Terjebak Kredit Macet
Dalam pengertian harfiah, restrukturisasi kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan tumbuh tinggi di tahun 2022, yaitu mencapai 8 persen. Hal ini disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021.

"Tahun depan Insya Allah pertumbuhan kredit (perbankan) 6 sampai 8 persen," ucapnya, Kamis (2/12).

Perry menerangkan, proyeksi pertumbuhan kredit 8 persen itu dipicu oleh pulihnya sejumlah faktor penopang utama. Antara lain, perbaikan sektor konsumsi setelah terpukul cukup dalam di tahun 2020 lalu.

Selain itu, perbaikan kinerja investasi juga diyakini mendorong laju pertumbuhan kredit yang lebih cerah di tahun depan.Kemudian, peningkatan pertumbuhan kredit di 2022 juga diyakini terdorong oleh membaiknya kinerja ekspor.

Di mana, Indonesia berhasil mempertahankan surplus neraca perdagangan sepanjang tahun ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Stabilitas Sistem Keuangan

20150627-Uang Muka Mobil dan Motor Kini Lebih Ringan-Bandung 4
Pengunjung berjalan di depan pameran kendaraan di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Sabtu (27/6/2015). Bank Indonesia (BI) telah menerbitkan aturan pelonggaran uang muka/DP untuk kredit kepemilikan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Perry menambahkan, proyeksi pertumbuhan kredit tinggi di tahun depan juga dipengaruhi stabilitas sistem keuangan terjaga, kecukupan modal tinggi, hingga likuiditas melimpah. Hal ini sejalan dengan kenaikan kapasitas produksi nasional melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam memenuhi kenaikan permintaan agregat di dalam perekonomian.

"Ke depan, Bank Indonesia bersama untuk KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) berkomitmen mendorong kredit dan pembiayaan dari perbankan ke sektor riil dunia usaha, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran," tandasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya