Pemulihan Ekonomi Berlanjut, BTN Ramal Kredit Tumbuh 10 Persen di 2022

Pemulihan ekonomi Indonesia diprediksi terus berlanjut di 2022. Hal ini yang menjadi dasar Bank BTN untuk menentukan target kredit tahun depan.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Des 2021, 22:22 WIB
Diterbitkan 09 Des 2021, 20:20 WIB
PPKM Melonggar, BTN Tawarkan Kemudahan Transaksi
Nasabah bertransaksi di salah satu kantor cabang Bank BTN di Jakarta, Kamis (7/10/2021). Sesuai aturan pemerintah terkait pelonggaran PPKM, Bank BTN mengubah jam layanan di jaringan kantor perseroan menjadi pukul 08.00-15.00 WIB. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Pemulihan ekonomi Indonesia diprediksi terus berlanjut di 2022. Hal ini yang menjadi dasar PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN untuk menentukan target kredit tahun depan.

Bank BTN optimis pertumbuhan kredit pada tahun 2022 bisa capai double digit ditopang membaiknya pasar properti dan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,2 persen.

“Perseroan optimis dengan dukungan pemerintah untuk rumah subsidi dengan skema FLPP yang terus meningkat dan pasar properti non subsidi juga membaik, pertumbuhan kredit kami tahun depan bisa double digit antara 10 persen,” kata Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Haru Kusmahargyo, dalam acara Zoom With Primus dengan tema “Prospek Pembiayaan Perumahan 2022” di Jakarta, Kamis (9/12/2021).

Menurut Haru, hingga semester I-2021 pertumbuhan kredit mencapai 6% dan sampai kuartal III ada peningkatan sebesar 2% dan sampai akhir tahun pertumbuhannya sudah di atas rata rata perbankan. Peningkatan tersebut didukung oleh pembiayaan rumah subsidi yang juga menjadi fokus BTN. 

“Dari pertumbuhan 6 persen tersebut tentu sektor MBR ini pertumbuhannya cukup tinggi 10-11 persen,” terangnya.

Lebih lanjut, BTN juga akan menyasar kelas menengah yang memiliki penghasilan di atas masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga rumah diatas Rp200 juta sampai Rp500 jutaan dengan potensi pembiayaan KPR cukup besar dan tahun 2022.

“BTN juga akan memfokuskan kepada kelas menengah atas MBR dengan harga rumah diatas Rp200 juta dan dibawah Rp500 juta,” ungkapnya.

Haru menjelaskan adanya kebijakan pemerintah mengenai insentif pajak (PPN) rumah di bawah Rp2 miliar, kebijakan Loan to Value (LTV) dan program lainnya berdampak positif untuk sektor perumahan terutama juga kelas menengah atas yang mulai meningkat.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kerjasama

BTN Luncurkan Plaza KPR
Pengunjung melihat maket rumah pada peluncuran Plaza KPR dan KPR Hotline di Jakarta, Selasa (12/12). Plaza KPR merupakan gerai khusus yang diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai KPR PT BTN (Persero). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, BTN juga bekerjasama dengan lembaga-lembaga dan perusahaan yang menyediakan pendanaan murah dan jangka panjang. Salah satunya dengan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), kemudian dengan BP Jamsostek Ketenagakerjaan yang menyediakan pendanaan bagi perumahan.

Adapun tantangan terbesar perbankan dalam pembiayaan perumahan ini adalah masih sedikitnya lembaga keuangan yang menyediakan dana murah dan jangka panjang.

Karena itu, kehadiran BP Tapera ini sangat membantu dalam pembiayaan perumahan untuk jangka panjang dan stabil. 

“Hadirnya BP Tapera menjawab kebutuhan pendanaan jangka panjang dan tentu stabil dan kami juga berpartner dengan developer,” ujarnya.

Sementara itu Komisioner BP Tapera Adi Setianto menjelaskan saat ini BP Tapera pada tahun 2022 nanti ditugaskan pemerintah mengelola dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan juga mengelola dana Tapera.

Dana Tapera saat ini sudah mencapai Rp9,4 triliun, dimana Rp2,7 triliun sudah siap untuk disalurkan kepada para ASN yang ingin memiliki rumah pertama, ataupun juga mau merenovasi rumah. Sedangkan dana FLPP yang akan di kelola BP Tapera di perkirakan mencapai Rp22,5 triliun dan dipergunakan untuk 200 ribu unit rumah MBR. 

“Proyek pertama kami menggandeng BTN sebagai partner,” tutur Adi.

Adi mengakui backlog perumahan di Indonesia masih tinggi mencapai 12,7 juta dan tentunya membutuhkan dana yang cukup besar. Karena itu, BP Tapera juga akan bekerjasama dengan pemerintah Daerah (Pemda) dalam penyediaan rumah MBR ini. 

Sementara itu Founder Of Panangian School Propertiy Panangian Simanungkalit menjelaskan semua mengetahui Bank BTN sejak dulu memang leading untuk sektor perumahan terutama untuk rumah MBR.

"Kalau bicara perumahan pasti BTN leading, karena sejak berdiri memang fokus sektor perumahan," ujarnya.

Panangian memprediksi prospek bisnis properti pada tahun 2022 kembali bangkit seiring pemerintah bisa dan mampu mengendalikan COVID-19 di tahun ini.

“Jadi bisnis properti tahun 2022 itu pasti lebih bagus dari tahun 2021, properti itu ibarat seperti lokomotif dengan gerbong. Bila Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan 5,2 persen dan sektor properti terutama perumahan bisa tumbuh sampai 15 persen,” tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya