BI: KTT G20 Bukan Sekadar Meeting, tapi Momentum Bangkitkan Ekonomi

Presidensi Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) yang akan digelar di Bali pada akhir Oktober 2022 mendatang.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jan 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2022, 13:00 WIB
Sebagai Presidensi G20, Indonesia mulai menggelar berbagai pertemuan tingkat tinggi di Bali
Sebagai Presidensi G20, Indonesia mulai menggelar berbagai pertemuan tingkat tinggi di Bali (dok: Ilyas)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak hanya sekedar menyukseskan penyelenggaraan Presidensi Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) yang akan digelar di Bali pada akhir Oktober 2022 mendatang.

Akan tetapi, memanfaatkan ajang bergengsi tersebut untuk sebagai momentum untuk memajukan ekonomi Indonesia. Antara lain dengan memperkuat perdagangan hingga memperbaiki iklim investasi.

"Mari kita sukseskan G20 tidak hanya di bidang kesuksesan penyelenggaraan meeting saja, tetapi mari kita bersama gunakan G20 untuk kita bangkit dan optimis bersama kemajuan ekonomi Indonesia, memperkuat perdagangan dan investasi secara global," katanya dalam acara Laporan Transparansi dan Akuntabilitas BI 2021 di Jakarta, Rabu (26/1).

Perry menyampaikan, pada penyelenggaraan KTT G20 di Bali terdapat enam agenda pembahasan penting di sektor keuangan. Pertama, koordinasi normalisasi kebijakan moneter dan sektor keuangan yang lebih adil bagi negara berkembang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Agenda Penting Lain

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Forum G20 di Bali
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Forum G20 di Bali (dok: Bank Indonesia)

Kedua, pembahasan mengenai sejumlah permasalahan di sektor keuangan. Ketiga, mengenai sistem pembayaran lintas negara atau cross-border payment.

"Lalu, ekonomi keuangan hijau atau sustainable finance. Dan terakhir, mengenai sistem perpajakan internasional," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya