Liputan6.com, Jakarta Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada pukul 17.07 WIB, Jumat (4/2). Erupsi ini terjadi beberapa menit sebelum terjadinya gempa bumi di Banten.
Menanggapi hal ini, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andiani menyatakan, tidak ada keterkaitan antara Gempa Banten magnitudo 5,5 yang terjadi Jumat (4/2) sore dengan erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
Baca Juga
"Tidak ada kaitannya," ujar Andiani kepada Merdeka.com di Jakarta, Jumat (4/2/2022).
Advertisement
Sementara itu, Kepala Sub Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami wilayah Barat PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Akhmad Solikhin, menjelaskan gempa bumi yang terjadi di Banten sore ini adalah gempa bumi tektonik. Gempa berpusat sekitar 150 km dari dari Gunung Anak Krakatau.
"Gempa bumi yang terjadi adalah gempa bumi tektonik dan pusatnya berjarak sekitar 150 km dari dari G. Anak Krakatau," katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gempa Banten
Sebelumnya, Erupsi Gunung Anak Krakatau menyebabkan kolom abu setinggi ± 1000 meter di atas puncak.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 169 detik,” tulis laman esdm.go.id, Jumat (4/2).
Sementara, gempa Banten berkekuatan magnitudo 5,5 terjadi Jumat (4/2) sekira pukul 17.10 Wib. Getaran gempa terasa hingga wilayah Jakarta, Tangerang dan Bogor.
Menurut infoBMKG Gempa Banten yang terjadi di kedalaman 10 km tidak berpotensi tsunami.
Meski demikian, getaran yang terasa hingga ibu kota cukup mengejutkan sebagian warga.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement