Dukung Kesetaraan Gender, Petrokimia Gresik Perbanyak Pejabat Perempuan

Jumlah karyawati yang menduduki grade tiga ke atas atau posisi manajerial di Petrokimia Gresik tiap tahunnya terus meningkat.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2022, 21:07 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2022, 20:45 WIB
Gedung Petrokimia Gresik (pupuk-indonesia.com)
Gedung Petrokimia Gresik (pupuk-indonesia.com)

Liputan6.com, Jakarta Jumlah karyawati yang menduduki grade tiga ke atas atau posisi manajerial di Petrokimia Gresik tiap tahunnya terus meningkat.

Ini menjadi bukti bahwa selama 50 tahun berdiri, Petrokimia Gresik selalu memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berkontribusi lebih dan dapat berkarir secara profesional.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Operasi & Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih saat menjadi salah satu narasumber dalam Talkshow Srikandi BUMN bertajuk "Perempuan Berani Ambil Peran” yang diselenggarakan secara virtual, awal pekan ini.

Digna mengungkapkan, peningkatan ini sejalan dengan program Menteri BUMN Republik Indonesia, Erick Thohir yang terus mendorong peningkatan peran perempuan di level top management perusahaan BUMN. Untuk mewujudkannya, Petrokimia Gresik telah menjaring talent-talent karyawati yang dipersiapkan untuk mengisi jabatan top management.

“Keberadaan perempuan dalam top management dapat memberi perspektif yang berbeda. Itulah mengapa inklusivitas sangat penting dalam sebuah perusahaan, khususnya untuk posisi leader, agar dapat menciptakan sebuah keputusan maupun kebijakan yang sifatnya lebih menyeluruh atau holistik,” tandas Digna, Rabu (16/2/2022).

Hal tersebut diamini oleh Direktur SDM, Tata Kelola & Manajemen Risiko Pupuk Indonesia (Persero), Tina T. Kemala Intan yang juga merupakan Ketua Srikandi BUMN.

Ia mengungkapkan, berdasarkan sebuah penelitian, dalam dunia usaha yang memiliki keberagaman gender pada posisi direksi, kinerja perusahaan terbukti lebih meningkat dibanding yang tidak memiliki keberagaman gender pada posisi direksi.

“Oleh karena itu, Srikandi BUMN bersama Kementerian BUMN berupaya menciptakan dunia kerja yang nyaman bagi perempuan, khususnya di lingkup BUMN,” ujar Tina.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Kementerian BUMN tahun lalu menargetkan direksi perempuan BUMN sebesar 15 persen dan tahun ini meningkat menjadi 20 persen.

Menurutnya, di kebanyakan perusahaan, semakin tinggi posisi jabatan, semakin sedikit perempuan yang menempati. Oleh karena itu, kebijakan tersebut menjadi upaya agar perempuan yang menempati posisi top leader semakin banyak.

“Dari sisi kebijakan dan peluang sudah ada, sekarang tinggal bagaimana para perempuan di BUMN harus terus meningkatkan kompetensi dan skill sehingga dapat meningkatkan karirnya secara profesional,” ujar Tina.

Dari sisi kebijakan nasional, Pelaksana Harian Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Helsyanita menjelaskan, mempromosikan kesetaraan gender merupakan salah satu strategi pembangunan nasional. 

Pemerintah dalam rencana jangka menengah memiliki program bernama Pengarusutamaan Gender (PUG). Ini akan menjadi landasan dalam setiap pembangunan di segala bidang.

"Kesetaraan gender saat ini menjadi salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, dunia usaha harus memandang pekerjanya sebagai aset paling berharga bagi keberlangsungan perusahaan. Pemberdayaan pekerja perempuan juga terbukti memberikan dampak langsung pada kesuksesan proses bisnis perusahaan," ujarnya.

 

Apresiasi Pemda

Petrokimia Gresik berupaya meningkatkan daya saing
Petrokimia Gresik berupaya meningkatkan daya saing (dok: Humas)

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Gresik Aminatun Habibah mengungkapkan bahwa isu yang mengemuka di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik adalah keberanian perempuan untuk tampil dan juga kompetensi yang dimiliki.

“Dua hal tersebut bukan merupakan pilihan, sehingga wajib dimiliki dua-duanya,” ujar Bu Min, panggilan akrab Wabup Gresik.

Mengenai pola pikir yang masih beranggapan bahwa perempuan tugasnya berada di belakang layar, Bu Min tidak menampik hal tersebut masih ada dalam masyarakat, khususnya di daerah. Tetapi, ia yakin dengan sosialisasi PUG maka akan muncul pemahaman bersama dan bagaimana perempuan dapat mengambil kesempatan yang ada.

“Untuk itu, dukungan dari keluarga juga menjadi faktor penting yang mendorong perempuan dapat perpartisipasi atau berkontribusi lebih di suatu bidang,” tandas Bu Min.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya