Menko Airlangga Pertimbangkan Insentif Bagi Seniman Wayang

Para dalang pun berharap adanya kebijakan pemerintah yang berpihak kepada upaya memajukan seni budaya khususnya budaya wayang.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Feb 2022, 14:30 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2022, 14:30 WIB
Mengunjungi Pameran Wayang Rupa Kita
Pengunjung mengamati salah satu koleksi wayang yang ditampilkan dalam pameran 'Wayang Rupa Kita' di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pameran dikemas menarik dan relevan dengan fenomena yang dihadapi saat ini. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Persatuan Dalang Indonesia (PEPADI) pada Sabtu kemarin. Pertemuan ini guna mendengarkan secara langsung kondisi pertunjukan seni wayang dan masukan dari para dalang termasuk kendala berkurangnya jumlah penanggap dan penonton wayang.

Selain itu, Menko Airlangga Hartarto juga tengah mengusahakan adanya insentif bagi produksi berbagai produk terkait seni wayang oleh UKM.

Untuk diketahui, tertunjukan wayang yang dilakukan di ruang terbuka dengan durasi pertunjukan yang panjang sangat terdampak pandemi Covid-19. Pertunjukkan seni wayang dan industri terkait seni wayang menjadi yang pertama terdampak dan belum bisa kembali normal.

“Jika protokol kesehatan bisa dijaga, pemerintah akan terus dorong seni pertunjukkan ini berjalan terutama jika situasi PPKM sampai dengan level 2,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Minggu (20/2/2022). 

Para dalang pun berharap adanya kebijakan Pemerintah yang berpihak kepada upaya memajukan seni budaya khususnya budaya wayang. Di samping itu, juga disampaikan bahwa dalam pertunjukan seni wayang juga banyak tenaga kerja yang terlibat, termasuk diantaranya pekerja industri gamelan dan industri wisata.

Menko Airlangga menyampaikan bahwa terkait dengan seni pertunjukkan wayang juga akan didorong ke Kemendikbud Ristek karena untuk pelestarian dan pengembangan wayang diperlukan penguatan melalui pendidikan dalam hal pembelajaran tari-tarian, gamelan, dan bahasa.

Penguatan tersebut diperlukan karena seni wayang merupakan bagian dari kebudayaan yang harus terus didorong dan dipertahankan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Hybrid

Mengunjungi Pameran Wayang Rupa Kita
Pengunjung mengamati salah satu koleksi wayang yang ditampilkan dalam pameran 'Wayang Rupa Kita' di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pameran menghadirkan berbagai jenis wayang mulai dari wayang kulit, wayang golek, serta wayang suket (rumput). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dalam upaya untuk mendorong pertunjukan seni wayang agar lebih menarik, Menko Airlangga menyampaikan bahwa pertunjukan wayang dapat dilakukan secara hybrid dan perlu dilakukan publikasi yang lebih baik untuk mencari penonton baru, terutama yang berasal dari kalangan milenial.

“Dalam pertunjukkan wayang dibutuhkan kombinasi bahasa agar dapat populer di kalangan milenial. Selain menggunakan bahasa Jawa, juga dapat menggunakan bahasa Indonesia, agar membuat pertunjukan wayang menjadi lebih menarik,” pungkas Menko Airlangga.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Perindustrian, Anggota DPR RI, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, serta jajaran Persatuan Dalang Indonesia yang diwakili oleh Kukuh Setyo Budi, Anom Surono, Purnawan, Ries Handono, Didiek Otoyo, Sami Rahayu, Wiwik, Kasranto, dan Philip.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya