Uang Beredar Tembus Rp 7.643,4 Triliun di Januari 2022, Naik 12,9 Persen

Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2022 naik menjadi Rp 7.643,4 triliun.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 23 Feb 2022, 14:20 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2022, 14:20 WIB
20151101-Penyimpanan Uang-Jakarta
Tumpukan uang di ruang penyimpanan uang BNI, Jakarta, Senin (2/11/2015). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat jumlah rekening simpanan dengan nilai di atas Rp2 M pada bulan September mengalami peningkatan . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2022 tetap tumbuh positif, yakni 12,9 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) menjadi Rp7.643,4 triliun.

Meski begitu, pertumbuhan uang beredar tersebut masih lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Desember 2021 sebesar 13,9 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, mengatakan perkembangan M2 dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 17,1 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 8,2 persen (yoy).

Kendati demikian, pertumbuhan M1 lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 17,9 persen (yoy), yang disebabkan karena perlambatan uang kartal, giro rupiah, dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Peredaran uang kartal pada Januari 2022 tercatat sebesar Rp765 triliun atau tumbuh 7,4 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 9,4 persen (yoy), yang sejalan dengan pola historisnya yakni kembali normalnya aktivitas masyarakat pasca Natal dan Tahun Baru.

Sementara itu, giro rupiah tumbuh 31,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (32,4 persen (yoy). Namun perlambatan tersebut sedikit tertahan oleh peningkatan dana float (saldo) uang elektronik yang tercatat sebesar Rp8,3 triliun atau tumbuh 8,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 7,3 persen (yoy).

Erwin melanjutkan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu mencapai Rp2.073,9 triliun pada posisi laporan atau tumbuh 12,5 persen (yoy), melambat dibandingkan Desember 2021 yakni tumbuh 13 persen (yoy).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ekspansi Keuangan

FOTO: Uang Beredar pada November 2020 Capai Rp 6.817,5 Triliun
Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (20/1/2021). BI mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tinggi pada November 2020 dengan didukung komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Adapun perkembangan M2 pada Januari 2022 turut sejalan dengan ekspansi keuangan pemerintah, akselerasi penyaluran kredit, dan perlambatan aktiva luar negeri bersih.

Ekspansi keuangan pemerintah tercermin dari tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang tumbuh sebesar 48,1 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Desember 2021 sebesar 37,7 persen (yoy).

Selain itu, ia menyebutkan penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,5 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen (yoy).

Aktiva luar negeri bersih pun juga meningkat 1,8 persen (yoy) seiring tetap tingginya cadangan devisa, meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya