Uang Beredar RI Tembus Rp 9.239,9 Triliun per Februari 2025

Bank Indonesia mencatat perkembangan uang beredar ini didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,4% (yoy) dan uang kuasi sebesar 1,8% (yoy)

oleh Tira Santia Diperbarui 21 Mar 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2025, 14:00 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2025 tumbuh lebih tinggi. Posisi M2 pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp9.239,9 triliun atau tumbuh sebesar 5,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 5,5% (yoy).

"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,4% (yoy) dan uang kuasi sebesar 1,8% (yoy)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, dikutip dari laman BI, Jumat (21/3/2025).

Ramdan menjelaskan, perkembangan M2 pada Februari 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.

Penyaluran kredit pada Februari 2025 tumbuh sebesar 9,0% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.

"Aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 4,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 2,4% (yoy)," ujarnya.

Di sisi lain, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) terkontraksi sebesar 5,7% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 14,1% (yoy).

Uang Primer

Sementara itu, Uang Primer (M0) adjusted pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp1.882,7 triliun, tumbuh 13,0% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 13,2% (yoy).

"Berdasarkan komponen M0 adjusted, Uang Kartal tumbuh sebesar 9,8% (yoy), sementara Giro Bank Umum di BI adjusted tumbuh sebesar 5,1% (yoy)," ujar Ramdan.

 

Promosi 1

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)

FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Tumpukan mata uang Rupiah, Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Penghimpunan DPK pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp8.612,5 triliun, atau tumbuh 5, 1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya (4,8%, yoy).

Berdasarkan golongan nasabah, DPK korporasi tumbuh sebesar12,9% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 14,1% (yoy). Sementara itu, DPK perorangan terkontraksi sebesar 1,8% (yoy), membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 3,4% (yoy).

Pada Februari 2025, tabungan dan simpanan berjangka tumbuh masing-masing sebesar 6,8% (yoy) dan 3,5% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh masing-masing sebesar 6,2% (yoy) dan 2,6% (yoy). Di sisi lain, giro tumbuh sebesar 5,3% (yoy) setelah pada Januari 2025 tumbuh sebesar 6,2% (yoy).

 

Perkembangan Kredit

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Adapun BI mencatat, pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Februari 2025 tetap kuat. Penyaluran kredit pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp7.684,1 triliun, atau tumbuh 9,0% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya. Penyaluran kredit kepada debitur korporasi dan perorangan tumbuh masing-masing sebesar 14,7% (yoy) dan 2,7% (yoy).

Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Modal Kerja (KMK) pada Februari 2025 tumbuh sebesar 6,2% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,8% (yoy).

Perkembangan KMK terutama bersumber dari pertumbuhan sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan, serta sektor Pertambangan dan Penggalian.

Kredit Investasi (KI) pada Februari 2025 tumbuh sebesar 13,4% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan Januari 2025 sebesar 12,0% (yoy), terutama bersumber dari sektor Industri Pengolahan, serta sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih.Sementara itu, Kredit Konsumsi (KK) pada Februari 2025 tumbuh sebesar 9,4% (yoy), relatif stabil dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,5% (yoy), didorong oleh perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dan Kredit Multiguna.

Adapun penyaluran kredit properti tumbuh sebesar 6,9% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan Januari 2025 sebesar 6,8% (yoy), terutama berasal dari pertumbuhan kredit real estate (6,4%, yoy) dan kredit konstruksi (0,5%, yoy). Sementara itu, kredit KPR dan KPA tumbuh sebesar 10,5% (yoy).

Selanjutnya, BI mencatat penyaluran kredit kepada UMKM pada Februari 2025 tumbuh sebesar 2,1% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 2,5% (yoy).

"Pertumbuhan kredit UMKM terutama pada skala kecil (7,9%, yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit UMKM pada Februari 2025 dipengaruhi oleh Kredit Investasi (6,5%, yoy) dan Kredit Modal Kerja (0,5%, yoy)," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya