Telkom Bakal Gelar Kabel Bawah Laut Internasional Asia Tenggara-Eropa

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) akan menggelar kabel bawah laut Asia Tenggara-Eropa

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Mar 2022, 12:30 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2022, 12:30 WIB
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) akan menggelar kabel bawah laut Asia Tenggara-Eropa
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) akan menggelar kabel bawah laut Asia Tenggara-Eropa (dok: Telkom)

Liputan6.com, Jakarta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin), kembali bergabung pada konsorsium sistem komunikasi kabel laut internasional Southeast Asia-Middle East-Western Europe 6 (SEA-ME-WE 6).

Hal ini resmi diumumkan pada akhir Februari 2022, seiring dengan dimulainya konstruksi sistem kabel bawah laut sepanjang 19.200 km, yang menghubungkan beberapa negara antara Asia Tenggara dan Eropa. Pada 2014 lalu, Telin turut serta dalam mega proyek konsorsium SEA-ME-WE 5.

Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono, menyambut baik kehadiran SEA-ME-WE 6. Dia menyatakan dukungan penuh TelkomGroup untuk turut serta dalam konsorsium mega proyek infrastruktur internasional ini.

"Partisipasi Telin dalam SEA-ME-WE 6 akan memperkuat infrasruktur kabel internasional Telkom Group yang ditargetkan dapat meningkatkan kualitas akses broadband yang lebih cepat, dan memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan," ujarnya, Kamis (3/3/2022).

Konsorsium SEA-ME-WE 6 terdiri dari berbagai operator besar dari berbagai negara di dunia. Antara lain, Bangladesh Submarine Cable Company, Bharti Airtel Ltd (India), Dhiraagu (Maladewa), Djibouti Telecom, Mobily (Arab Saudi), Orange (Prancis), Singtel (Singapura), Sri Lanka Telecom, Telecom Mesir, Telekom Malaysia, Telin (Indonesia), dan Trans World Associates (Pakistan).

SEA-ME-WE 6 menghubungkan banyak negara, termasuk Indonesia dari Singapura (Asia) hingga Prancis (Eropa) dengan melintasi Malaysia, Bangladesh, Sri Lanka, Maladewa, India, Pakistan, Djibouti, Arab Saudi, dan Mesir.

 

Spesifikasi Tinggi

Peta kabel telekomunikasi bawah laut dunia
Peta kabel telekomunikasi bawah laut di dunia. (Doc: Submarine Cable Map)

SEA-ME-WE 6 hadir dengan menawarkan salah satu latensi terendah yang tersedia antara Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa Barat, dengan kemampuan transfer lebih dari 100 terabyte per detik atau setara dengan 40.000 video berdefinisi tinggi setiap detik.

Infrastruktur ini akan memiliki kapasitas kabel serat optik dua kali lipat dibandingkan dengan infrastruktur SEA-ME-WE sebelumnya.

Chief Executive Officer Telin, Budi Satria Dharma Purba, sangat antusias mengenai pembangunan sistem kabel laut SEA-ME-WE 6 yang akan menambah infrastruktur global perseroan yang sudah ada.

"SEA-ME-WE 6 akan menghubungkan 10 Negara membentang dari Asia Tenggara menuju Eropa. Dengan perluasan konektivitas ke Indonesia menggunakan sistem komunikasi kabel laut Telin yang sudah ada, untuk memberikan akses broadband lebih cepat kepada pengguna," paparnya.

Budi mengatakan, pihaknya telah lama melihat lonjakan permintaan untuk internet cepat. Itu terjadi karena perubahan tren seperti pengaturan kerja yang fleksibel, streaming video, dan gaming.

"Telin berkomitmen untuk mendukung pengembangan ekosistem digital Indonesia menuju internasional. Berkolaborasi dengan perusahaan berskala global di SEA-ME-WE 6, Telin siap melayani konektivitas nasional dengan teknologi yang andal," tutur dia

 

Jaringan Lebih Cepat dan Stabil

Kabel listrik  bawah laut Sumatera dan Bangka milik PLN
Kabel listrik bawah laut Sumatera dan Bangka milik PLN (dok: PLN)

Dengan tuntutan konektivitas yang tidak dapat diprediksi, SEA-ME-WE 6 menawarkan rute alternatif untuk lalu lintas komunikasi yang padat antara Asia dan Eropa. Kemudian untuk memperkuat jaringan keseluruhan masing-masing mitra konsorsium melalui landing point baru trans-Mesir.

Fleksibilitas tambahan ini memungkinkan penyedia layanan dalam konsorsium dapat dengan cepat meningkatkan kapasitas, mengamankan trafik, dan menurunkan total biaya kepemilikan jaringan. Sistem komunikasi kabel laut ini diharapkan selesai pada kuartal pertama 2025.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya