Pesawat China Eastern Airlines Jatuh, India Pantau Serius Kondisi Pesawat Boeing 737 di Negaranya

Pesawat China Eastern Airlines Boeing &37-800 jatuh pada Senin, 21 Maret 2022

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 23 Mar 2022, 13:55 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2022, 13:55 WIB
Pesawat China Eastern Airlines
Pesawat China Eastern Airlines. (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Boeing 737 di India kini berada di bawah "pengawasan yang ditingkatkan" menyusul pesawat China Eastern Airlines jatuh di China.

Diketahui bahwa pada Senin kemarin (21/3), pesawat China Eastern Airlines jatuh di sebuah wilayah pegunungan di China. 

Pesawat jenis Boeing 737-800 itu diketahui membawa 132 penumpang dengan rute dari Kunming menuju Guangzhou. 

"Keselamatan penerbangan adalah masalah serius dan kami sedang mempelajari situasinya dengan cermat," kata Arun Kumar, kepala Direktorat Jenderal Asosiasi Sipil India, dikutip dari BBC, Rabu (23/3/2022).

Adapun pernyataan dari maskapai India, yang juga menggunakan pesawat Boeing 737, di antaranya adalah SpiceJet India, Vistara dan Air India Express.

"Untuk sementara, kami fokus pada peningkatan pengawasan armada 737 kami," demikian pernyataan bersama ketiga maskapai tersebut.

Sementara itu, Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) mengatakan "tidak ada informasi saat ini yang akan menjamin tindakan keselamatan sehubungan dengan pesawat 737-800 di Eropa".

"Seperti semua penyelidikan keselamatan, kami berhubungan dengan otoritas desain pesawat," kata seorang juru bicara EASA kepada BBC.

"Kami akan memantau temuan dari penyelidikan dengan cermat dan mengambil tindakan keamanan yang diperlukan," lanjut badan tersebut.

Boeing Berkontribusi Selidiki Kecelakaan China Eastern Airlines

China Eastern Airlines
Pesawat maskapai China Eastern Airlines (dok. Instagram @chinaeasternna/https://www.instagram.com/p/B66Gj-ZnYzv/)

Adapun pernyataan dari Boeing yang mengatakan pihaknya membantu penyelidikan kecelakaan di China dan berkomunikasi dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS.

"Kami telah berkomunikasi erat dengan pelanggan kami dan otoritas pengatur sejak kecelakaan itu, dan telah menawarkan dukungan penuh dari para ahli teknis kami untuk penyelidikan yang dipimpin oleh Administrasi Penerbangan Sipil China," kata Chief Executive Boeing David Calhoun.

Dia menambahkan bahwa perusahaan akan melakukan "semua yang kami bisa untuk mendukung pelanggan kami dan penyelidikan kecelakaan selama masa sulit ini, dipandu oleh komitmen kami terhadap keselamatan, transparansi, dan integritas di setiap langkah".

Diketahui, ada 4.208 unit pesawat penumpang Boeing 737-800 yang beroperasi di berbagai negara, menurut perusahaan analisis penerbangan Cirium, dengan lebih dari seperempatnya berbasis di China.

Boeing 737-800, yang pertama kali diproduksi pada akhir 1990-an, memiliki catatan keselamatan yang kuat.

Pesawat yang jatuh dalam kecelakaan di China itu bahkan berusia kurang dari tujuh tahun.

Sejauh ini, penyelidik masih mencari penyebab kecelakaan di daerah pegunungan Guangxi dan sedang mencari black box pesawat untuk mendapatkan informasi.

"Mengingat masalah Boeing dengan 737 MAX, ada kemungkinan konsumen tidak ingin menerbangkan 737 sampai penyebab kecelakaan China Eastern ditentukan, bukan karena masalah desain atau manufaktur," kata Cai von Rumohr, seorang analis di bank investasi Cowen.

"Oleh karena itu, menemukan penyebab kecelakaan akan sangat penting," jelasnya.

Infografis Penyelidikan dan Dampak Jatuhnya Pesawat China Eastern Airlines

Infografis Penyelidikan dan Dampak Jatuhnya Pesawat China Eastern Airlines. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penyelidikan dan Dampak Jatuhnya Pesawat China Eastern Airlines. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya