Negara Tekor Bayar Subsidi BBM, LPG, dan Listrik

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi subsidi BBM, LPG dan listrik tahun ini lebih besar dibandingkan tahun 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2022, 20:38 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2022, 20:34 WIB
20150930-Pom Bensin-BBM-SPBU-Jakarta
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi subsidi BBM, LPG dan listrik tahun ini lebih besar dibandingkan tahun 2021. Terjadi peningkatan volume BBM dan LPG seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat saat ini.

Penggunaan BBM sampai bulan Februari mengalami peningkatan menjadi 1,39 juta kiloliter dari sebelumya hanya 1,18 juta kiloliter. Volume gas LPG juga mengalami kenaikan menjadi 632,7 juta kilogram dari sebelumnya, 603,2 juta kg. Sedangkan jumlah pelanggan listrik bersubsidi ikut naik dari 37,2 juta menjadi 38,2 juta.

Akibatnya, pada periode tersebut terdapat lonjakan pembayaran subsidi sebesar Rp 11,48 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama hanya Rp 10,08 triliun.

"Tahun ini ada lonjakan Rp 11,48 triliun, ini subsidi reguler kita, tapi masih ada sisa pembayaran subsidi tahun 2021 sebesar Rp 10,17 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi APBN KiTa, Jakarta, Senin (28/3/2022).

Sejak tahun lalu kata Sri Mulyani sudah ada kenaikan harga komoditas, namun belum ada perubahan tarif pada pada BBM, LPG dan listrik. Artinya, beban pemerintah membayar subsidi energi ini semakin besar.

"Tahun lalu sudah ada kenaikan komoditas seperti BBM yang sudah mengalami kenaikan, tapi tidak ada perubahan harga. Bahkan masih ada yang mendapatkan diskon listrik," kata dia.

 

Kurang Bayar Terus

Subsidi Listrik PLN.
Ilustrasi Cara Cek Subsidi Listrik PLN. Dok PLN

Akibatnya, tahun lalu terdapat kenaikan signifikan pada subsidi kurang bayar tahun 2021 yakni Rp 10,17 triliun.

Dia memperkirakan subsidi yang dibayarkan pemerintah akan semakin besar karena harga komoditas dunia terus merangkak naik. Sementara pemerintah belum melakukan penyesuaian harga tingkat masyarakat.

"Sampai saat ini harga energi belum ada perubahan, dampaknya subsidi akan lebih besar," kata dia.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya