Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah aktivis Greenpeace dilaporkan berusaha memblokir pengiriman minyak Rusia oleh dua kapal tanker milik Pertamina di lepas pantai Denmark.
Kedua kapal Pertamina dari Rusia itu akan mengirim minyak. Pemblokiran itu dilakukan dalam aksi menyerukan larangan impor bahan bakar fosil dari Rusia, sebagai tanggapan atas invasi di Ukraina.
Baca Juga
"Pada pukul 11.00, para aktivis memulai blokade kapal supertanker Pertamina Prime, mencegah kapal lain mendekatinya dan memblokir pengiriman minyak," kata juru bicara Greenpeace Emma Oehlenschlager, dikutip dari france24.com, Senin (4/4/2022).
Advertisement
Para aktivis itu, yang disebut berjumlah 11 orang, memblokir akses kapal dengan berenang dan menggunakan kayak di sekeliling kapal.
Mereka juga terlihat membawa spanduk bertuliskan 'Berhenti Mengobarkan Perang'.
Sebelum pemblokiran terjadi, sekitar 100.000 ton minyak mentah rencananya ditransfer dari kedua kapal.
"Baru kali ini kami berhasil menghentikan pengiriman. Dalam kasus lain, kapal tanker dialihkan atau dipercepat", ungkap Oehlenschlager.
"Mereka sekarang akan mempertahankan blokade selama mungkin untuk memastikan kapal tidak bisa saling berdekatan untuk melakukan transfer," terangnya.
Dalam dua pekan terakhir, Greenpeace di Denmark telah berusaha memblokir pengiriman minyak oleh kapal-kapal Rusia di wilayah perairan negara tersebut.
Langkah itu merupakan desakan kepada pemerintah untuk melarang pengiriman minyak Rusia di perairannya.
Pertamina Ungkap Minat Membeli Minyak Mentah dari Rusia
PT Pertamina (Persero) sebelumnya telah mengungkapkan rencana memanfaatkan peluang pembelian minyak mentah murah dari Rusia.
Tak hanya Indonesia, India dan China juga sudah memutuskan pembelian minyak mentah dari Rusia.
Dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI yang disiarkan online pada Senin (28/3/2022), Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa dengan revamping Kilang Balongan yang direncanakan rampung pada Mei tahun ini, Pertamina akan lebih fleksibel dalam menerima berbagai jenis minyak mentah.
"Di tengah situasi geopolitik kita melihat ada opportunity untuk membeli (minyak) dari Rusia dengan harga yang baik. Pak Taufik (Dirut PT KPI) sudah melakukan approach untuk itu," kata Nicke dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI.
"Kita akan membeli (minyak Rusia) untuk dicoba dulu di kilang kita," ungkapnya.
Nicke memperjelas bahwa "setelah (minyak) ini bisa masuk, karena kilang yang selesai revamping nanti baru Balongan, maka kita akan melakukan pengadaan dari Rusia".
"Kami sudah koordinasi dengan Kemlu, dengan BI, untuk masalah ini. Gak ada masalah sepanjang perusahaan yang kita deal tidak terkena sanksi. Untuk pembayaran kami juga sudah berkoordinasi, mungkin nanti melalui India," lanjut dia.
Advertisement