Krakatau Steel Klaim Sudah Bayar Utang Rp 3,3 Triliun

Krakatau Steel menyampaikan telah memenuhi kewajiban penyelesaian utang sebesar Rp3,3 triliun sepanjang tahun 2021

oleh Tira Santia diperbarui 11 Apr 2022, 14:11 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2022, 14:11 WIB
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim. (Liputan6.com/JohanTallo)
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) menyampaikan telah memenuhi kewajiban penyelesaian utang sebesar Rp3,3 triliun sepanjang tahun 2021.

Hal itu disampaikan Direktur utama PT Krakatau Steel Silmy Karim, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI terkait Pembahasan Mengenai Industri Baja Nasional, Senin (11/4/2022).

Silmy menjelaskan, Pasca penandatanganan perjanjian restrukturisasi pada Januari 2020, Krakatau Steel telah membayar utang sebesar USD 217 juta atau Rp 3,1 triliun, belum termasuk bunga.

“Jadi, bunga dihitung terpisah kita juga bayar kemudian juga ada utang investasi HSM 2 (pabrik Hot Strip Mill 2) yang saat ini posisinya sudah terbayar kurang lebih sekitar USD 15 juta (setara Rp 215 miliar),” ujarnya.

Dengan demikian, Krakatau Steel telah membayar utang sebanyak Rp 3,3 triliun lebih dari total utang Rp 3,1 triliun ditambah Rp 215 miliar tersebut, selama dalam periode melakukan transformasi dan restrukturisasi.

“Jadi, utang kita sudah berkurang Rp 3,3 triliun dibandingkan saat awal restrukturisasi,” ucapnya.

 


EBITDA

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi meluncurkan logo baru perusahaan jelang hari jadinya yang ke 50 pada 31 Agustus 2020 mendatang.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi meluncurkan logo baru perusahaan jelang hari jadinya yang ke 50 pada 31 Agustus 2020 mendatang.

Lebih lanjut, Silmy mengatakan, meski selama 8 tahun lalu Krakatau Steel selalu mengalami kerugian, namun, dalam kurun waktu 2 tahun berturut-turut periode tahun 2020-2021, Krakatau Steel mengalami keuntungan. Nilai EBITDA maupun pendapatannya (revenue) mencatat nilai tertinggi.

“Revenue nya USD 2,1 miliar 2021 audited, EBITDA nya juga USD 126 juta dan keuntungannya USD 62 juta, kalau dirupiahkan USD 2,1 miliar penjualan kita mencapai Rp 31 triliun,” ujarnya.

Kemudian dari sisi keuntungan mencapai USD 62 juta atau setara Rp 900 miliar, dan bila dibandingkan dengan tahun 2020 penjualan meningkat 59 persen, bahkan keuntungan meningkat hampir 3 kalinya.

“Ini tidak lepas dari pada dukungan dari Kementerian BUMN maupun juga parlemen dan juga Kementerian-Kementerian terkait, dalam upaya mendukung proses transformasi Krakatau Steel,” ungkapnya.

 


Kinerja Terus Membaik

Krakatau Steel
(Foto: Krakatau Steel)

Tak hanya itu saja, Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) kembali mencatatkan kinerja yang semakin baik. Hal itu terlihat, pada kuartal pertama tahun 2022 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 258 miliar.

“Q1 2022 sebagai update memang belum audit tetapi untuk menggambarkan kinerja Krakatau Steel semakin baik di Q1 2022,” kata Silmy.

Di sisi penjualan Krakatau Steel pada kuartal pertama 2022 mencapai kurang lebih USD 647 juta atau setara Rp 10 triliun, padahal masih kuartal pertama, namun kinerjanya sudah baik.

Kemudian, laba bruto Krakatau Steel di kuartal pertama tahun 2021 mencapai USD 68 juta, serta Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) nya sudah mencapai USD 53 juta dan laba bersih USD 18 juta atau setara Rp 258 miliar.


Krakatau Steel Likuidasi MJIS

Krakatau Steel
(Foto: Krakatau Steel)

Direktur utama PT Krakatau Steel Silmy Karim, mengatakan PT Meratus Jaya Iron & Steel (MJIS) akan dilikuidasi, lantaran anak perusahaan ini dinilai sudah tidak efisien untuk dilanjutkan.

Hal itu disampaikan Dirut Krakatau Steel dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI terkait Pembahasan Mengenai Industri Baja Nasional, Senin (11/4/2022).

“Saat ini posisinya MJIS sudah mendapatkan persetujuan untuk likuidasi,” kata Dirut Krakatau Steel Silmy.

Lebih lanjut, Silmy mengatakan saat ini BUMN baja ini memang sedang melakukan transformasi dan restrukturisasi bukan hanya di induk saja, tetapi juga sampai di anak perusahaan, dimana bagi anak perusahaan yang sudah sehat akan masukkan ke subholding.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya