Bantu UMKM Go Digital, Startup Ini Raih Pendanaan Seri A Rp 116 Miliar

UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional perlu melek digital.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2022, 00:24 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2022, 13:50 WIB
CrediBook, mampu menarik lebih dari 500.000 pengguna yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia
CrediBook, mampu menarik lebih dari 500.000 pengguna yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta CrediBook, startup alumni ajang Pahlawan Digital UMKM 2020, baru-baru ini memperoleh pendanaan Seri A sebesar USD 8,1 juta atau setara Rp 116 miliar dipimpin oleh Monk’sHill Ventures dengan partisipasi Insignia Ventures Partners dan Wavemaker Partners.

Sejak diluncurkan pada tahun 2020 lalu, CrediBook telah mengembangkan dua layanan unggulan yakni aplikasi pembukuan digital yang mencatat lebih dari 12 juta transaksi UMKM yang tersebar di wilayah kabupaten dan desa, serta layanan grosir digital CrediMart, yang mampu meningkatkan omset pedagang grosir hingga 50 persen perhari.

Staf Khusus Presiden Putri Tanjung selaku inisiator ajang Pahlawan Digital UMKM berharap agar lebih banyak startup besutan anak muda Indonesia mengembangkan layanan digital yang inovatif dan solutif atas masalah pelaku UMKM.

“Semoga menginspirasi anak muda Indonesia lain khususnya para inovator digital kita untukterus mengembangkan inovasi digital yang memberdayakan pelaku UMKM Indonesia”, ujar Putri Tanjung.

CrediBook yang merupakan bagian dari network Pahlawan Digital UMKM diharapkan bisa turut membantu target Presiden Jokowi mewujudkan 30 Juta UMKM Go Digital pada 2024.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendukung langkah startup seperti CrediBook dalam upaya digitalisasi UMKM Indonesia.

“Terus lahirkan inovasi digital yang membantu UMKM beroperasi secara efisien. Kami terus mendukung. Layanan yang dikembangkan CrediBook dibutuhkan oleh UMKM”, kata Teten.

Gabriel Frans, CEO & Co-Founder CrediBook menjelaskan saat ini CrediBook fokus mendigitalkan pelaku grosir lewat layanan CrediMart.

“Aplikasi CrediBook telah memudahkan pencatatan keuangan usaha. Kini kami fokus mengembangkan CrediMart, platform digital yang membantu toko grosir berjualan dan mengelola pesanan pelanggan secara online. Pendanaan Seri A ini akan digunakan untuk ekspansi CrediMart”, terang Gabriel.

CrediMart bekerja sama dengan toko grosir konvensional dan membantu mereka berjualan kulakan melalui toko online yang disediakan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bangun Ekosistem Digital

Solusi Berdagang Online dengan CrediMart bagi Pelaku UMKM
Karyawan CrediMart mengantarkan pesanan kulakan Toko Esti di Kemang, Jakarta Rabu (01/09/2021). Kolaborasi CrediMart oleh CrediBook dengan grosir konvensional juga berperan dalam meningkatkan pendapatan UMKM di segmen grosir hingga 50% perharinya. (Liputan6.com/HO/Ading)  

CrediMart menyediakan tenaga sales lapangan yang mencarikan pembeli. Pesanan pembeli akan dibelanjakan di toko grosir konvensional rekanan CrediMart dan dapat dipantau lewat aplikasi khusus.

“CrediMart sudah beroperasi di lebih dari 40 kota di Indonesia. Sejak diluncurkan pada September 2021 lalu, penjualan di CrediMart tumbuh 37,5 kali lipat. Rekan grosir kami juga merasakan manfaat yaitu peningkatan omset harian hingga 50 persen”, jelas Gabriel.

Sebagai mitra strategis pemerintah, Teten melihat CrediBook telah mampu menjadi perusahaan teknologi yang memiliki komitmen tinggi untuk membangun ekosistem digital bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia melalui digitalisasi cara kerja.

“CrediBook telah memberikan peluang bagi UMKM untuk memiliki ekosistem yang terintegrasi secara digital dan berkelanjutan,” katanya.

Lebih lanjut, Gabriel mengatakan CrediMart akan meningkatkan kerja sama dengan lebih banyak toko grosir.

“Layanan CrediMart akan terus kami kembangkan dengan memperluas wilayah operasional dan menambah jenis produk yang dijual. Kami berkomitmen untuk menjadi sahabat bagi lebih dari 200 ribu toko grosir konvensional di Indonesia yang mayoritas masih menjalankan usaha secara manual,” tutup Gabriel.

Digitalisasi UMKM, Luhut Ingin Rangkul 30 Juta UMKM lewat Gernas BBI

Berburu Produk Murah di Bazar Ramadhan
Pengunjung melihat produk yang di jual saat bazar Ramadhan Persatuan Istri Anggota di Lobby Nusantara III, Senayan, Jakarta, Selasa (19/4/2022). Bazar Ramadhan ini menampilkan berbagai produk UMKM binaan seperti Kaus, kebaya, batik, aksesoris, busana muslim. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mematok target 30 juta UMKM bisa terdigitalisasi pada 2023. Oleh karenanya, ia berharap Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) bisa menjangkau seluruh provinsi Indonesia di tahun depan.

Adapun Gernas BBI telah berlangsung di 12 provinsi pada 2021 lalu. Acara ini rutin diadakan tiap bulan, dengan target 12 provinsi tambahan pada 2022 ini.

"Gernas BBI tahun lalu menjangkau 12 provinsi, dan di tahun ini juga akan menjangkau 12 provinsi. Setiap bulan kami lakukan sampai 2023 agar Gernas BBI dapat hadir di seluruh provinsi Indonesia," kata Luhut dikutip dari acara Grand Opening Ceremony Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia di Sumatra Barat yang disiarkan virtual, Rabu (13/4/2022).

Berdasarkan capaian sejauh ini, jumlah UMKM yang telah go digital berkat Gernas BBI sudah mencapai sekitar 18 juta unit.

"Jadi dari target kita 30 juta UMKM onboarding, kini sudah 18 juta unit masuk ke digital atau 60 persennya," terang Luhut.

Luhut juga meminta agar setial daerah yang sudah menggelar pameran BBI bisa melanjutkan pendampingan terhadap UMKM. Tak hanya terkait usaha mereka di ekosistem digital, tapi sampai peningkatan transaksi bisnis mereka.

"Tahun ini campaign manager telah mengaktifkan penyempurnaan UMKM melalui 3 tahapan, yaitu opening, pendampingan, harvesting. pada harvesting, kementerian/lembaga selaku campaign manager akan menyampaikan pendampingan 3 bulan dan mengumumkan 5 UMKM artisan champion," tuturnya.

Baru 17,5 Juta UMKM yang Bisa Cicipi Manisnya Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia

Berburu Produk Murah di Bazar Ramadhan
Pengunjung melihat produk yang di jual saat bazar Ramadhan Persatuan Istri Anggota di Lobby Nusantara III, Senayan, Jakarta, Selasa (19/4/2022). Bazar Ramadhan ini menampilkan berbagai produk UMKM binaan seperti Kaus, kebaya, batik, aksesoris, busana muslim. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski saat ini dunia telah memasuki era digital. Namun nyatanya, masih banyak pelaku usaha, khususnya UMKM yang masih belum bisa memanfaatkanya. Bahkan, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM  merilis sebanyak 17,5 juta pelaku UMKM yang baru masuk ke dalam ekosistem online commerce Indonesia. Angka itu sekitar 28 persen, dari 65,6 juta UMKM yang tedaftar di kementerian.

Hal ini menandakan baru sedikit UMKM Indonesia yang bisa masuk ke pasar online dan mencicipi manisnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia di online commerce.

Padahal pasar online bertumbuh pesat dan bisa menjadi target yang empuk bagi UMKM. Berdasarkan data 2021, total transaksi pasar online  mencapai Rp 403 triliun atau tumbuh sekitar 51 persen dari 2020 berdasarkan data yang dirilis secara resmi oleh Bank Indonesia (2021).

Alhasil, dengan angka yang masih sedikit membuat Anggota dan Pengurus Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Sumatera Utara mengadakan seminar oflline-online (hybrid) dengan tema "Memulihkan Bisnis UMKM Pasca Pandemi".

Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya