Jejak Miliarder Rusia Vagit Alekperov yang Mundur Jadi Bos Minyak Usai Disanksi UE

Menyusul sanksi dari negara Barat, Vagit Alekperov mengundurkan diri sebagai CEO perusahaan minyak Rusia Lukoil.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 22 Apr 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2022, 15:00 WIB
Miliarder Rusia Vagit Alekperov. Foto: AP
Miliarder Rusia Vagit Alekperov. Foto: AP

Liputan6.com, Jakarta - Nama Vagit Alekperov menjadi sorotan di berbagai media internasional setelah mengundurkan diri sebagai CEO perusahaan minyak terbesar kedua Rusia, Lukoil. 

Pengunduran ini diumumkan langsung oleh Lukoil dan terjadi beberapa hari setelah Inggris dan Uni Eropa memberikan sanksi kepada Vagit Alekperov dan miliarder Rusia lainnya atas perang di Ukraina.

Namun bagaimana sosok Vagit Alekperov dikenal?

Dilansir dari Forbes, Jumat (22/4/2022) Vagit Alekperov pernah menjadi wakil menteri yang mengawasi industri minyak di Uni Soviet.

Pendidikan terakhir miliarder berusia 71 tahun ini adalah Master of Science in Engineering, Azerbaijan Institute of Oil and Chemistry.

Berawal pada tahun 1991, ketika ia mengambil alih tiga ladang minyak besar yang dikendalikan kementerian dan mendirikan Lukoil.

Di bawah pimpinan Alekperov sebagai CEO sejak 1993, Lukoil menjadi salah satu perusahaan minyak independen terbesar di Rusia.

"Saya telah mengabdikan seluruh hidup saya untuk bekerja. Saya tidak punya teman dan kenalan di luar dunia bisnis saya," ungkap Alekperov.

Dengan kekayaan bersih USD 18,6 miliar, Alekperov memiliki perusahaan kapal Belanda bernama Heesen Yachts. 

Heesen telah membangun dua kapal pesiar untuk Alekperov, termasuk Galactica Super Nova senilai sekitar USD 67 juta, dan superyacht bernama Space yang sebelumnya dikenal sebagai Galactica Plus.

Tak hanya aktif di bisnis minyak, Alekperov ternyata juga menulis buku tentang industri tersebut berjudul "Oil of Russia: Past, Present and Future."

Alekperov yang memiliki sekitar 30 persen saham Lukoil, terkena sanksi AS pada September 2014.

 

Belum Diketahui Alasan Vagit Alekperov Mundur dari Lukoil

Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan

Australia adalah negara pertama yang menjatuhkan sanksi kepada Alekperov pada 8 April 2022 di tengah konflik Rusia-Ukraina.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengumumkan sanksi tersebut, yang juga termasuk 67 entitas Rusia lainnya.

Pekan lalu, Inggris juga mengeluarkan pembekuan aset dan larangan perjalanan, berkoordinasi dengan Uni Eropa, terhadap Alekperov.

Diketahui, beberapa pengusaha Rusia telah mengundurkan diri atau menyerahkan kendali atas perusahaan mereka setelah datangnya serangkaian sanksi dari negara Barat dalam beberapa pekan terakhir di tengah konflik Rusia-Ukraina.

Menurut Forbes, pihak Lukoil tidak mengungkapkan alasan pengunduran diri Alekperov atau siapa yang akan mengambil alih posisinya.

Alekperov dilaporkan memutuskan untuk mengundurkan diri setelah dia dijatuhi sanksi sehingga dia tidak akan mempengaruhi operasi perusahaan, menurut sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Setelah mengundurkan diri, muncul pertanyaan tentang masa depan Lukoil tanpa Alekperov.

Thane Gustafson, seorang profesor di Georgetown Law dan seorang ahli politik sekaligus energi Rusia, mengatakan kepada Forbes bahwa Lukoil adalah "ciptaan pribadi Alekperov sejak awal, dan ia benar-benar mewujudkan jiwa dan substansi Lukoil."

Sebuah sumber yang merupakan pakar industri minyak dan gas Rusia menambahkan bahwa rencana pensiun Alekperov mungkin "diarahkan ke dalam sejumlah keraguan" oleh sanksi.

"Jika dia berpikir, 'Saya akan menjual semua ini, mendapatkan uang tunai dan tinggal di selatan Prancis,' itu tidak masuk akal," kata sumber itu kepada Forbes.

Lukoil menjadi salah satu perusahaan Rusia pertama yang menyuarakan tentangan atas perang di Ukraina pada awal Maret 2022, dan menyerukan penghentian konflik.

"Kami sangat mendukung gencatan senjata yang langgeng dan penyelesaian masalah melalui negosiasi dan diplomasi yang serius," kata dewan direksi perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Kekayaan Miliarder Rusia Susut USD 260 Miliar Gara-gara Perang Ukraina

Ilustrasi Miliarder. Don Unsplash
Ilustrasi Miliarder. Dok Unsplash

Total kekayaan miliarder atau orang terkaya dunia telah merosot dari rekor tertinggi tahun lalu, di tengah penurunan pasar saham global sejak pecahnya konflik Rusia-Ukraina. Saat ini, kekayaan gabungan miliarder di seluruh dunia sebesar USD 12,7 triliun.

Dilansir Jumat (8/4/2022) laporan tahunan majalah Forbes tentang orang-orang terkaya di dunia mengungkapkan bahwa jumlah miliarder berkurang 329 orang, menjadikan totalnya kini sebanyak 2.668.

Disebutkan juga bahwa konflik Rusia Ukraina, yang diwarnai dengan serangkaian sanksi ekonomi membuat mengirim pasar saham Rusia dan rubel anjlok. Hal ini juga membuat jumlah miliarder Rusia berkurang.

Kekayaan miliarder Rusia telah menurun lebih dari USD 260 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Forbes mengatakan penurunan jumlah miliarder dunia dari 2.755 menjadi 2.668 adalah penurunan yang terbesar sejak krisis keuangan 2009, meski sempat naik pada 2021 lalu ketika saham global bangkit dari pandemi.

Salah satu penurunan posisi miliarder dialami oleh Mackezie Scott, yang sekarang berada di urutan ke 30 orang terkaya dunia - dari urutan ke-22.  Kekayaan bersih mantan istri Jeff Bezos itu kini tercatat USD 43,6 miliar.

Di sisi lain, Forbes juga mencatat sekitar 236 orang di dunia menjadi miliarder untuk pertama kalinya. 

Para miliarder baru itu termasuk penyanyi ternama Rihanna, sutradara Lord of the Rings Peter Jackson dan pemodal ventura Joshua Kushner.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya