Ingin Siapkan Dana Darurat dari Penghasilan? Yuk Intip Tipsnya

Dana darurat ini juga penting dimiliki oleh seseorang agar tidak pinjam uang dan mengikis penghasilan untuk kebutuhan lainnya.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Jul 2022, 16:07 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2022, 16:07 WIB
Ilustrasi Dana Darurat. Freepik
Ilustrasi Dana Darurat. Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Dana darurat merupakan dana yang dialokasikan untuk kebutuhan darurat. Salah satu cara mengumpulkan dana darurat tersebut dengan menyisihkan sebagian uang dari penghasilan bulanan maupun tahunan seperti Tunjangan Hari Raya atau THR.

"Dana darurat ini adalah satu tujuan keuangan yang perlu langsung dikumpulkan, banyak banget kondisi darurat yang kita temukan setiap bulannya," ujar Perencana Keuangan Annisa Steviani CFP, AEPP, dalam acara yang digelar secara virtual, Rabu (6/7/2022).

Dana darurat ini juga penting dimiliki oleh seseorang agar tidak pinjam uang dan mengikis penghasilan untuk kebutuhan lainnya. Annisa menyebutkan, persentase dana darurat diambil dari 10 persen penghasilan bulanan. 

"Ditabung pelan-pelan (dana darurat), kita usahakan lebih cepat, karena kalau enggak ada dana darurat kita jadi hutang. Makanya penting banget punya dana darurat," kata dia.

Tak  hanya itu, Annisa juga menegaskan, setidaknya saat mengumpulkan dana darurat ini tujuannya untuk apa dan berapa jumlah uang yang harus dikumpulkan.

"Setidaknya, tahun tujuannya kemana dan berapa yang harus dikumpulkan,” ujar dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ingin Hemat Pengeluaran? Simak Dulu Tips Ini

Ilustrasi keuangan
Mulai menabung dan kumpulkan dana darurat dengan cara efektif yang bisa dilakukan di tengah pandemi virus corona yang melanda. (Foto: Unsplash)

Sebelumnya, beberapa orang sulit menabung karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya tidak memiliki kontrol diri yang baik. Hal tersebut membuat seseorang menjadi tidak hemat dan sulit menabung, lantas bagaimana mengatasinya? 

Annisa Steviani CFP, AEPP mengatakan, alasan orang sulit menabung karena tidak punya self control (kontrol diri) yang baik, tidak takut berhutang, dan tidak punya catatan keuangan.

Selain itu, seseorang juga akan sulit menabung karena mengikuti investasi tanpa tujuan ikut-ikutan hanya demi keuntungan atau terlalu cepat menyerah dalam berinvestasi, serta faktor budaya yang jadi batasan dan menolak pemahaman baru.

"Tidak disiplin karena belum paham pentingnya mengelola uang," kata Annisa dalam acara yang digelar secara virtual, Rabu (6/7/2022).

Bahkan, sejumlah orang juga sulit disiplin dalam mengatur keuangan, salah satunya karena mencari bahagia dengan belanja.

"Banyak orang yang mencari bahagia dengan belanja, dendam masa lalu atas uang, fear of missing out (FOMO), melarikan diri,” kata Annisa.

Meskipun demikian, terdapat beberapa cara untuk mengatur keuangan agar bisa hemat. Misalnya, membuat anggaran pengeluaran dan memilih pos pengeluaran yang bisa dikurangi.

"Apa yang bisa dihemat? Kita cek dulu pengeluaran bulanan kita apa saja," ujar Annisa.

Annisa mencontohkan, pengeluaran bulanan antara lain, cicilan atau kontrakan rumah, makanan, transportasi, listrik dan wifi, sekolah dan les anak, investasi, serta lifestyle.

 

Atur Keuangan

Ilustrasi keuangan
Mulai menabung dan kumpulkan dana darurat dengan cara efektif yang bisa dilakukan di tengah pandemi virus corona yang melanda. (Foto: Unsplash)

Berdasarkan contoh pengeluaran tersebut, Annisa merekomendasikan untuk mengatur keuangan mulai dari cicilan hingga gaya hidup agar tetap bisa hidup hemat.

"Kalau ada sisanya baru lifestyle, kalau dibalik wajar kalau uangnya habis," ujar dia.

Hal yang bisa dihemat salah satunya setelah melakukan anggaran terhadap pengeluaran bulanan, misalnya mengurangi budget makan siang yang terlalu mahal menjadi lebih murah.

Sementara itu, untuk pengeluaran tahunan, seperti keperluan hari raya, zakat, pajak, kurban, premi asuransi, lifestyle, liburan dan lainnya. Annisa menegaskan untuk membuat alokasi pengeluaran setiap tahun untuk apa saja.

"Ada alokasi masing-masing dari kita breakdown dulu tiap tahun pengeluaran apa aja. Jika penghasilan tahunan tidak bisa menutupi pengeluaran tahunan, maka bisa ditutupi dengan penghasilan bulanan,” kata dia.

Ia menuturkan, seseorang bisa menabung dan belanja mewah untuk hal tertentu. "Kita bisa saving dan splurge untuk hal tertentu tapi ada aturannya tentunya. Kita bisa saving dari keinginan,” katanya.

Annisa menguraikan cara menabung menjadi empat bagian, yakni kewajiban vs kebutuhan vs keinginan, pisahkan rekening bank sesuai pos, mengeluarkan uang dengan mindful, dan rencanakan setiap pengeluaran.

"Mengeluarkan uang dengan mindful, itu banyak yang bisa dihemat. Rencanakan setiap pengeluaran,” tutur dia.

Sementara itu, untuk belanja mewah harus menentukan prioritas dan jangka waktunya, beli barang bukan karena FOMO, belanja sesuai kualitas barang, dan hidup sesuai kemampuan. "Kualitas lebih awet, kita belanja sesuai kualitas barangnya,” tutur dia.

Trik Hemat dari Flip

Flip
Flip, perusahaan teknologi keuangan meraih pendanaan Seri B putaran. Pendanaan baru ini membawa total Seri B Flip menjadi lebih dari USD 100 juta.

Sejalan dengan Annisa, Brand dan Social Media Manager Flip, Adhitya Insan Mahaputra juga menjelaskan terkait gerakan untuk mendukung masyarakat menyadari dampak positif dari berhemat melalui campaign Flip Wujudkan Hematmu.

"Flip Wujudkan Hematmu bukan hanya sebatas campaign tapi kita ingin jadi sebuah gerakan untuk mendukung masyarakat  menyadari dampak positif dari berhemat, salah satu yang bisa dihemat yaitu hidden cost atau biaya tersembunyi yang biasanya tak terduga dalam transaksi, ketika sudah diakumulasi nantinya biaya yang sudah dihemat bisa dialokasikan ke keperluan lain," kata Adhit.

Selain itu, Flip juga menjadi salah satu fintek yang membantu orang-orang berhemat dengan tidak memberikan biaya administrasi transfer antar bank dan juga top up dompet digital. 

"Flip itu sendiri untuk semua transfer antar bank dan top up e-wallet tanpa biaya gratis, kecuali ada pengguna ada membatasi limit sampai Rp 5 juta sehari, di atas Rp 5 juta akan kena charge Rp 2.500,” kata Head of Marketing Flip, Andri R Wijaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya