Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah merencanakan pembuatan kampung nelayan yang memiliki daya tarik, tidak hanya budidaya ikan melainkan juga pariwisata.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan pada perkembangan smart fisheries village pihaknya sudah menyiapkan model program tersebut. Ia meminta kepada pihak industri untuk melakukan lebih lanjut model dan investasi dalam program ini.
Baca Juga
Ia menjelaskan program ini tentu akan melibatkan masyarakat dan juga bekerja sama dengan stakeholder yang bersangkutan.
Advertisement
“Saya minta kepada kepala jajaran SDM, tetapi ini kemudian bukan hanya jadi model tetapi kita juga bisa sampaikan kepada pihak industri mereka melakukan jadi kita siapkan model,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam acara Rapat Kerja Teknis BPSDMKP, Selasa (2/8/2022).
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), I Nyoman Radiarta, mengatakan untuk smart fisheries village pada tahun 2022 akan dibuka di 34 lokasi. Sementara untuk saat ini difokuskan pada lokasi di Panambangan.
“Kita masih membentuk satu model jadi kita fokus di Panambangan,” ucap Nyoman Radiarta.
Ia berharap pada pada akhir tahun ini semua pengembangan smart fisheries village sudah selesai. “Kita akan gerak bersama akhir tahun ini sudah jadi,” jelasnya.
Lebih lanjut, untuk potensi ekonomi dalam smart fisheries village tidak hanya dalam aktivitas perikanan pembudidayaan saja tetapi kampung smart ini akan ada pariwisata, ekowisata hingga kuliner.
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
KKP Sulap Desa Nelayan Jadi Modern dan Melek Teknologi
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengubah desa nelayan tradisional menjadi lebih modern. Nantinya pengembangan desa nelayan yang ada saat akan memanfaatkan teknologi.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) I Nyoman Radiarta mengungkap, pengembangan desa nelayan akan menggandeng sejumlah pihak. Pihak tersebut baik dari kementerian lain, BUMN bahkan swasta.
"Tentunya kita tak akan bergerak sendiri, kami melakukan sinergi dengan komponen stakeholder yang ada di luar sana dalam mengembangkan potensi yang ada," kata dia dalam Bincang Bahari Smart Fisheries Village, Kamis (21/7/2022).
KKP ingin mengembangkan kampung nelayan yang sustainable atau berkelanjutan, modern, akselerasi, regenerasi, dan memanfaatkan teknologi. Desa nelayan cerdas ini diharapkan mampu menjadi solusi di tengah perkembangan teknologi.
"Saya kira inilah saatnya kita kombinasikan berbagai teknologi yang ada untuk melakukan pengembangan smart fisheries village tersebut," kata dia.
Nyoman sudah mulai meraba pihak yang bisa diajak kerja sama yaitu Kementerian Desa, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian BUMN, hingga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Advertisement
Gandeng Perusahaan
Dari jajaran BUMN dan swasta KKP akan menggandeng BNI, Telkom, XL Axiata, hingga startup yang berfokus pada teknologi di dunia kelautan dan perikanan.
"Nanti akan ada MoU bersama Kemendes, untuk membangun desa-desa cerdas dan Kemenkop UKM, gimana mengembangkan kelembagaan koperasi di desa tersebut sehingga bisa mendukung program ini," ujarnya.
Di sisi kerja sama dengan perusahaan rintisan, nantinya akan saling mendampingi di sisi pra-produksi, produksi hingga pemasaran yang berbasis e-commerce.
"Kita juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan kerja sama dengan swasta pada bidang pembinaan kepada masyarakat, baik itu CSR (Corporate Social Responsibilities) atau program lainnya," bebernya.