Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menargetkan untuk mengebor 500 sumur di 2022 di Wilayah Kerja atau Blok Rokan di Riau.
Berdasarkan hitungan PHR, biaya untuk mengebor 1 sumur membutuhkan biaya USD 600 ribu sampai USD 2 juta, bergantung pada kedalaman sumur.
Baca Juga
Ini diungkapkan Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A. Suardin saat meninjau salah satu Rig Blok Rokan di Pekanbaru, Riau, Senin (8/8/2022).
Advertisement
"Mungkin sebagai gambaran, (biaya) per sumur kurang lebih USD 600 ribu sampai USD 2 juta tergantung kedalaman sumur tersebut. Belum nanti ada perbaikan-perbaikan infrastruktur gas," jelas dia kepada media massa sepert dikutip Selasa (9/8/2022).
Dia mengatakan pencapaian ini terdorong dari dukungan PT Pertamina sebagai induk usaha dan pemerintah terkait investasi produksi migas.
PHR mencatatkan tingkat produksi sekitar 161 ribu BOPD (barel minyak per hari), jauh lebih baik dibandingkan prediksi yang berada di kisaran 142 ribu BOPD jika tidak melakukan kegiatan masif dan agresif.
Produksi WK Rokan saat ini berkontribusi sekitar seperempat dari total produksi minyak nasional.
Sejak hari pertama alih kelola, PHR langsung tancap gas dengan rencana kerja yang masif dan agresif melalui target pengeboran 400 hingga 500 sumur baru pada tahun 2022. Jumlah rig pengeboran meningkat dari 9 rig menjadi 21 rig pada saat ini.
Jumlahnya akan terus ditambah menjadi hingga 27 rig pada akhir tahun. Begitu juga dengan jumlah rig kerja ulang dan perawatan sumur (WO/WS), dari 25 rig kini menjadi 32 rig WO/WS.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
370 Sumur
Selama setahun sejak alih Kelola, PHR berhasil mengebor lebih dari 370 sumur baru dan melaksanakan lebih dari 15.000 kegiatan WOWS.
Selain pengeboran sumur baru dan pengerjaan ulang sumur, optimalisasi potensi WK Rokan juga ditempuh melalui, di antaranya, penjagaan tingkat base production, pengeboran sumur sisipan, teknologi injeksi air dan uap, Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) hingga pengembangan potensi Migas Non Konvensional (MNK).
PHR juga mengoptimalkan dukungan teknologi --termasuk berbagai inovasi digital dan pemanfaatan atau kecerdasan buatan-- untuk mendorong tercapainya operasi yang selamat, andal dan efisien.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Apresiasi SKK Migas
Apresiasi juga disampaikan SKK Migas selaku institusi yang bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama.
”WK Rokan berhasil meningkatkan produksi melalui rencana kerja yang masif, agresif dan efisien dan berpeluang kembali menjadi produsen terbesar di Indonesia pada tahun ini. WK Rokan masih memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan melalui berbagai terobosan teknologi,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam kunjungan kerjanya di Kompleks PHR Rumbai.
Produksi WK Rokan saat ini berkontribusi sekitar seperempat dari total produksi minyak nasional.
Sejak hari pertama alih kelola, PHR langsung tancap gas dengan rencana kerja yang masif dan agresif melalui target pengeboran 400 hingga 500 sumur baru pada tahun 2022. Jumlah rig pengeboran meningkat dari 9 rig menjadi 21 rig pada saat ini.