386 Kabupaten dan Kota di Luar Jawa-Bali PPKM Level 1

Airlangga melanjutkan, untuk vaksinasi, wilayah di luar Jawa dan Bali ada beberapa yang masih di bawah 70 persen.

oleh Arief Rahman H diperbarui 23 Agu 2022, 15:10 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2022, 15:10 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Webinar Bisnis Indonesia Mid-Year Economic Outlook 2022 bertema Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Global Pasca Pandemi, di Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Webinar Bisnis Indonesia Mid-Year Economic Outlook 2022 bertema Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Global Pasca Pandemi, di Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di luar Jawa dan Bali. Saat ini sebanyak 386 Kabupaten dan Kota di Luar Jawa-Bali PPKM Level 1.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang perkeonomian Airlangga Hartarto sata konferensi pers Ealuasi PPKM.

Airlangga melanjutkan, untuk vaksinasi, wilayah di luar Jawa dan Bali ada beberapa yang masih di bawah 70 persen.

"Adalah Maluku, Papua dan Papua Barat untuk dosis satu, dan 18 provinsi di dosis dua," kata dia pada Selasa (23/8/2022).

Terkait dengan program penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk penanganan kesehatan sudah tersalurkan Rp 34 triliun. Dana ini digunakan untuk klaim pasien, gaji tenaga kesehatan, pengadaan vaksin dan beberapa hal lain.

Sedangkan untuk perlindungan masyarakat sudah digunakan Rp 83 triliun. digunakan untuk Penyaluran bansian sosial Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Prakerja dan beberapa lainnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Imunitas Turun, Apa Perlu Vaksin COVID-19 Tiap 6 Bulan?

Hari Pertama Aturan Baru Naik KA Jarak Jauh
Petugas memeriksa kelengkapan syarat penumpang kereta api jarak jauh sebelum memasuki peron di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Minggu (17/7/2022). PT KAI mulai hari ini kembali memberlakukan syarat wajib bagi penumpang kereta jarak jauh, antara lain tes PCR bagi yang baru vaksin pertama dan tes antigen untuk vaksin kedua sebagai langkah mencegah penyebaran Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Berdasarkan hasil studi, imunitas atau antibodi seseorang dapat menurun setelah 6 bulan pemberian vaksin COVID-19. Lantas, perlukah masyarakat untuk disuntik vaksin COVID-19 setiap 6 bulan sekali?

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengakui adanya antibodi yang turun selang 6 bulan vaksinasi COVID-19 menimbulkan kekhawatiran. Bahwa masyarakat dapat kembali rentan terpapar virus Corona dan antibodi terhadap virus Corona tidak efektif.

Walau kekebalan turun, sistem imun tetap akan merespons apabila virus Corona sewaktu-waktu masuk ke dalam tubuh. Kunci yang terpenting adalah menjaga daya tahan tubuh tetap fit dan sehat, sehingga respons tubuh untuk kekebalan terhadap virus dapat terus aktif.

"Ya memang benar, tingkat kekebalan Anda akan turun, tetapi Anda masih memilikinya. Ingat, jika virus ini masuk ke dalam tubuh Anda, mereka akan membuat respons dan sistem kekebalan manusia sangat, sangat unik," kata Budi Gunadi saat Press Conference The 3rd G20 Health Working Group di Hilton Resort, Nusa Dua Bali pada Senin, 22 Agustus 2022.

"Tetapi itu sangat tergantung pada seberapa baik sistem kekebalan Anda."

Demi menjaga kekebalan tubuh tetap baik, Menkes Budi Gunadi mengingatkan agar tetap rutin menjaga kesehatan, istirahat yang cukup agar tidak lelah, dan mengonsumsi asupan vitamin D.

"Jika Anda sehat, tidak lelah, seperti terus mengonsumsi vitamin D, kadarnya tinggi. Biasanya Anda memiliki sistem kekebalan yang jauh lebih baik daripada jika Anda lelah, tidak sehat, dan tidak mengonsumsi vitamin D," ucapnya.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tergantung Respons Tubuh Masing-masing

Terkait kekebalan, menurut Budi Gunadi Sadikin, setiap individu mempunyai respons berbeda-beda. Persoalan, apakah vaksin COVID-19 perlu disuntikan tiap 6 bulan atau tidak, tergantung pada sistem respons tubuh masing-masing.

"Beberapa orang memiliki respons kekebalan yang lebih baik terhadap orang lain. Jadi, apakah Anda harus melakukan suntikan lagi? Sebenarnya, tergantung pada kondisi Anda," ujarnya.

"Memang benar bahwa tingkat antibodi akan turun setelah enam bulan (suntik vaksin COVID-19), tetapi ketika virus masuk ke tubuh Anda, respons yang Anda harapkan bahkan sistem kekebalan antara orang-orang ya berbeda-beda."

Pada sejumlah orang dengan tingkat kekebalan sangat rendah, respons imun bisa menjadi tinggi saat virus Corona masuk. Sementara itu, ketika virus masuk beberapa orang yang lain bisa saja hanya memiliki respons yang sangat lambat.

"Itu sangat tergantung pada kondisi dasar Anda. Saran saya, jaga kesehatan dan jangan terlalu lelah, terutama jika Anda seorang jurnalis," pesan Menkes Budi Gunadi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya