Pergi ke AS, Sri Mulyani dan Airlangga Bakal Negosiasi Rahasia soal Tarif Trump

Rombongan Sri Mulyani dan Airlangga akan pergi ke Amerika Serikat dalam rangka Spring Meeting 2025 World Bank, seraya bernegosiasi soal pengenaan tarif Trump kepada Indonesia sebesar 32 persen.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana Diperbarui 14 Apr 2025, 14:30 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2025, 14:30 WIB
Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar konferensi pers terkait negosiasi soal tarif resiprokal Donald Trump, Jakarta, Senin (14/4/2025). (Maul/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto akan segera menyerahkan tim untuk berangkat ke Amerika Serikat (AS), guna melakukan negosiasi soal tarif resiprokal dari Presiden AS, Donald Trump.

Sebelum berangkat, sejumlah pejabat negara melaksanakan rapat koordinasi teknis terbatas bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di kantornya, Jakarta, Senin (14/4/2025).

Dalam sesi konferensi pers usai rapat, Airlangga hartarto mengatakan, dirinya bersama sejumlah menteri termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Sugiono akan bertolak ke Negeri Paman Sam pada 16-13 April 2025 mendatang.

"Beberapa menteri ditugaskan oleh Pak Presiden, dan juga hadir Ketua OJK. Sehingga kami akan bertemu dengan USTR, Sekretaris Commerce, dengan Menteri Secretary State, dan juga Secretary Trasury," kata Airlangga.

"Nah, Pak Menlu juga akan berangkat ke Washington DC. Kemudian besok saya dan Ibu Marie (Elka Pangestu, Dewan Ekonomi Nasional) akan berangkat. Zelain dengan Pak Thomas Djiwandono (Wamenkeu), Pak Wamenlu juga akan berangkat. Demikian pula akan berangkat Ibu Menteri Keuangan," paparnya.

Rombongan nantinya juga akan pergi ke Amerika Serikat dalam rangka Spring Meeting 2025 World Bank, seraya bernegosiasi soal pengenaan tarif Trump kepada Indonesia sebesar 32 persen. Namun, Airlangga belum mau membeberkan bentuk negosiasi apa yang akan ditawarkan Pemerintah RI.

"Namanya negosiasi rahasia. Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington," kata dia.

Adapun pertemuan bilateral ini akan menghimpun sejumlah isu yang tak hanya berasal dari sektor perdagangan, tapi juga berkaitan dengan non-trade measures atau non-tariff barrier. Dalam hal ini, Airlangga turut menyinggung soal adanya deregulasi kebijakan terhadap Amerika Serikat.

"Juga terkait dengan investasi dan juga secara resiprokal apa yang Indonesia minta di dalam kerjasama beyond perdagangan. Jadi trade investment dan juga di sektor keuangan. Nah oleh karena itu Ketua OJK juga hadir," imbuhnya.

Tujuannya, untuk memangkas defisit neraca perdagangan Amerika Serikat terhadap Indonesia, yang pada 2024 mencapai USD 17,9 miliar.

"Juga rencana daripada Indonesia untuk mengkompensasikan delta daripada ekspor dan impor yang besarannya USD 18-19 miliar. Nah oleh karena itu secara teknis sudah disiapkan komoditasnya," ucap Airlangga.

"Secara teknis juga Indonesia akan ada selain mengundang investasi Amerika di Indonesia. Indonesia juga akan ada perusahaan yang akan investasi di Amerika," papar dia.

Donald Trump Klaim Para Pemimpin Dunia 'Menjilat' untuk Bersepakat Soal Kenaikan Tarif Resiprokal

Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025).
Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025). (Dok. Chip Somodevilla/Pool Photo via AP)     ... Selengkapnya

Donald Trump mengklaim para pemimpin dunia 'menjilat' untuk menegosiasikan kesepakatan tarif resiprokal atau timbal balik. Ia menyebut bahwa negara-negara tersebut berusaha sangat keras untuk membuat kesepakatan.

Pernyataan Donald Trump tersebut muncul saat tarif yang diberlakukan secara besar-besaran terhadap 184 negara telah memicu kekhawatiran akan resesi dan pertumbuhan ekonomi yang lambat, serta telah membuat pasar global ketakutan.

Dalam laporan The Economic Times yang dikutip Rabu (9/4/2025), Presiden AS Donald Trump mengatakan pada jamuan makan malam Komite Kongres Nasional Republik (NRCC) Selasa (8/4) malam bahwa para pemimpin dunia yang panik dengan tarif yang diberlakukannya secara besar-besaran mulai 'menjilat/memuji' dalam upaya putus asa untuk mengurangi pungutan.

Trump yang menantang mengatakan negara-negara "sangat ingin membuat kesepakatan" dengan Amerika Serikat, sementara ia juga mengecam Partai Republik yang menentang rencana tarifnya.

Pemimpin AS Donald Trump mengklaim ahwa banyak negara menghubunginya dan "menjilat... sangat ingin membuat kesepakatan" setelah ia melancarkan perang tarif yang telah menjungkirbalikkan perdagangan global. Meskipun ia tidak menyebutkan nama negara mana saja, ia mengatakan bahwa mereka meneleponnya dan berkata, "tolong, tolong, Tuan, izinkan saya membuat kesepakatan. Saya akan melakukan apa saja. Saya akan melakukan apa saja, Tuan."

"Saya akan melihat seorang pemberontak dari Partai Republik, seseorang yang ingin berlagak, berkata: 'Saya pikir Kongres harus mengambil alih negosiasi'," kata Trump. "Biarkan saya katakan: Anda tidak bernegosiasi seperti saya bernegosiasi."

Pidato Trump disampaikan di tengah latar belakang ekonomi berupa kerugian pasar yang tajam dan kekhawatiran akan resesi akibat tarif yang diberlakukannya. China adalah negara yang paling terpukul dengan tarif 104 persen untuk semua impor yang dimulai pada hari Rabu (9/4). Tarif ini diberlakukan setelah Tiongkok berjanji untuk "berjuang sampai akhir" dalam perang dagang.

Negara Mana Saja yang Sudah Negosiasi dengan Donald Trump?

Didampingi JD Vance, Presiden Amerika Serikat Donald Trump Temui Pendukungnya di Capital One Arena
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melemparkan pena ke arah kerumunan setelah menandatangani perintah eksekutif selama parade perdana di dalam Capital One Arena, Washington, DC pada 20 Januari 2025. (Jim WATSON/AFP)... Selengkapnya

Pekan lalu, Presiden Donald Trump mengungkapkan bahwa ia melakukan "panggilan telepon yang sangat produktif" dengan To Lam, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, "yang mengatakan kepada saya bahwa Vietnam ingin memangkas Tarif mereka hingga nol jika mereka dapat membuat kesepakatan dengan AS."

Pada hari Senin (7/4), ia berbicara tentang panggilan telepon dengan penjabat presiden Korea Selatan untuk membahas masalah perdagangan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menemuinya di Ruang Oval. Selain itu, Gedung Putih belum merilis rekaman panggilan telepon, apalagi merinci soal upaya 'menjilat' yang dilakukan sejumlah negara terkait kebijakan tarif yang baru diterapkannya.

Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump.
Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya