Program RJIT Dorong Pasokan Air Lancar, Ketahanan Pangan di Pidie Jaya Terjaga

Kementan merealisasikan program RJIT untuk Kelompok Tani Makmur Jaya di Desa Geulanggang, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 24 Agu 2022, 16:47 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2022, 16:47 WIB
Jaringan irigasi.
Ilustrasi jaringan irigasi.

Liputan6.com, Pidie Jaya Program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) Kementerian Pertanian berhasil mendorong kelancaran pasokan air di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Berkat program RJIT, ketahanan pangan di daerah tersebut terjaga dengan baik.

Sebagai informasi, Kementan merealisasikan program RJIT untuk Kelompok Tani Makmur Jaya di Desa Geulanggang, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya. Aliran air yang lancar meningkatkan produktivitas pertanian yang berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan yang dicapai pemerintah.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) kembali menjalankan program RJIT untuk membantu mengembangkan budidaya pertaniannya. Program RJIT, kata Mentan SYL, dapat meningkatkan produktivitas dan Indeks Pertanaman (IP) petani.

“Dalam pertanian, harus selalu ada air. Oleh karena itu, manajemen air menjadi sangat penting,” kata Mentan SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan, program RJIT mampu untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) pada lahan sawah.

"Dalam  pelaksanaan pekerjaan konstruksi  untuk 1 unit kegiatan dapat berupa rehabilitasi/peningkatan saluran irigasi, rehabilitasi/peningkatan fungsi," terang Ali.

Ali menambahkan, program RJIT merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan dari Kementan yang dilaksanakan demi mendukung manajemen air.

“Perlu ditata airnya, misalnya di mana sekundernya, di mana primernya, di mana tersiernya, di mana kuarternya, sehingga air dapat betul-betul dimanfaatkan untuk mencapai tiga kali (panen),” tuturnya.

Standar Teknis Pelaksanaan Program RJIT

Kementan Targetkan 8,2 Juta Hektare Sawah untuk 20 Juta Ton Beras
Petani menanam padi di persawahan di kawasan Tangerang, Kamis (3/12/2020). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dikatakan Ali, Jamil mengatakan, pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Menurutnya, kerusakan atau tidak berfungsinya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi seluruh kinerja sistem irigasi. Pada akhirnya, hal tersebut akan menyebabkan efisiensi dan efektivitas irigasi menjadi berkurang.

Ali berharap, program RJIT dari Kementan dapat meningkatkan infrastruktur jaringan, sehingga mampu meningkatkan fungsi layanan irigasi untuk meningkatkan produktivitas lahan.

Sementara itu, Direktur Irigasi Dirjen PSP Kementan Rahmanto mengatakan, ada beberapa standar teknis yang harus dipenuhi pada pelaksanaan program RJIT tahun 2022. Pertama, kata dia, jaringan irigasi teknis/desa dalam kondisi baik dan tersedia sumber air. Kedua, dimensi  saluran (lebar, tebal dan tinggi) disesuaikan dengan spesifik teknis di lapangan.

"Untuk luas lahan terdampak minimal 50 hektar," paparnya.

Dikatakannya, apabila luasan Poktan/P3A kurang dari 50 hektare, dapat menggunakan potensi luasan Gapoktan/GP3A. "Untuk memenuhi  luasan  minimal  50 hektare, Poktan dapat bergabung dalam satu UPKK. Penetapan nama UPKK menggunakan SK Kepala Dinas Kabupaten," kata Rahmanto.

Rahmanto berharap saluran irigasi tersebut dapat mengairi lahan pertanian sehingga bermanfaat baik bagi pengembangan budidaya pertanian petani.

"Dengan begitu, produktivitas pertanian mereka bisa terus ditingkatkan," ujar Rahmanto.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya