RNI Sudah Terbitkan 16 Resi Gudang Gula Kristal Putih

Bappebti mencatat hingga per 25 Agustus, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah menerbitkan 16 sistem resi gudang (SRG) untuk gula kristal putih.

oleh Arief Rahman H diperbarui 27 Agu 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2022, 13:00 WIB
gula-pasir
Pekerja tengah menata gula pasir di Gudang Bulog Jakarta, Selasa (14/2). Kesepakatan pembatasan harga eceran gula pasir atau gula kristal putih bakan dilaksanakan bulan depan oleh pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat hingga per 25 Agustus, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah menerbitkan 16 sistem resi gudang (SRG) untuk gula kristal putih. Total nilai dari resi tersebut sebesar Rp115,5 miliar.

"Penerbitan resi gudang untuk gula kristal putih di PT RNI saat ini mencapai 16 resi gudang. Total volume 10,05 ton senilai Rp115,5 miliar dan sembilan resi telah dibiayai BJB dengan nilai Rp 53 miliar,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko di Malang, Jawa Timur, Jumat (26/8/2022).

Didid menuturkan, penerbitan resi gudang tidak secara langsung diterbitjan oleh PT RNI, melainkan PT Pabrik Gula Rajawali I dan PT Pabrik Gula Candi Baru, yang notabene sebagai anak usnaha PT RNI.

PT RNI merupakan holding BUMN pangan Indonesia (ID FOOD) sebagai pengelola sistem resi gudang.

Dengan SRG, imbuh Didid, komoditas dapat digunakan sebagai agunan untuk memperoleh pembiayaan tanpa agunan lain. Komoditas tersebut juga dapat menjadi akses pembiayaan yang dapat digunakan pelaku usaha komoditas dari hulu hingga hilir.

Menurut Didid, pembiayaan yang diberikan tentunya dapat membantu likuiditas, baik untuk memperoleh harga yang lebih baik maupun meningkatkan skala usaha. Kementerian Perdagangan dan kementerian/lembaga terkait telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong pelaksanaan SRG secara nasional.

Diharapkan implementasi SRG gula kristal putih ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan menjadi contoh terhadap pabrik gula dan komoditas lainnya di Indonesia.

“Kesuksesan SRG yang berjalan di suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor," ucapnya.

 

Dukungan Pemerintah

PTPN III
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) siap menjadi produsen gula kristal putih (GKP) dengan persediaan atau stok terbesar di Indonesia.

Faktor yang ia maksud adalah, dukungan pemerintah pusat dan daerah serta lembaga SRG yang terlibat. Kemudian, pengelola gudang yang mandiri dan profesional. Lalu dukungan infrastruktur pendukung, dan terciptanya jaringan pemasaran, kelembagaan petani nelayan peternak di lokasi gudang SRG.

Melalui Permendag Nomor 14 Tahun 2021 tentang Barang dan Persyaratan Barang Yang Dapat Disimpan dalam Gudang SRG, pelaksanaan SRG telah mencakup 20 komoditas hingga saat ini. Komoditas tersebut meliputi komoditas pangan (gabah, beras, jagung, ayam karkas beku, kedelai); perkebunan dan hortikultura (kopi, kakao, lada, karet, teh, kopra, pala, gambir, bawang merah); kehutanan (rotan), industri (gula kristal putih); kelautan perikanan (garam, rumput laut, ikan); dan pertambangan (timah).

Didid menyebutkan, hingga saat ini, telah diterbitkan 4.771 resi gudang untuk 16 komoditas seperti gabah, beras, jagung, kopi, rumput laut, kakao, rotan, garam, lada, ayam karkas beku, ikan, kedelai, gambir, bawang merah, gula dan timah.

"Total volumenya 153.783,76 ton senilai Rp2,09 triliun dengan nilai pembiayaan Rp 1,3 triliun," ujarnya.

Penerbitan resi gudang tersebut dilakukan di 174 gudang SRG di 125 kabupaten/kota yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Pelaksanaan SRG tersebut dilaksanakan dengan memanfaatkan gudang yang dibangun Kementerian Perdagangan; instansi terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan dan pemerintah provinsi; dan gudang milik swasta.

 

Sejak 2021

Petani Tebu
Seorang petani membawa tebu untuk dijual di pabrik gula di Modinagar di Ghaziabad, New Delhi, (31/1). Pemerintah India akan fokus pada sektor pertanian dalam anggaran tahunannya yang dirilis pada 1 Februari. (AFP Photo/Prakash Singh)

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditas (PLK) Widiastuti menyampaikan, implementasi SRG untuk gula kristal putih oleh pelaku usaha dimulai saat PT RNI menginisiasi SRG pada 2021.

"PT RNI menginisiasi SRG dengan menjadikan pabrik gula miliknya, yaitu enam gudang di Malang dan empat gudang di Madiun milik PT Pabrik Gula Rajawali I serta dua gudang PT Pabrik Gula Candi Baru di Sidoarjo sebagai pengelola gudang SRG. Total kapasitas gudang dari dua perusahaan tersebut lebih dari 100 ribu ton.Kedua perusahaan telah memperoleh persetujuan sebagai lembaga penilaian kesesuaian untuk gula kristal putih pada 2022,” ungkap Widiastuti.

Pada 2022, PT RNI melakukan kerja sama pembiayaan dengan Bank BJB terkait resi gudang gula kristal putih untuk memperkuat keuangan perusahaan, terutama dalam musim giling yang dimulai dari Mei sampai dengan November.

"Kami berharap implementasi SRG di pabrik gula ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan di tahun-tahun mendatang dan dapat dijadikan contoh bagi industri lainnya dalam melaksanakan SRG untuk memperoleh pembiayaan,” jelas Widiastuti.

Menurut data Bappebti, telah terdapat 108 pengelola gudang SRG yang telah mendapatkan persetujuan dari Bappebti, 231 gudang SRG (baik yang dibangun/dimiliki pemerintah dan swasta) serta 70 lembaga penilaian kesesuaian SRG, yang mendukung pelaksanaan SRG di Indonesia.

“Peningkatan partisipasi pelaku usaha dan kelembagaan di bidang SRG tentu juga berdampak langsung kepada nilai pemanfaatan SRG yang dalam tiga tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan positif," sebutnya.

 

Transaksi Resi Gudang

gula-pasir
Pekerja tengah menata gula pasir di Gudang Bulog Jakarta, Selasa (14/2). Kesepakatan pembatasan harga eceran gula pasir atau gula kristal putih bakan dilaksanakan bulan depan oleh pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia menyampaikan, pada 2020 dan 2021, nilai transaksi SRG tumbuh masing-masing 72 persen dan 170 persen. Pada Agustus 2022, nilai transaksi resi gudang telah mencapai Rp 657,3 miliar atau telah tumbuh 27 persen dibandingkan penerbitan tahun sebelumnya.

Selain itu, Widiastuti menambahkan, nilai pembiayaan berbasis SRG juga mengalami peningkatan. Hingga 25 Agustus 2022, nilai pembiayaan yang disalurkan telah mencapai Rp409,4 miliar atau meningkat 15 persendibandingkan pembiayaan tahun sebelumnya.

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan SRG oleh para petani, petambak, nelayan serta usaha kecil dan menengah, pemerintah telah melakukan penyempurnaan pengaturan skema subsidi resi gudang dengan diterbitkannya PMK No.187/PMK.05/2021. Melalui PMK tersebut, dilakukan penyempurnaan substansi seperti pemberian subsidi margin untuk kredit syariah, penambahan plafon pembiayaan, integrasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan S-SRG, serta hal-hal lain yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan S-SRG.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya