9 Gejala Klasik Diabetes di Usia Muda, Sering Muncul tapi Dianggap Remeh

Mengenali ciri-ciri diabetes di usia muda sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Artikel ini membahas gejala klasik diabetes pada anak muda, seperti sering buang air kecil dan haus berlebihan, serta langkah pencegahannya.

oleh Silvia Estefina Subitmele Diperbarui 08 Mar 2025, 08:15 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2025, 08:15 WIB
Kadar Gula Darah Menjadi Tidak Stabil
Ilustrasi Diabetes Credit: pexels.com/PhotoMIX... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Diabetes melitus, penyakit yang dulu identik dengan lansia, kini juga mengintai generasi muda. Perubahan gaya hidup modern, seperti pola makan tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik, menjadi faktor utama peningkatan kasus diabetes di usia muda. Gejala diabetes pada usia muda seringkali tidak disadari karena mirip dengan kondisi umum lainnya.

Profesor Dr dr Pradana Soewondo SpPD-KEMD mengungkapkan bahwa sekitar 70 persen orang dengan kadar gula darah tinggi, tidak menyadari bahwa sudah masuk dalam kategori diabetes. Namun, pada 30 persen orang dengan kadar gula darah tinggi merasakan gejala. Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-cirinya sedini mungkin untuk mencegah komplikasi serius di kemudian hari.

Berikut informasi lengkap yang dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (8/3/2025).

Gejala Utama Diabetes

Ilustrasi penyakit diabetes
Ilustrasi penyakit diabetes (Photo by Tumisu on Pixabay)... Selengkapnya

Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat berdampak serius jika tidak segera dideteksi dan ditangani. Penyakit ini terjadi akibat gangguan dalam metabolisme gula darah, yang menyebabkan kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala awal diabetes agar dapat segera mengambil langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat.

Berikut adalah beberapa gejala utama diabetes yang perlu diwaspadai:

1. Sering Buang Air Kecil

Salah satu tanda utama diabetes adalah meningkatnya frekuensi buang air kecil. Hal ini terjadi karena kadar gula dalam darah yang tinggi harus dikeluarkan melalui ginjal. "Gula dalam darah yang berlebihan akan dibuang melalui saluran kemih, sehingga kencing menjadi lebih sering dan jumlahnya lebih banyak," ujar Dr. Soewondo, seorang anggota Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).

Akibat dari kondisi ini, penderita diabetes sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil, yang kemudian dapat mengganggu kualitas tidur mereka. Jika seseorang mulai mengalami pola buang air kecil yang tidak biasa tanpa sebab yang jelas, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan kesehatan.

2. Mulut Kering

Mulut kering atau rasa tidak nyaman pada rongga mulut juga sering terjadi pada penderita diabetes. Kondisi ini biasanya berhubungan dengan dehidrasi akibat seringnya buang air kecil. Kurangnya produksi air liur dapat membuat mulut terasa lengket dan bahkan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.

3. Merasa Haus Terus-menerus

Karena sering buang air kecil, tubuh kehilangan banyak cairan, yang pada akhirnya menimbulkan rasa haus berlebihan. Penderita diabetes sering merasa tidak puas meskipun sudah minum banyak air. Rasa haus ini merupakan mekanisme tubuh untuk mengimbangi kehilangan cairan yang terjadi akibat peningkatan kadar gula dalam darah.

4. Merasa Lemah atau Tidak Bertenaga

Penderita diabetes sering merasa lemas atau tidak bertenaga meskipun sudah makan dengan cukup. Dr. Soewondo menjelaskan bahwa kondisi ini terjadi karena gula dalam darah yang tinggi tidak dapat masuk ke dalam sel tubuh untuk diubah menjadi energi. "Karena gula dalam darah tinggi tapi tidak bisa masuk ke dalam sel untuk diubah menjadi tenaga, ini membuat tubuh jadi merasa lemah," jelasnya.

Tubuh yang kekurangan energi akan lebih mudah merasa lelah, bahkan setelah melakukan aktivitas ringan. Jika seseorang sering mengalami kelelahan tanpa alasan yang jelas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

5. Rasa Lapar yang Berlebihan

Penderita diabetes sering mengalami rasa lapar yang berlebihan meskipun sudah makan. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam mengolah glukosa dengan baik. Akibatnya, otak menerima sinyal bahwa tubuh masih membutuhkan makanan, sehingga keinginan untuk makan terus meningkat.

Rasa lapar yang tidak terkendali ini dapat menyebabkan penderita diabetes mengonsumsi makanan dalam jumlah besar, tetapi tetap tidak merasa kenyang. Jika seseorang mengalami peningkatan nafsu makan yang tidak biasa, terutama disertai dengan gejala lain, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

6. Berat Badan Turun Secara Drastis

Meskipun penderita diabetes sering merasa lapar dan makan lebih banyak, mereka justru bisa mengalami penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu singkat. Hal ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi dan mulai membakar lemak serta otot sebagai cadangan energi.

Jika seseorang mengalami penurunan berat badan yang cepat tanpa sebab yang jelas, terutama dalam beberapa bulan terakhir, ini bisa menjadi tanda awal diabetes dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

 

Gejala Diabetes Lainnya yang Perlu Diwaspadai

Selain enam gejala utama di atas, Dr. Soewondo juga mengungkapkan bahwa ada beberapa tanda lain yang sering dialami oleh penderita diabetes, antara lain:

Luka yang Sulit Sembuh

Penderita diabetes sering mengalami luka yang sulit sembuh, terutama di bagian kaki. Hal ini disebabkan oleh gangguan pada sistem peredaran darah dan saraf yang membuat tubuh kesulitan dalam proses penyembuhan luka. Jika tidak ditangani dengan baik, luka pada penderita diabetes bisa berkembang menjadi infeksi serius.

Gangguan Penglihatan atau Penglihatan Kabur

Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di mata, yang pada akhirnya menyebabkan gangguan penglihatan atau penglihatan kabur. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi komplikasi serius seperti retinopati diabetik yang berpotensi menyebabkan kebutaan.

Muncul Keputihan pada Perempuan

Pada perempuan, diabetes dapat menyebabkan infeksi jamur yang ditandai dengan keputihan berlebihan. Hal ini terjadi karena kadar gula darah yang tinggi menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan jamur di area genital.

Pencegahan yang Perlu Dilakukan

Diabetes adalah penyakit kronis yang semakin banyak diderita oleh masyarakat di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak dapat mengatur kadar gula darah dengan baik, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti penyakit jantung, gangguan ginjal, hingga kerusakan saraf. Namun, kabar baiknya adalah diabetes, terutama diabetes tipe 2, dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan kebiasaan yang baik sejak dini.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan:

1. Mengatur Pola Makan dengan Seimbang

Pola makan yang sehat merupakan faktor utama dalam pencegahan diabetes. Konsumsi makanan bergizi dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mengurangi risiko obesitas, yang merupakan salah satu faktor pemicu diabetes.

- Kurangi Asupan Gula dan Karbohidrat Olahan

Makanan dan minuman yang mengandung gula tinggi, seperti minuman bersoda, permen, dan kue manis, dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara tiba-tiba. Begitu pula dengan karbohidrat olahan seperti nasi putih, roti putih, dan pasta, yang mudah dicerna oleh tubuh dan cepat meningkatkan kadar gula darah. Sebagai gantinya, pilih karbohidrat kompleks seperti beras merah, roti gandum, dan quinoa yang memiliki serat lebih tinggi dan dicerna lebih lambat oleh tubuh.

- Perbanyak Konsumsi Serat

Makanan tinggi serat seperti sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan kesehatan pencernaan. Serat juga memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga membantu dalam pengelolaan berat badan.

- Batasi Lemak Jenuh dan Lemak Trans

Lemak jenuh dan lemak trans yang banyak ditemukan dalam makanan cepat saji, makanan olahan, dan gorengan dapat meningkatkan risiko resistensi insulin. Sebagai gantinya, pilih lemak sehat dari sumber seperti alpukat, ikan berlemak (salmon dan tuna), minyak zaitun, dan kacang-kacangan.

2. Menjaga Berat Badan Ideal

Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2. Lemak berlebih, terutama di area perut, dapat menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Untuk mencegah diabetes, penting untuk menjaga berat badan dalam kisaran yang sehat.

Jika memiliki berat badan berlebih, upayakan untuk menurunkan berat badan secara bertahap dengan pola makan yang sehat dan olahraga teratur. Penurunan berat badan sebesar 5–10% dari total berat badan sudah cukup untuk mengurangi risiko terkena diabetes secara signifikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya