Mendag Tambah 5 Komoditas yang Bisa Disimpan di Gudang Program SRG, Apa saja?

Penambahan jenis komoditas yang dapat disimpan di gudang dalam Program Sistem Resi Gudang (SRG). dilakukan dengan mempertimbangkan rekomendasi pemerintah daerah, instansi terkait, dan asosiasi komoditas.

oleh Tira Santia diperbarui 13 Jan 2025, 10:45 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2025, 10:45 WIB
Mendag Berikan Kuliah Umum di UGM, Ajak Generasi Muda Dorong Diversifikasi Ekonomi
Menteri Perdagangan Budi Santoso saat memberikan kuliah umum di UGM. (c) Kemendag

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menambah lima komoditas yang dapat disimpan di gudang dalam Program Sistem Resi Gudang (SRG). Kelima komoditas tersebut adalah agar, karagenan, mocaf, pinang, dan tapioka. Dengan penambahan tersebut, total jenis komoditas yang dapat disimpan di gudang SRG menjadi 27 jenis.

Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 tahun 2020 Tentang Barang dan Persyaratan Barang yang Dapat Disimpan dalam Sistem Resi Gudang. Permendag mulai berlaku pada 8 Januari 2025.

“Permendag Nomor 1 Tahun 2025 bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi pemanfaatan SRG dalam mendukung produktivitas dari komoditas pertanian, perkebunan, kelautan dan turunannya. Selain itu, Permendag ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan stabilitas harga jual. Permendag juga bertujuan meningkatkan nilai ekonomi komoditas, baik di pasar dalam negeri maupun tujuan ekspor,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, di Jakarta, Senin (13/1/2025).

Penambahan jenis komoditas yang dapat disimpan di gudang SRG dilakukan dengan mempertimbangkan rekomendasi pemerintah daerah, instansi terkait, dan asosiasi komoditas.

Perubahan ini tetap memperhatikan persyaratan yang diatur dalam Permendag 33/2020. Adapun syarat yang diatur pada Permendag 33/2020 tertuang pada Pasal 3.

Persyaratan tersebut, yaitu memiliki daya simpan paling sedikit tiga bulan, memenuhi standar mutu tertentu, dan memenuhi jumlah minimum komoditas yang disimpan.Permendag 1/2025 merupakan perubahan ketiga terhadap Permendag 33/2020.

Perubahan kedua tertuang dalam Permendag 24/2023 dan mengatur bahwa jumlah komoditas yang dapat disimpan adalah 22 jenis. Sedangkan perubahan pertama, yaitu Permendag 14/2021, mengatur bahwa jumlah komoditas yang dapat disimpan adalah 12 jenis.

Perkuat Sistem Resi Gudang, Kemendag Gandeng Bank Mandiri

PT Mandiri Sekuritas, anak perusahaan Bank Mandiri.
PT Mandiri Sekuritas, anak perusahaan Bank Mandiri.

Sebelumnya, Gerilya Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga untuk mengembangkan sistem resi gudang (SRG) terus berlanjut. Wamen milenial ini diketahui sangat aktif melakukan pendekatan kepada berbagai stake holder agar SRG bisa optimal beroperasi dalam mendukung kestabilan harga dan ketersediaan barang.

Salah satu yang aktif didekati oleh Wamendag adalah dukungan sektor perbankan. Kali ini yang diajak untuk mendukung adalah Bank Mandiri.

“Sektor perbankan penting sebagai back up dalam sektor pendanaan dan transaksi. Karena itu saya mengajak kepada bank-bank, khususnya bank BUMN untuk ikut aktif dalam mendukung SRG. Ini untuk kesejahteraan pelaku usaha dan memberikan manfaat yang besar pada konsumen,” kata Jerry ketika bertemu dengan Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Kamis (29/4/2021).

Potensi ekonomi SRG jika digarap dengan baik menurut Jerry sangat besar. SRG bergerak dalam sektor bahan pokok dan penting yang nilai bisnisnya bisa puluhan dan ratusan triliun. Saat ini ada sekitar 20 bahan pokok dan penting yang masuk dalam skema sistem SRG antara lain beras, jagung, kedelai, bawang merah hingga kopra.

“Secara bisnis sebenarnya sangat besar. Saya yakin perbankan akan sangat tertarik jika bisa mengoptimalkan sisi bisnis ini. Ini akan menjadi bisnis yang berorientasi ganda, terhadap bisnis itu sendiri, terhadap nilai sosial yang besar serta kebermanfaatan dalam sistem perekonomian secara nasional,” tambah mantan anggota Komisi I tersebut.

Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyambut baik ajakan Wamendag tersebut. Menurutnya ini sejalan dengan misi Bank Mandiri untuk memberikan dukungan yang optimal kepada pelaku usaha di sektor UMKM.

Sitem resi gudang selama ini sangat berhubungan dengan UMKM dalam sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Karena itu Bank Mandiri akan mendukung upaya Kemendag mengoptimalkan SRG.

Bangga Buatan Indonesia

Kedua pejabat itu sepakat bahwa pola pengembangan SRG harus bertumpu pada alur value chain yang integrative. Ini agar secara bisnis SRG bisa berjalan secara berkelanjutan dengan menguntungkan semua pelaku, baik di hulu maupun hilir. Tugas pemerintah bersama stake holder terkait adalah menghubungkan mata rantai pasokan dan nilai itu.

“Dari produsen hingga offtaker akhir harus nyambung dengan pembagian keuntungan yang wajar. Dengan demikian, masing-masing pelaku merasa mendapatkan insentif untuk terus aktif berusaha sesuai dengan peran masing-masing,” ata Jerry.

Selain SRG Wamendag dan Dirut Bank Mandiri juga membahas program Bangga Buatan Indonesia yang dalam bulan Juli Kemendag akan menjadi focal pointnya. Rencananya, acara akan dilakukan di Likupang, sebuah destinasi wisata di Sulut yang telah ditetapkan sebagai destinasi super prioritas.

“Bank Mandiri siap memberikan dukungan untuk program BBI. Kami ingin agar pelaku-pelaku ekonomi Indonesia di semua daerah mendapatkan manfaat optimal dari kampanye pemakaian produk dalam negeri ini,” kata Darmawan.

   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya