Pempek, Bakso hingga Martabak Indonesia Unjuk Gigi di Thailand

Indonesia Fair adalah salah satu dari rangkaian kegiatan Trade, Tourism, Investment and Culture Forum yang diselenggarakan oleh KBRI Bangkok, Thailand.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 05 Okt 2022, 21:17 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2022, 20:51 WIB
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Thailand Rachmat Budiman
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Thailand Rachmat Budiman

 

Liputan6.com, Jakarta Promosi produk dan jasa Indonesia di Thailand digencarkan melalui penyelenggaraan Indonesia Fair tanggal 16-18 September 2022 lalu bertempat di salah satu pusat perbelanjaan terkemuka di Bangkok, Siam Paragon.

Indonesia Fair adalah salah satu dari rangkaian kegiatan Trade, Tourism, Investment and Culture Forum yang diselenggarakan oleh KBRI Bangkok.

Mengusung tema Know Indonesia Better, Indonesia Fair diikuti oleh pelaku usaha dari Indonesia yang didukung penuh antara lain oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta, KADIN Indonesia, KADIN Jawa Timur dan Bank Indonesia Jawa Timur.

“Tema ‘Know Indonesia Better’ diangkat agar masyarakat Thailand lebih mengenal Indonesia melalui produk unggulan yang dipamerkan dan penampilan budaya di Indonesia Fair sekaligus ajakan untuk melihat Indonesia secara langsung melalui promosi jasa pariwisata yang ditawarkan”, ungkap Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Thailand Rachmat Budiman, dikutip Rabu (5/10/2022).

Selama tiga hari, produk-produk Indonesia seperti batik, tenun, ecoprint, batik aromaterapi, aksesoris, perhiasan, peralatan rumah tangga, dekorasi rumah, perawatan tubuh, makanan ringan dan kerajinan tangan diserbu pengunjung. Begitu pula produk kopi dan kuliner khas Indonesia yang dijajakan, rendang, pempek, bakso, sate madura, martabak, kue lumpur, lemper, risoles dan kue-kue kering berbasis coklat menggunakan kakao Indonesia.

Pengunjung juga diperkenalkan kepada tari-tarian dan musik tradisional DKI Jakarta, lagu-lagu dan musik Indonesia serta parade wastra nusantara melalui peragaan busana tenun Oerip Indonesia.

“Walaupun hubungan bilateral Indonesia-Thailand telah terjalin lama lebih dari 72 tahun hubungan diplomatik, kegiatan promosi produk dan jasa Indonesia langsung kepada masyarakat Thailand akan terus secara kontinu dilakukan dan menjadi agenda tetap tahunan KBRI Bangkok. Tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan relasi perdagangan kedua negara, terlebih lagi untuk meningkatkan people-to-people contact di level masyarakat”, ujar Rachmat.

 

Koneksi Antara Masyarakat

Tempat-tempat liburan kota yang populer lainnya termasuk Bangkok dan London, keduanya memegang nomor dua dan tiga tempat mereka dalam daftar Euromonitor.
Tempat-tempat liburan kota yang populer lainnya termasuk Bangkok dan London, keduanya memegang nomor dua dan tiga tempat mereka dalam daftar Euromonitor. (Liputan6.com/AFP/Nivolas Asfouri)

Koneksi antara masyarakat kedua negara semakin dipermudah dengan diluncurkannya sistem pembayaran QR (QR payment system). Masyarakat Thailand dapat bertransaksi melalui pembayaran QR (QR payment).

“Secara khusus di Indonesia Fair, pengunjung cukup gunakan aplikasi pembayaran Thailand, scan QRIS merchant Indonesia dan langsung dapat melakukan pembayaran," tutur Rachmat.

Kemudahan bertransaksi dengan sistem pembayaran QR kini dapat dilakukan di Indonesia dan Thailand. Aplikasi pembayaran Indonesia dan Thailand dari lembaga bank dan non-bank yang berpartisipasi sudah dapat digunakan baik di Indonesia dan Thailand.

Tak Cukup Digitalisasi, Ini 3 Kunci Bawa UMKM Naik Kelas

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat melepas penerima beasiswa melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat melepas penerima beasiswa melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan terdapat tiga hal utama untuk mengembangkan ekosistem pemberdayaan UMKM, sebab digitalisasi saja tidak cukup. Digitalisasi harus mempertimbangkan isu-isu pembangunan.

“Sisi dari integrasi juga diperhatikan bahwa inklusivitas mencakup komponen lain, yaitu keterlibatan juga dorongan dan juga penguatan nilai-nilai. Penting bahwa ekosistem pemberdayaan UMKM, dan digitalisasi harus mempertimbangkan isu-isu pembangunan berikut,” kata Menkeu dalam Simposium Tingkat Tinggi G20 GPFI: “Memanfaatkan Digitalisasi untuk Meningkatkan Produktivitas, Berkelanjutan & Inklusif Ekonomi Perempuan, Pemuda, dan UMKM”, Selasa (4/10/2022).

Pertama lebih privat, partisipasi dan keterlibatan. Artinya, Pemerintah harus mengundang lebih banyak fintech crowdfunding sebagai platform keamanan, ekuitas dan juga untuk mendorong lebih banyak e-commerce dan Marketplace guna memainkan peran aktif mereka dalam memberdayakan UMKM.

Kedua, desain ekosistem sebagai saluran untuk menghasilkan champion. UMKM ini termasuk UMKM Juara itu sendiri yang dapat dipromosikan melalui berbagai platform.

Ketiga, bagaimana Pemerintah dapat menarik lebih banyak investasi, sehingga dapat memperluas Jaringan dan sumber pembiayaan bagi UMKM.

Sri Mulyani menjelaskan, ekosistem pemberdayaan UMKM dan digitalisasi sangat diharapkan mampu menyediakan, dan melakukan analisis big data dalam rangka pengembangan produk dan layanan. Hal ini juga dapat memberikan apa yang dibutuhkan UMKM dan nasabahnya untuk benar-benar berkembang lebih jauh.

“Analisis seperti itu yang berasal dari konsumen serta analisis perilaku UMKM pasti akan sangat penting dan juga dapat memberikan pola yang memungkinkan iterasi, dan memajukan Inovasi yang kemudian dapat mengarah pada penjangkauan dan hasil yang ditingkatkan,” ujarnya.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya