Dibanding 2021, BPS Sebut Produksi Padi Akan Meningkat 1,25 Juta Ton Pada 2022

Diperkirakan produksi padi pada tahun 2022 akan mengalami peningkatan.

oleh Fachri pada 17 Okt 2022, 15:10 WIB
Diperbarui 17 Okt 2022, 15:09 WIB
FOTO: Panen Padi Rutin di Kawasan Ujung Menteng
Petani memanen padi dari Sawah Abadi di kawasan Ujung Menteng, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Padi hasil panen tersebut tidak dijadikan beras, tapi dijadikan benih untuk dibagikan kepada kelompok tani yang ada di wilayah Jakarta. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Diperkirakan produksi padi pada tahun 2022 akan mengalami peningkatan. Melalui metode Kerangka Sample Area (KSA) yang digunakan oleh BPS, produksi padi tahun ini diperkirakan mencapai 55,67 juta ton gabah kering giling (GKG). Itu artinya, akan meningkat sebesar 1,25 juta ton gabah kering giling.

"Secara persentase meningkatnya sebesar 2,31 persen apabila dibandingkan tahun 2021 yang hanya sebesar 54,42 juta ton," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa pada Badan Pusat Statistik Setianto saat konferensi pers, Senin (17/10/2022).

Pada tahun ini, diperkirakan akan ada peningkatan sekitar 32,07 juta ton produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk.

”Terdapat peningkatan sebanyak 718,03 ribu ton atau 2,29 persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 31,36 juta ton,” sebutnya.

Peningkatan produksi padi tersebut tidak bisa dilepaskan dari peningkatan luas panen padi nasional. Setianto menyebutkan luas panen padi nasional tahun 2022 mencapai 10,61 juta hektare (ha).

Capaian luas panen tersebut menandakan akan adanya peningkatan sebesar 1,87 persen dibandingkan tahun sebelumnya seluas 10,41 juta hektare. Kenaikan tersebut didorong kenaikan luas panen pada 2022 secara year on year (YoY) yang berasal dari Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat.

"Ketiga provinsi tersebut masing-masing mengalami peningkatan sebesar 81,19 ribu hektar atau 5,06 persen," ujar Setianto.

Dengan demikian, BPS memperkirakan luas panen padi di sepanjang 3 bulan ke depan, yakni Oktober hingga Desember mampu mencapai 1,91 juta hektare, meningkat 0,27 juta hektare atau naik 16,45 persen.

Angka tersebut jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan realisasi luas panen periode tahun lalu yang hanya 1,64 juta hektare.

"Jadi potensi 3 bulan ke depan ini memang perlu dijaga agar tidak terjadi penurunan yang signifikan dikarenakan kondisi iklim selama periode Oktober sampai dengan Desember nanti cukup intens," katanya.

Pengembangan Food Estate

20160704-Pupuk Padi-Karawang- Gempur M Surya
Petani memupuk tanaman padi di Karawang, Jawa Barat, Senin (4/7). Untuk mencapai target swasembada pangan 2016, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 triliun. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Menurut Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri, perluasan lahan panen terus dilakukan seiring kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Salah satunya adalah mengembangkan food estate yang tersebar di sejumlah provinsi.

"Food estate menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri melalui pendekatan ekstensifikasi, selain kita juga tetap berusaha meningkatkan produktivitas pertanaman padi," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan bahwa peningkatan produksi gabah pada tahun 2022 sebesar 2,31 persen dibanding 2021 ini berkat penerapan program terobosan. Mulai dari peningkatan indeks pertanaman, perluasaran areal tanam baru di lahan kering, peningkatan produktivitas, penggunaan benih unggul, dan menggerakan pupuk alami.

"Selain itu, program Kementan pun fokus pada menekan serangan hama penyakit dan dampak perubahan iklim, penerapan mekanisasi alsintan salah satunya melalui taksi alsin combine dan adanya program Komando Stratetegi penggilingan yang mengaktifkan penanganan pasca panen gabah sehingga beras yang dihasilkan berkualitas tinggi," tutur Suwandi.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya