PGE dan ORMAT Kembangkan PLTP Teknologi Binary, Seperti Apa?

Pengembangan PLTP teknologi binary demi mendukung percepatan transisi energi berkelanjutan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 20 Okt 2022, 17:51 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2022, 17:50 WIB
PLTP
Penandatanganan nota kesepahaman PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), bersama PT ORMAT Geothermal Indonesia mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan teknologi binary plant.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), bersama PT ORMAT Geothermal Indonesia sepakat mengembangkan  pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan teknologi binary plant. Potensi pengembangan panas bumi dengan implementasi teknologi binary di wilayah kerja panas bumi PGE dapat meningkatkan kapasitas terpasang hingga 210 megawatt (MW).

PGE yang merupakan bagian dari Subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE) mengembangkan PLTP teknologi binary demi mendukung percepatan transisi energi berkelanjutan. Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto dan Direktur Utama PT ORMAT Geothermal Indonesia di Nusa Dua Bali, Selasa (18/10/2022).

Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto mengatakan kolaborasi joint study untuk pengembangan teknologi binary antara PGE dan ORMAT dapat mengakselerasi pengembangan panas bumi di Indonesia. 

Ahmad menjelaskan teknologi binary unit merupakan fasilitas yang memanfaatkan brine (cairan /air panas bumi) untuk menghasilkan listrik sebelum brine tersebut diinjeksi kembali ke dalam bumi,sehingga dapat menambah kapasitas listrik yang dihasilkan.

Saat ini, teknologi binary telah diaplikasikan di PGE Area Lahendong, Sulawesi Utara dengan kapasitas 500 kW sebagai proyek percontohan penerapan binary cycle di wilayah kerja PGE.

Menurut Ahmad, keunggulan dari teknologi ini dari sisi hulu pembangunan binary unit tidak memerlukan pemboran sumur baru sehingga lebih cepat dan risikonya lebih rendah. Dari sisi konstruksi pembangunannya juga lebih cepat karena sistemnya modular sehingga investasinya juga lebih efisien. “Kami berharap kolaborasi yang dilakukan oleh PGE dan ORMAT ini dapat menjadi milestone perkembangan panas bumi di Indonesia, “ujar Ahmad, Kamis (20/10/2022).

Dalam menjalankan bisnis, lanjut Ahmad, PGE terus berkomitmen untuk mengembangkan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE.

 

Kelola 13 WK

PLTP
Penandatanganan nota kesepahaman PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), bersama PT ORMAT Geothermal Indonesia mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan teknologi binary plant.

Penerapan aspek-aspek ESG ini merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan PGE pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan khususnya panas bumi.

“Komitmen PGE dalam pengembangan energi panas bumi dapat berkontribusi dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan goals ke 7 (energi bersih dan terjangkau), goals 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggungjawab), goals 13 (penanganan perubahan iklim), dan goals 15 (ekosistem darat) pada SDGs (Sustainable Development Goals),” katanya.

PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang sebesar 1,8 GW, sebanyak 672 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skenario Kontrak Operasi Bersama.

Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkonstribusi sebesar sekitar 82% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya