Kasus Robot trading Net89, Pengamat Ingatkan Jangan Gampang Percaya Meski Dipromosikan Artis

Masyarakat ke depan tetap harus waspada akan kasus investasi bodong, meskipun sosialisasi terhadapnya semakin diperketat.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Okt 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi Investasi Bodong (Arfandi/Liputan6.com)
Ilustrasi Investasi Bodong (Arfandi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Kasus investasi bodong masih marak bertebaran, terutama setelah adanya 5 artis yang ikut terseret dalam penipuan berkedok robot trading Net89, seperti Atta Halilintar dan Mario Teguh.

Pengamat sekaligus investor Teguh Hidayat mengatakan, masyarakat ke depan tetap harus waspada akan kasus investasi bodong, meskipun sosialisasi terhadapnya semakin diperketat.

"Namanya investasi bodong tuh akan selalu ada sampai kapan pun, karena itu salah satu bentuk kejahatan. Sampai kiamat istilahnya akan selalu ada investasi bodong ini," ujar Teguh kepada Liputan6.com, Kamis (27/10/2022).

Menurut dia, pelaku investasi bodong akan semakin pintar mengikuti perkembangan zaman dalam melakukan aksinya. Seperti merekrut artis-artis untuk mempromosikan bentuk penipuan tersebut.

"Jadi betul, kesalahannya bukan berarti sepenuhnya artis-artis ini. Tapi kalau bukan karena artis-artis ini, masyarakat tuh sebenarnya tidak akan bergabung dengan investasi bodong ini, dan tidak akan kehilangan uangnya. Makanya benar kemudian dituntut," ungkapnya.

Oleh karenanya, ia pun menghimbau masyarakat untuk terus update dan meningkatkan literasi terhadap bentuk investasi legal. Bukan serta merta percaya kepada toko yang mempromosikannya.

"Jadi pelajarannya apa bagi masyarakat? Berarti public figure sekalipun jangan dipercaya. Kalau dulu mungkin kita bisa percaya sama mereka, tapi sekarang mendingan investasi itu, kita nabung di bank, yang aman-aman aja," bebernya.

"Kalau yang dipromosikan oleh tokoh-tokoh yang mungkin bisa dipercaya, tetap itu enggak jadi jaminan. Jadi itu pelajarannya," kata Teguh.

Selain itu, dia pun meminta masyarakat tidak asal mencerna suatu iklan investasi yang makin meluas hingga ke jajaran media sosial.

"Masyarakat sekarang ini kan udah pintar, sudah bisa membedakan, misal ada investasi yang menawarkan Rp 1 juta, cuman dalam waktu seminggu langsung jadi Rp 2 juta. Itu kan udah enggak masuk akal keuntungan seperti itu," tuturnya.

"Jadi bukan siapa yang promosi, tapi legalitasnya gimana. Mau dia dipromosikan artis yang paling terkenal sekalipun, kalau tidak legal ya ilegal," pungkas Teguh.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya