Pamer IKN Nusantara ke CEO Dunia, LPS Siapkan Investasi Rp 3,8 Triliun

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersama dengan Bloomberg menggelar LPS-Bloomberg CEO Forum 2022, di Bali, pada 11 November 2022 sekaligus mempromosikan Ibu Kota Negara (IKN) kepada calon investor.

oleh Tira Santia diperbarui 11 Nov 2022, 17:38 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2022, 16:50 WIB
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa. LPS bersama dengan Bloomberg menggelar LPS-Bloomberg CEO Forum 2022, di Bali, pada 11 November 2022 sekaligus mempromosikan Ibu Kota Negara (IKN) kepada calon investor.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersama dengan Bloomberg menggelar LPS-Bloomberg CEO Forum 2022, di Bali, pada 11 November 2022. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga mempromosikan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara kepada calon investor.

"Kita promosikan IKN supaya investor mengerti bahwa indonesia serius membangun IKN. Dan disediakan berbagai insentif khusus supaya mereka tertarik investasi. LPS sendiri sangat serius ingin turut membangun IKN," kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, Jumat (11/11/2022).

"Kami pun berkomitmen, jika disediakan lahan untuk berinvestasi sebesar USD 250 juta (Rp 3,8 triliun)  pada tahun depan yang sedianya akan digunakan untuk membangun infrastruktur,” lanjut dia.

Disisi lain, diadakannya LPS-Bloomberg CEO Forum 2022 guna mendukung agenda Presidensi G20 Indonesia, dan ingin menjadikan Indonesia sebagai spotlight di kalangan dunia internasional.

“LPS ingin memberikan spotlight terbaik kepada Indonesia agar isu-isu yang dibahas hari ini juga memberikan solusi-solusi yang nyata untuk mendukung Presidensi G20 oleh Indonesia pada tahun ini," ujarnya.

LPS pun mendukung kegiatan ini dengan mempertimbangkan besarnya eksposur forum ini terhadap masyarakat dunia khususnya para pimpinan perusahaan, ekonom, peneliti, dan investor.

Menurut Purbaya, LPS ingin Presidensi G20 Indonesia benar-benar dapat diperhatikan lewat LPS-Bloomberg CEO Forum 2022. Adapun, beberapa topik yang dibahas antara lain mengenai penguatan sektor kesehatan global, teknologi digital, energi terbarukan, ekonomi hijau, dan Ibu kota Nusantara (IKN) sebagai Ibu kota baru Indonesia yang mengusung konsep green-smart city.

“Kita nanti akan bicara tentang sustainability sehingga menjadi pusat perhatian dunia juga. Terutama kita informasikan keadaan Indonesia yang sangat baik dan mereka pun akan welcome untuk berinvestasi di Indonesia,” ungkapnya.

 

 

 

Pembangunan IKN

FOTO: LPS Jamin Simpanan Nasabah Sampai Rp 2 Miliar
Nasabah melakukan transaksi perbankan di KCU Bank Mandiri Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (26/2/2021). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin simpanan nasabah di bank hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank dengan syarat 3 T. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kemudian, sebagai bagian tidak terpisahkan dari isu sustainability, dalam forum ini juga dibahas tentang konsep, peluang, dan tantangan atas pembangunan IKN sebagai sebuah green and smart city.

Selanjutnya, Purbaya menyatakan, secara umum penyelenggaraan LPS-Bloomberg CEO Forum ini merupakan bentuk dukungan LPS untuk turut menyukseskan gelaran akbar KTT G20 Presidensi Indonesia. Utamanya, berbagai topik yang diangkat dalam forum ini juga telah sesuai dengan agenda prioritas pemerintah dalam KTT G20 kali ini yakni tentang isu kesehatan dan isu sustainability.

“Melalui penyelenggaraan Bloomberg CEO Forum ini kami berharap akan ada dialog-dialog lanjutan yang lebih intens, tidak hanya perlombaan pidato saja, hingga sampai pada inisiatif-inisiatif nyata atas berbagai isu yang dibahas hari ini,” pungkas Purbaya.

Jakarta Dibiarkan Tenggelam Usai Ibu Kota Pindah ke IKN Nusantara?

Pradesain istana negara di Ibu Kota Negara (IKN) baru. Instagram@jokowi
Pradesain istana negara di Ibu Kota Negara (IKN) baru. Instagram@jokowi

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN Nusantara). Salah satu alasan utamanya, karena permukaan tanah terus menurun dan adanya kenaikan permukaan air laut, menyebabkan Jakarta semakin berisiko terkena bencana banjir dan berpotensi tenggelam.

Kendati begitu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan pemerintah pusat tidak akan begitu saja menelantarkan Jakarta, ketika ibukota negara berpindah ke Ibu Kota Nusantara.

"Saya kira walaupun ibukota pindah ke Kalimantan, bukan berarti Jakarta dibiarkan. Jakarta tetap dibangun," tegas Menteri Basuki dalam sesi konferensi pers di sela-sela G20 Special Event, HELP, Water & Disasters di Conrad Hotel, Bali, Jumat (11/10/2022).

Sebagai contoh, Basuki memaparkan, pembangunan Bendungan Karian akan memasok air minum ke wilayah barat Jakarta hingga Tangerang. Sementara di sisi timur, pasokan air nantinya bakal disuplai oleh SPAM Jatiluhur-Juqnda, yang kini sedang underconstruction.

Namun, proyek-proyek tersebut tetap butuh dukungan dari Pemprov DKI dan warga Jakarta. Pasalnya, maraknya penggunaan air tanah berpotensi membuat sekitar 28,08 persen wilayah pesisir utara Jakarta berada di bawah permukaan air laut pada 2035 mendatang.

"Kalau itu semua (proyek penanganan air) sudah jadi, 2030 paling tidak bisa kita penuhi, Pemerintah Jakarta harus bisa mendeklarasikan stop air tanah," seru Menteri Basuki.

Di sisi lain, Menteri Basuki dan Kementerian PUPR pun memberikan dukungan terhadap komitmen pelanjutan proyek normalisasi Sungai Ciliwung oleh Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.

"Kita bangun Jakarta, normalisasi oleh pak Pj Gubernur akan diteruskan. Terowongan sudah hampir selesai. Bendungan sudah hampir selesai, Monas akan dihijaukan, Manggarai akan dibikin stasiun yang besar," tuturnya.

"Jadi untuk pembangunan Jakarta untuk kegiatan ekonominya. Jadi bukan berarti Jakarta ditinggalkan, enggak. Saya kira itu terus dibangun seperti kota-kota lainnya," pungkas Menteri Basuki Hadimuljono.

IKN Jadi Kota Netral Karbon Pertama di Indonesia pada 2045

Kawasan Inti Pusat Pemerintah (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia. (Dok Kementerian PUPR)
Kawasan Inti Pusat Pemerintah (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia. (Dok Kementerian PUPR)

Pemerintah RI dan Asian Development Bank (ADB) meluncurkan kajian ruang lingkup (scoping study) untuk memetakan langkah-langkah bagi Ibu Kota Nusantara (IKN) agar menjadi kota netral karbon pada 2045.

Kajian ini diumumkan di sebuah acara di Pavilion Indonesia di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PPB, COP27. Langkah ini mempertegas komitmen Nusantara untuk ikut berkontribusi dalam nationally-determined contributions (NDCs) sejalan dengan Paris Agreement.

"Sebagai ibu kota berbasis hutan berkelanjutan yang pertama di dunia, IKN Nusantara siap memimpin kontribusi Indonesia di panggung global dalam memitigasi dampak perubahan iklim," kata Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono dalam keterangan tertulis, Kamis (9/11/2022).

Menurut Bambang, kajian ini memberikan momentum dan arah yang jelas bagi IKN untuk menjadi kota netral karbon pertama di Indonesia pada 2045.

Bila telah selesai diterapkan, rencana Nusantara untuk menjaga 65 persen dari kawasannya sebagai kawasan yang dilindungi (melalui proses restorasi dan rehabilitasi) dapat meningkatkan penyerapan karbon, dan memungkinkan IKN menyerap karbon lebih banyak dari yang dilepaskan (net sink) sebelum 2030, sebelum mencapai posisi netral karbon pada 2045.

Langkah yang dilakukan Nusantara juga akan berkontribusi pada target pencapaian nol emisi karbon Indonesia pada 2060, dan pencapaian net sink di sektor lahan pada 2030. Itu selaras dengan NDC Indonesia untuk mendukung Kesepakatan Paris.

"Partisipasi aktif pemerintah provinsi, kota dan kabupaten, yang berada di garda depan implementasi kebijakan nasional sangatlah penting bagi pencapaian komitmen nasional terhadap Kesepakatan Paris," ujar Wakil Presiden Urusan Asia Tenggara, Asia Timur, dan Pasifik, Ahmed M. Saeed.

Infografis Misi Agustus 2024 Upacara HUT RI di Halaman Istana IKN Nusantara
Infografis Misi Agustus 2024 Upacara HUT RI di Halaman Istana IKN Nusantara (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya