Liputan6.com, Jakarta Jelang KTT G20 berbagai rangkaian acara yang mempertemukan para pemimpin industri maupun pemerintahan mulai digelar di Nusa Dua, Bali, pada hari ini (11/11/2022). Salah satu acara yang turut membahas pemulihan ekonomi pasca-pandemi melalui ekonomi digital dan ESG yaitu Bloomberg CEO Forum.
Menariknya selain mengundang berbagai pimpinan perusahaan dari industri yang berbeda seperti finansial dan perbankan, transportasi, hingga kesehatan, acara ini turut mengundang Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, sebagai sesi pembuka, lalu di akhir acara hadir Menteri Koordinator Bid. Kemaritiman & Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca Juga
Membuka acara, Sri Mulyani dengan yakin mengatakan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia masih kuat dan lebih baik dari negara-negara lain. Kebijakan fiskal dirancang secara strategis untuk melindungi ketahanan negara dari berbagai tantangan baik dari segi geopolitik, perubahan iklim, dan teknologi.
Advertisement
“Konsolidasi secara fiskal amat penting untuk menjawab berbagai macam tantangan. Koordinasi antar departemen di pemerintahan juga perlu dijaga. Ini semua agar kita dapat menghadapi dinamika global yang cenderung tak menentu," katanya, Jumat (11/11/2022).
Sri Mulyani juga turut menekankan bahwa komoditas atau sumber daya alam perlu dikelola dengan baik oleh negara. Di mana pemerintah perlu memastikan dari sisi ketersediaan barang (supply) dapat terus terjaga sementara pemasukan rumah tangga juga tetap stabil.
Dia juga menjelaskan bahwa agenda KTT G20 nanti akan membahas krisis energi dan pangan, isu kesehatan, pembangunan berkelanjutan, dan ekonomi serta inklusi digital. Melalui G20, Indonesia dapat berperan aktif dalam membangun perekonomian global.
Jadi Topik Hangat di G20
Ekonomi digital memang menjadi salah satu topik hangat selain dari energi terbarukan yang dibawa dalam rangkaian acara G20. Turut hadir di acara yang sama, CEO Home Credit Indonesia, Animesh Narang, bersama dengan Direktur Utama Bank Permata, Meliza Musa Rusli.
Dia memaparkan bagaimana perusahaan keuangan berperan penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi digital terutama meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.
Animesh Narang mengatakan bahwa sejalan dengan agenda pemerintah, Home Credit terus mendorong inklusi keuangan, di mana Home Credit kini menjangkau 200 kota di Indonesia dengan jumlah pelanggan mencapai 6 juta orang. Home Credit menyalurkan layanan pembiayaan melalui aplikasi digital yang bisa diakses dengan mudah oleh siapa pun.
“Kami yakin bahwa Indonesia siap menghadapi tantangan global. Termasuk Home Credit yang merupakan bagian dari Home Credit Internasional. Kami memiliki pengalaman yang baik dalam menghadapi siklus ekonomi. Kami akan terus berupaya untuk menggenjot inklusi keuangan terutama di luar Pulau Jawa,” terangnya.
Pemanfaatan teknologi merupakan kunci penting untuk terus berekpansi serta bagaimana membina sumber daya manusia yang unggul. Animesh mengatakan bahwa di Indonesia ia membangun tim Data Science untuk menunjang bisnis.
Kapabalitas tim yang ia bangun turut bantu memperluas jangkauan layanan Home Credit dan juga tentunya menguatkan manajemen risiko. Adapun hal ini harus dibarengi dengan kewajiban perusahaan dalam mengelola data secara bertanggung jawab dan mengutamakan keamanan pelanggan.
Advertisement
Peningkatan Literasi Keuangan
Animesh lalu dengan optimis mengatakan bahwa ke depan, Home Credit akan terus berfokus terhadap peningkatan literasi keuangan dan digital. Di mana ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan) menjadi agenda utama bagi Home Credit.
ESG menjadi bahasan yang cukup menarik di acara Bloomberg CEO Forum. Bahkan Luhut yang turut menjadi pembicara di sesi terpisah, menekankan bahwa lingkungan jadi hal utama yang dibahas di G20. Energi terbarukan punya ruang yang masih cukup besar di Indonesia untuk bisa dikelola.
Bahkan pemerintah terus menggenjot target pemakaian moda transportasi listrik terutama di Jakarta. Investasi untuk bisa menumbuhkan industri yang ramah lingkungan sepertinya menjadi salah satu fokus pemerintah di helatan G20.