Rupiah Dibuka Melemah ke 15.725 per Dolar AS, Imbas Sentimen Suku Bunga

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pada Selasa pagi masih terus melemah tertekan oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Nov 2022, 10:15 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2022, 10:15 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pada Selasa pagi masih terus melemah tertekan oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.

Rupiah pagi ini melemah 12 poin atau 0,08 persen ke posisi 15.725 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.713 per dolar AS.

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan data ekonomi AS menunjukkan nilai yang cukup baik, meski suku bunga telah naik cukup tinggi sejak awal tahun.

"Kondisi ini memberikan angin bagi The Fed untuk terus lanjut menaikkan nilai suku bunga untuk melawan inflasi dengan risiko resesi yang lebih rendah dari sebelumnya," ujar Revandra.

Meski demikian, lanjut Revandra, beberapa pendapat menyatakan bahwa laju kenaikan suku bunga The Fed berpotensi lebih lambat dari sebelumnya.

Ia menyampaikan, kondisi suku bunga AS yang tinggi, menyebabkan dolar AS tertarik keluar dari negara lain sehingga timbul masalah kekurangan dolar AS di beberapa negara, termasuk Indonesia.

"Hal ini yang menyebabkan nilai USD menjadi mahal jika dipasangkan dengan rupiah," kata Revandra.

 

Selanjutnya

Ilustrasi dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pasar tengah mempertimbangkan pernyataan yang hawkish dari pejabat Federal Reserve AS, salah satunya Presiden Fed St. Louis James Bullard yang mengatakan bahwa zona suku bunga acuan yang sesuai adalah di antara 5-7 persen, lebih tinggi dari antisipasi pasar.

Sementara itu, Presiden Fed Minnesota Neil Kashkari mengatakan bahwa data satu bulan tidak dapat meyakinkan The Fed secara berlebihan, karena bank sentral harus terus menjalankan kebijakannya sampai mereka yakin bahwa inflasi telah berhenti naik.

Revandra memperkirakan hari ini rupiah berpotensi bergerak di kisaran 15.650 per dolar AS hingga 15.800 per dolar AS.

Pada Senin (21/11) lalu, rupiah ditutup melemah 29 poin atau 0,18 persen ke posisi 15.713 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.684 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya