Dolar AS Turun ke Level Terendah Sejak Juli 2023, Rupiah Menguat

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang anjlok ke level terendah sejak Juli 2023.

oleh Septian Deny Diperbarui 11 Apr 2025, 10:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 10:30 WIB
20161109- Donald Trump Unggul Rupiah Terpuruk-Jakarta-Angga Yuniar
Petugas menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari Jumat 11 April 2025, pagi. Kurs rupiah menguat sebesar 18 poin atau 0,11 persen menjadi 16.805 per dolar AS dari sebelumnya 16.823 per dolar AS.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang anjlok ke level terendah sejak Juli 2023.

"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang anjlok ke level terendah dalam sejak Juli 2023 oleh kekhawatiran resesi di AS dari perang dagang eskalasi tarif AS-China," ucapnya dikutip dari Antara, Jumat (11/4/2025).

Presiden AS Donald Trump telah menegaskan tarif impor AS terhadap China menjadi 145 persen dari sebelumnya 125 persen.

Pada awalnya, Trump menaikkan tarif impor ke China menjadi sebesar 104 persen, yang dibalas oleh Presiden China Xi Jinping dengan total penetapan tarif impor sebesar 84 persen terhadap produk AS.

Kemudian, pada Rabu (10/4/2025), AS kembali menaikkan tarif impor dari China menjadi sebesar 125 persen di tengah penundaan tarif resiprokal terhadap berbagai negara.

Memasuki Kamis (11/4/2025), Trump merevisi tarif impor ke China menjadi 145 persen, yang merupakan batas bawah atau masih berpotensi meningkat ke depan.

Adanya perang tarif meningkatkan kekhawatiran resesi di AS dengan perkiraan 65 persen dari Goldman Sachs dan JP Morgan 60 persen.

Dolar AS juga tertekan peningkatan prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang menyusul data inflasi bulanan AS tercatat menurun dari sebelumnya 0,2 persen month to month (mtm) menjadi minus 0,1 persen (mtm). Begitu pula dengan inflasi tahunan yang turun dari sebelumnya 2,8 persen year on year (yoy) menjadi 2.4 persen (yoy).

Berdasarkan polling CME FedWatch, lebih dari 50 persen menduga The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 75-100 basis points (bps).

"Namun, penguatan (rupiah) diperkirakan akan terbatas di tengah sentimen risk off di pasar ekuitas," ujar Lukman.

Mengacu berbagai faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar 16.700-16.900 per dolar AS.

 

 

Donald Trump Tunda Penerapan Tarif Angkat Rupiah terhadap Dolar AS

20150812-Rupiah-Anjlok
Petugas menghitung uang pecahan US$100 di pusat penukaran uang, Jakarta, , Rabu (12/8/2015). Reshuffle kabinet pemerintahan Jokowi-JK, nilai Rupiah terahadap Dollar AS hingga siang ini menembus Rp 13.849. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penundaan penerapan tarif timbal balik atau resiprokal selama 90 hari kecuali China. Langkah Presiden AS tersebut dinilai mengejutkan seiring tetap pertahankan tarif tinggi.

Seiring sentimen itu berdampak positif terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis, 10 April 2025. Mengutip Antara, Kamis, (10/4/2025),pada penutupan perdagangan Kamis pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik 50 poin atau 0,29 persen menjadi 16.823 dari sebelumnya 16.873.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia melesat ke posisi Rp 16.779 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.943 per dolar AS.

“Pasar mengurangi beberapa ekspektasi untuk resesi AS. Namun, prospek ekonomi jangka pendek tetap tidak pasti, dengan risalah rapat Federal Reserve bulan Maret menunjukkan para pembuat kebijakan gelisah atas inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat,” kata pengamat mata uang Ibrahim Assuabi dalam keterangan tertulis di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis.

Ia menambahkan, kekhawatiran akan resesi mereda setelah Trump mengumumkan perpanjangan 90 hari untuk memberlakukan putaran tarif timbal balik terbarunya, pasar masih tetap waspada terhadap agenda kebijakannya, terutama mengingat perubahan sikapnya baru-baru ini terkait tarif.

"Perang dagang yang meningkat dengan Tiongkok, juga menghadirkan hambatan ekonomi yang berkelanjutan bagi AS, mengingat negara tersebut masih menjadi mitra dagang utama," kata Ibrahim.

 

 

 

Tarif Tinggi untuk China

20150812-Rupiah-Anjlok
Petugas memperlihatkan uang pecahan US$100 dan rupiah di pusat penukaran uang, Jakarta, , Rabu (12/8/2015). Reshuffle kabinet pemerintahan Jokowi-JK, nilai Rupiah terahadap Dollar AS hingga siang ini menembus Rp 13.849. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Terkait tarif, Trump menuturkan, tarif yang sangat besar akan tetap berlaku pada China. Tarif terhadap China akan dinaikkan menjadi 125 persen dari 104 persen setelah China mengumumkan tarif pembalasan tambahan terhadap AS pada Rabu sebelumnya.

“Semua negara lain yang dikenai tarif timbal balik pada Rabu akan melihat tarif kembali turun ke tarif universal 10 persen,” ujar dia seperti dikutip dari CNN.

"Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan Tarif yang dibebankan ke China oleh Amerika Serikat menjadi 125%, berlaku segera," kata Trump dalam unggahan media sosialnya. "Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, Tiongkok akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan negara-negara lain tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima," tulisnya.

Ia mengatakan, belum ada yang berakhir, tetapi pihaknya memiliki semangat yang luar biasa dari negara-negara lain, termasuk China. "China ingin membuat kesepakatan, mereka hanya tidak tahu bagaimana cara melakukannya,"

Meksiko dan Kanada tidak akan menghadapi tarif 10%, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada CNN. Hampir setiap barang yang berasal dari kedua negara akan terus dikenakan tarif sebesar 25%, kecuali jika mereka mematuhi Perjanjian AS-Meksiko-Kanada, dalam hal ini mereka tidak akan menghadapi tarif. Namun, itu tidak berlaku untuk tarif khusus sektor yang telah diberlakukan Trump.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya