Liputan6.com, Jakarta Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja berikhtiar untuk terus memantau perkembangan para alumni peserta Kartu Prakerja, melalui pembentukan komunitas alumni.
Kepala Komunikasi PMO Kartu Prakerja William Sudhana mengatakan, tujuan pembentukan komunitas alumni Kartu Prakerja utamanya terus memberikan pendampingan kepada para eks peserta.
Baca Juga
"Menjawab arahan dari Presiden Jokowi di Temu Alumni Sentul, bahwa alumni perlu diberikan bimbingan dan pendampingan," ujar William kepada Liputan6.com, Selasa (22/11/2022).
Advertisement
Tak hanya itu, kehadiran komunitas alumni juga bakal membantu PMO untuk mensosialisasikan program Kartu Prakerja ke depan. Khususnya untuk para alumni agar bisa mengikuti program-program pendampingan atau pelatihan kerja sampai webinar.
"Kita bisa mendistribusikan pesan tidak hanya via sosmed, tapi juga via community leader ya g tergabung di grup-grup WA. Sehingga distribusinya bisa lebih efektif,* kata William.
Pembentukan komunitas alumni ini pun turut dilakukan PMO Kartu Prakerja dengan membaginya per wilayah, seperti untuk Aceh. Pada Selasa (22/11/2022), PMO Kartu Prakerja melakukan sesi focus discussion group dengan 45 alumni Prakerja dari 23 kabupaten/kota di Aceh.
Acara itu juga dilakukan H-1 sebelum acara temu alumni Kartu Prakerja seprovinsi Aceh, yakni pada Rabu (23/11/2022). Pada kesempatan itu pun turut dibentuk komunitas alumni Kartu Prakerja Aceh.
Pun, turut ditetapkan empat community leader alias kapten untuk mengakomodasi para alumni peserta Kartu Prakerja yang berada di Aceh.
"Simpel sebenarnya, mereka menjadi koordinator di areanya, jika ada informasi-informasi informatif atau ada kegiatan yang jadi manfaat bagi alumni Kartu Prakerja," pungkas William.
Â
Â
Â
Â
Â
Kartu Prakerja Sulap Korban PHK di Aceh jadi Pengusaha Kuliner
Program Kartu Prakerja mengubah nasib seorang Amir (35 tahun), yang sempat pontang panting mencari kerja pasca lulus kuliah di salah satu universitas di Aceh.
Upayanya dalam mencari kerja sempat berbuah hasil saat diterima kerja di salah satu bank ternama. Namun pemutusan hubungan kerja alias PHK gara-gara gagal memenuhi target kerja, membuatnya kembali harus memulai dari nol.
Keputusasaan itu akhirnya membawa Amir, sapaan akrabnya untuk mencoba program Kartu Prakerja guna mempersiapkan diri lebih matang di dunia kerja. Berbekal pelatihan yang ia ambil, kini Amir jadi pengusaha kuliner dengan mengelola sebuah rumah makan khas Aceh milik keluarganya.
Ia bercerita saat lolos gelombang Kartu Prakerja, Amiruddin mengambil pelatihan tentang Aneka Olahan Pisang. Sejak saat itu, Amir tertarik di bidang kuliner. Ilmu yang ia dapatkan pun turut diturunkan m juga kepada istrinya.
Hingga saat ini, istrinya bisa membuka usaha menjual gorengan. Selain itu, Amiruddin juga mengambil pelatihan tentang fotografer bagi pemula. Ilmu fotografernya digunakan untuk memotret produk makanannya, kemudian Ia share di sosial media untuk dipasarkan.
"Awalnya saya gak tahu Prakerja itu apa, sampai akhirnya tahun 2022 saya daftar dan untungnya diterima. Dari situ saya mulai ikuti pelatihan pelatihan di dalamnya. Setelah ikut itu saya merasa ada penambahan keterampilan dari diri saya," ungkapnya saat ditemui di Banda Aceh.
Advertisement
Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah
Untuk saat ini, lewat usaha kuliner Acehnya, Amir mengaku mendapat omset perbulan hingga sepuluh juta. Tidak hanya itu usaha ini juga membuat Amir membuka lapangan kerja baru bagi keluarganya, ia mengaku mempekerjakan sekitar sepuluh orang yang masih satu rumpun dalam lingkup keluarga nya.
"Setelah lulus saya dapat insentif yang sebagian besar saya jadikan modal buat usaha ini," ujarnya.
Menurut data Statistik Program Kartu Prakerja 2020-2022 di Provinsi Aceh, terdapat 440.287 orang penerima bantuan ini. Sebanyak 49 persen diantaranya laki laki, dan 51 persen perempuan.
Jumlah penerima di setiap kabupaten di Aceh pun bervariasi, tertinggi ada di Kabupaten Aceh Utara sebesar 68.066 orang, Kabupaten Bireuen 54.176 orang dan Kabupaten Pidie sebanyak 43.075 orang
Untuk penyaluran insentif sendiri diketahui Aceh mendapat nominal sebesar Rp972 miliar selama periode 2020 sampai 2022 (batch 1-47).
Oleh para alumni Prakerja yang sudah mendapat insentif, menurut data dipaparkan sebanyak 83 persen untuk bahan pangan, 69 persen untuk modal usaha, 63 persen tagihan listrik, 69 persen membeli bensin, dan 55 persen membeli pulsa/internet.Â