Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mengomentari fasilitas Skywalk Kebayoran Lama, yang mengenakan tarif pada para pejalan kaki yang sekadar numpang lewat.
Djoko mewajari Skywalk itu bukan fasilitas umum seperti Jalan Penyeberangan Orang (JPO). Namun, ia bingung kenapa pejalan kaki non pengguna TransJakarta harus tap on/tap out untuk melewatinya.
"Saya pikir kalau untuk DKI buat anggaran segitu mereka kan bisa ya. Seperti layanan public transport, enggak usah bayar lah DKI, daripada jadi polemik. DKI kan uangnya banyak, makin banyak bangun itu kan juga membuat masyarakat lebih senang mau berjalan kaki," ujarnya saat berbincang di Kantor Kemenhub, Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Advertisement
Ia meminta Pemprov DKI Jakarta meniru negara luar, yang memberikan fasilitas terbaik untuk pejalan kaki, tanpa dikenai biaya alias gratis. Menurutnya, pelayanan umum seperti itu harus digencarkan agar masyarakat bisa diajak beralih dari transportasi publik ke angkutan umum.
"Di luar negeri gratis. Justru DKI dengan anggaran banyak buatlah akses pejalan kaki yang bagus-bagus. Ini kalau enggak bayar, dibuat lebih banyak, menunjukkan bahwa DKI peduli dengan pejalan kaki," pintanya.
"Setahu saya belum ada (Skywalk) yang bayar, Singapura juga enggak bayar. Jadi orang dimudahkan menggunakan angkutan umum, jadi lebih merasa aman dan nyaman, apalagi di malam hari," kata Djoko.
Oleh karenanya, ia menyarankan Pemprov DKI Jakarta mau memfasilitasi para pejalan kaki dengan sarana prasarana terbaik dan gratis. Sehingga, masyarakat tidak ikut keberatan secara ongkos menggunakan transportasi publik.
"Pengguna angkutan umum kan pasti pejalan kaki, sehingga dia harus diberikan fasilitas yang bagus juga. Buatlah banyak seperti itu di tempat-tempat lain. Jadi Jakarta bisa jadi kota yang dikenal di dunia," pungkasnya.
Meski Tak Naik Transjakarta, Lewat Skywalk Kebayoran Lama Bayar Rp 3.500
Skywalk Kebayoran Lama yang belum lama ini diresmikan oleh Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menarik perhatian. Pasalnya, dikabarkan pengguna jembatan penghubung ini perlu merogoh kocek atau tarif.
Tarif ini berlaku lantaran adanya gerbang tap in masuk ke kawasan TransJakarta. Sehingga, ada saldo yang terpotong sebesar Rp 3.500 setelah melakukan hal itu.
Pihak manajemen TransJakarta pun buka suara. Kabarnya, terkait tap in atau tap out di Skywalk Kebayoran Lama masih dalam proses pembahasan. Sekretaris Perusahaan TransJakarta Anang R Noor menyampaikan kalau pengelolaannya saat ini masih berada di Dinas Bina Marga (DBM) DKI Jakarta.
"Skywalk Kebayoran Lama dibangun oleh Dinas Bina Marga (DBM) dan saat ini masih dalam pengelolaan DBM," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (6/2/2023) malam.
Advertisement
Evaluasi
Dia tak membantah maupun mengonfirmasi adanya tarif yang dikenakan bagi pengguna Skywalk dari Stasiun Kebayoran menuju ke Halte Velbak. Hanya saja, di menyebut saat ini, masih dalam tahap evaluasi penerapan skema usai diresmikan bulan lalu.
"Saat ini skywalk Kebayoran Lama masih dalam evaluasi antara Transjakarta dan DBM untuk melakukan perbaikan-perbaikan termasuk mengenai aturan tap in dan tap out," ungkapnya.
Perlu diketahui, Skywalk Kebayoran Lama ini menghubungkan stasiun Kebayoran yang melayani kereta rel listrik (KRL) ke Halte Velbak. Sehingga, ini jadi satu akses integrasi moda yang ada di DKI Jakarta.