Liputan6.com, Jakarta - PT KAI (Persero) menginformasikan bahwa penjualan tiket kereta api untuk mudik Lebaran 2023 akan dimulai pada 26 Februari 2023. Pada tahun ini Lebaran akan jatuh pada tanggal 22 dan 23 April.
Kepala Daop 4 Semarang PT KAI Wisnu Pramudyo menjelaskan, tiket Lebaran akan mulai dijual pada 26 Februari 2023. Tiket tersebut untuk keberangkatan mulai 12 April 2023.
Baca Juga
"Tiket untuk angkutan Lebaran bisa dibeli mulai 45 hari sebelum hari keberangkatan," kata Wisnu Pramudyo dikutip dari Antara, Jumat (17/2/2023).
Advertisement
Adapun jumlah tiket yang dijual, kata dia, masih dalam penghitungan karena masih belum bisa diprediksi. "Minimal sama dengan jumlah kursi saat angkutan Natal dan tahun baru lalu," tambahnya.
Kepada calon penumpang, Wisnu mengimbau untuk teliti dalam memilih tanggal dan rute keberangkatan kereta api.
PT KAI sendiri, lanjut dia, akan melakukan pengecekan sarana dan prasarana perjalanan untuk kebutuhan angkutan Lebaran.
Menurut dia, PT KAI ingin memastikan kesiapan sarana, prasarana, serta sumber daya manusianya.
Wisnu mengajak masyarakat menggunakan kereta api untuk perjalanan saat arus mudik Lebaran sebagai moda transportasi yang aman, nyaman, dan tepat waktu.
Menhub Ancang-Ancang Atur Angkutan Lebaran 2023
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi resmi menutup Posko Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Dia juga mencatat sejumlah hal selama periode 19 Desember 2022 hingga 4 Januari 2023 tersebut.
Menhub berujar, berbagai kendala dan temuan selama periode tersebut perlu jadi evaluasi kedepannya. Salah satunya sebagai bekal untuk menghadapi peningkatan pergerakan masyarakat di momen Idul Fitri atau Lebaran 2023.
"Lebaran tinggal 4 bulan, jadi kita harus cermati apa-apa yang relatif tidak terpenuhi dengan baik, di udara, darat, kereta api dan laut. Karena angkutan lebaran akan lebih masif, lebih besar," pesannya dalam Penutupan Posko Angkutan Nataru, Rabu (4/1/2023).
Dia memprediksi adanya kenaikan pergerakan penumpang saat Lebaran 2023 nanti. Ditambah lagi status PPKM yang sudah dicabut pemerintah. Dia juga mengacu pada periode Lebaran 2022 dimana ada peningkatan yang cukup tinggi meski dibarengi dengan aturan PPKM.
"Memang tidak ada kendala di cuaca tetapi demand-nya sangat besar. Saya ingat pada tahun lalu, kita lakukan suatu handling untuk lebaran ini tidak mudah, dan tahun ini dengan PPKM sudah tidak dilakukan lagi, maka ini bisa terjadi suatu peningkatan yang sangat berarti," paparnya.
Menurut catatannya, ada sekitar 10 juta orang yang menggunakan angkutan umum selama periode Nataru. Rinciannya, sekitar 4,2 juta orang saat Natal 2022 dan 6,3 juta orang selama Tahun Baru 2023.
"Kita juga harus persiapkan lebaran dengan baik. Nataru ini kita lihat dengan bagus dengan suatu lesson learn yang akurat," kata dia.
Advertisement
Penumpukan
Salah satu yang jadi perhatian Menhub Budi adalah di sisi rest area di beberapa jalan tol. Mengacu pada penglaman sebelumnya, terjadi penumpukan yang luar biasa di beberapa rest area selama lebaran.
Menhub Budi meminta, adanya perhatian lebih yang diberikan pada titik-titik rest area yang jadi pusat penumpukan. Selain itu, titik keberangkatan juga jadi lokasi yang harus diperhatikan.
"Jadi beberpaa titik-titik keberangkatan, titik-titik perjumpaan, jalan, setelah kemarin kita evaluasi kemungkinan titik banjir, mungkin di lebaran juga, dan rest area menjadi concern," bebernya.
"Saya juga minta ke internal Kementerian Perhubungan melakukan satu pengamatan dengan teliti dan jangan lupa koordinasikan dengan stakeholder. Saya pikir juga perubahan dan terobosan harus dilakukan dengan baik, survei dilajukan akurat berapa jumlah pemudik yang akan terjadi," sambung Menhub Budi Karya.