Rupiah Selasa Sore Ditutup Menguat ke 15.345 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa meningkat seiring meningkatnya selera risiko pasar terhadap aset-aset berisiko.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mar 2023, 17:06 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2023, 17:00 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa meningkat seiring meningkatnya selera risiko pasar terhadap aset-aset berisiko.. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa meningkat seiring meningkatnya selera risiko pasar terhadap aset-aset berisiko.

Rupiah pada Selasa ditutup naik 15 poin atau 0,10 persen ke posisi 15.345 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.360 per dolar AS.

"Rupiah hari ini diperkirakan diperdagangkan menguat terhadap dolar AS seiring dengan melemahnya indeks dolar AS karena meningkatnya risk appetites (selera risiko) terhadap aset-aset berisiko," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova dikutip dari Antara, Selasa (21/3/2023).

Rully menuturkan selera risiko pasar terhadap aset berisiko meningkat sejalan dengan menurunnya kekhawatiran pasar atas usaha bank-bank sentral terhadap penanganan Credit Suisse Bank di Swiss dan meredanya kekhawatiran kenaikan suku bunga yang agresif oleh Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed.

Kekhawatiran akan krisis perbankan global tampak mereda setelah pemberi pinjaman Swiss UBS setuju untuk membeli saingannya yang kesulitan likuiditas, Credit Suisse, seharga 3,23 miliar dolar AS selama akhir pekan.

Kebijakan The Fed

Pedagang juga menunggu pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve AS yang akan dimulai pada Selasa. Keputusan terbaru Federal Reserve tentang kenaikan suku bunga akan dirilis pada Rabu (22/3/2023) dan menambah lapisan tambahan ketidakpastian bagi investor.

Para pedagang memperkirakan tekanan perbankan akan membuat Federal Reserve menahan kenaikan suku bunga lebih jauh di minggu ini.

Rully mengatakan The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga 25 basis poin (bps) dibanding 50 bps dari perkiraan sebelumnya dikarenakan data-data ekonomi AS yang masih lemah dan kekhawatiran krisis keuangan yang dipicu oleh krisis perbankan.

Menurut alat FedWatch CME, pasar memperkirakan peluang 25 persen bahwa Fed akan bertahan ketika mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada Rabu (22/3/2023), dengan peluang 75 persen untuk kenaikan suku bunga 25 bps.

 

Faktor Internal

Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Dari faktor internal, sentimen positif berasal dari suku bunga acuan yang tetap dipertahankan Bank Indonesia (BI) di level 5,75 persen.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp15.348 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 15.334 per dolar AS hingga 15.359 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa naik ke posisi 15.349 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya 15.372 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya